Musim gugur telah tiba di ibukota seoul korea selatan, jalanan untuk pejalan kaki sudah penuh berserakan dengan daun-daun yang berguguran dari pohon sangat banyak namun itu sungguh indah.
SREK!
seorang pemuda berusia kira-kira delapan tahun berjalan ditrotoar sambil menendang nendang daun yang berserakan dijalan dengan kesal membuat beberapa pejalan kaki melihat padanya dengan heran,
"Kenapa eomma selalu menyuruhku tepat waktu untuk pulang sih!!!" Kesalnya sambil terus menendang nendang daun-daun kering itu, "akukan ingin bermain bersama teman-temanku..." lirihnya sambil tertunduk.
.
.
.
Pemuda itu berjalan dikoridor sekolah yang sudah sepi, dia berjalan begitu lambat pandangannya kosong entah sedang memikirkan apa. Padahal sore itu sangatlah indah... daun-daun kering berguguran dari pohon-pohon yang berjejer disepanjang koridor sekolah dan pantulan terbenamnya matahari membuat semuanya semakin indah, langkah pemuda itu terhenti dan matanya terarah pada daun-daun yang berguguran "cantik..."Hora... ashimoto wo mitegoran kore ga anata no ayumu michi... hora mae wo mitegiran are ga anata no mirai...
Tiba-tiba saja pemuda itu tersentak karna mendengar alunan piano dan suara seorang yeoja bernyanyi dengan bahasa yang asing ditelinganya, kedua kaki pemuda itu tiba-tiba melangkah untuk mencari asal nyanyian itu...
Sono yasashisa wo toki ni wa iyagari... hanareta haha e sunao ni narezu...
Langkah pemuda itu terhenti disebuah ruang kesenian, pemuda itu berusaha mengintip dari cela pintu yang ternyata terbuka sedikit. Pemuda itu tersentak saat ia menemukan seorang yeoja sedang memainkan piano dengan lihai...
Hora ashimoto wo mitegoran kore ga anata no ayumu michi... hora mae wo mitegoran... are ga anata no mirae... mirai e fuka...tte yu...kkuri to aruite yukou...
Yeoja itu telah menyelesaikan satu lagu dengan diakhiri sebuah senyuman simpul. Pemuda yang sedang mengintip yeoja itu sebenarnya ia sedikit takut kalau mungkin yeoja itu adalah sesosok hantu, tapi akhirnya pemuda itu memberanikan diri untuk membuka pintu...
SREG!
Seketika itu juga yeoja itu menoleh pada pintu ruang kesenian, dia cukup terkejut dengan kehadiran seseorang yang masih berada disekolah. Yeoja itu tersenyum pada pemuda yang mengejutkannya, "ternyata masih ada orang disekolah-"
"Apa kau manusia?!" Ucapan spontan pemuda kecil itu membuat yeoja itu terdiam sambil menatapnya bingung, "kenapa diam???"
Tiba-tiba saja yeoja itu terkekeh lalu tertawa membuat pemuda itu bingung "a-apanya yang lucu?!" Teriak pemuda itu gugup.
Tawa yeoja itu sudah mulai terhenti "kau... pertanyaanmu itu sungguh menggelikan,"
"aku sedang tidak bercanda, aku serius!" Teriak pemuda itu kesal.
Tawa yeoja itupun akhirnya terhenti digantikan oleh sebuah senyum simpul "kalau aku mengaku bukan manusia, apakah kau akan melarikan diri begitu?"
Pemuda itu terdiam dan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, ia merasa bingung dan salah tingkah "eummm... entahlah"
"Kemarilah, aku tau kau pasti kebingungan dengan lagu yang barusan aku nyanyikan..." yeoja itu kembali menghadap pianonya.
Dengan rasa penasaran dengan lagu yang dinyanyikan oleh yeoja itu, akhirnya pemuda kecil itu mendekati yeoja itu, "bahasanya terdengar asing"
Yeoja itu menepuk sebelah tempat duduknya yang kosong, dia bermaksud menyuruh pemuda itu duduk disebelahnya. Pemuda itupun duduk disebelah yeoja itu.