Taehyung terbangun dari tidurnya, dia tadi sedang menjaga Jimin dan duduk disebelah ranjangnya dengan kursi sambil menggenggang tangan Jimin. Dan sekarang Taehyung terbangun karna terusik dengan igauan seseorang.
"Eom... Ma... Sa... Kit... Tolong...!" rintih suara itu membuat Taehyung sadar sepenuhnya dan melihat kearah ranjang.
Ia melihat Jimin terlelap dengan gelisah dan mengeluarkan banyak keringat, "Ji-Jimin... Kau baik-baik saja? Aku akan telpon Jin hyung, tunggu!" Taehyung hendak pergi dari kamar untuk menelepon Jin, tapi niatnya terhenti karna Jimin menggenggam tangannya cukup erat.
"Dingin... Eom... Ma... Tolong... Sakit... Hiks!"
Mendengar rintihan Jimin disertai dengan isakan membuat Taehyung tak tega untuk meninggalkannya, "tenanglah... Aku disini... Aku tak akan meninggalkanmu..."
"Hiks! Di... Ngin..."
Tangan Taehyung yang satunya lagi terulur untuk memeriksa keadaan Jimin, ia memegang dahi Jimin. "Kau demam, apa yang harus ku lakukan?"
"Di... Ngin... Hiks! Eom... Ma..."
Dengan segera Taehyung menaiki ranjang dan tidur disebelah Jimin, ia mengha menghapus air mata Jimin. Mata Jimin masih tertutup dan masih sesenggukan. "Tidurlah... Aku akan menghangatkanmu" Taehyung pun merengkuh Jimin kedalam pelukannya. "Jangan menangis lagi... Aku tidak suka kau menangis..."
Dan tak lama kemudian Jimin pun tak mengigau lagi dan nafasnya mulai teratur lagi.
.
.
.
Yoongi sedang terduduk didepan meja belajarnya dengan sebuah kertas dan pulpen ditangannya, entah apa yang tengah ia pikirkan sekarang. Saat ia sampai kerumah, dia bertemu dengan appa-nya menyapa dan langsung kekamar dan appanya pun tak mempermasalahkannya.Yoongi menghela nafas, ia mengecek ponselnya dan ternyata ada pesan dari Jungkook. Iapun membukanya.
Hyung... Jimin sudah sadar, dia sekarang sedang istirahat...
Yoongi bernafas lega saat membaca pesan dari Jungkook itu tentang Jimin, dan Jimin baik-baik saja. Tanpa sadar Yoongi tersenyum.
"Yak!!! Yoongi!!!" panggil Yui tiba-tiba tanpa mengetuk pintu kamar Yoongi dan langsung membukanya.
Membuat Yoongi melihat padanya, "ada apa?"
Yui menatapnya bingung "kau... Tersenyum? Waaahhh... Ini langka, kau tak pernah tersenyum saat appa meninggal! Ada hal apa yang membuat kau tersenyum? Ceritakan pada noona mu ini..."
Yoongi berdecak sebal, "pergilah! Kalau kau hanya ingin meledekku, lebih baik pergi dari kamarku!" ucap dingin Yoongi sambil terfokus lagi pada kertasnya.
"Jahat! Kau sama saja seperti eomma, sifat eomma turun padamu bukan padaku..." ucap Yui manja sambil menutup pintu kamar Yoongi sedikit keras.
Yoongi terdiam memikirkan perkataan Yui tadi, "tersenyum... Aku?" bingung Yoongi.
.
.
.
Malam telah tiba waktu begitu cepat berlalu. Rapmon memasuku apartement-nya, "aku pulang! V!!!" tak ada sahutan. "Kemana dia? Apa dia tidur? Biarlah" Rapmon pun langsung membuka jaket dan topinya lalu duduk disofa dan menonton tv.Tiba-tiba saja ada yang memencet bel, "siapa malam-malam begini yang bertamu?" dengan kesal Rapmon pergi menuju pintu utama untuk melihat tamunya.
"Kalian?" ucap Rapmon sedikit terkejut saat tau kalau yang bertamu itu adalah J-Hope dan Karin."Selamat malam Rapmon hyung... Kami datang untuk menjemput Jimin!" ucap J-Hope sambil memasuki apartement Rapmon.
Rapmon mempersilakan Karin untuk masuk juga dan ia pun menutup pintunya, "bukankah kau bisa menjemputnya besok?"