Capter 4

1.8K 156 11
                                    

Jimin terduduk disebuah cofee shop, ia ditemani secangkir cofee capucino. Jimin duduk ditengah-tengah ruangan, ia sebenarnya tak suka tempat sepi dan juga hujan makanya dia mencari tempat yang tidak sepi dan tak dekat dengan jendela yang bisa melihat hujan. Jadinya jimin memilih ditengah-tengah, cofee shop cukup ramai.

Jimin mengeluarkan handphone-nya, dan saat dia akan menelepon karin ternyata karin terlebih dahulu meneleponnya. Jimin mengangkatnya, "ya karin ada apa?"

"Kau dimana? Aku sungguh khawatir... dan hujan begitu deras!" Ucap karin disebrang telpon.

"Aku tau, aku tak apa-apa... sekarang aku berada dicofee shop menunggu hujan redah"

"Kalau sudah redah sebaiknya kau cepat pulang!"

"Baik. Apa kau bersama j-hope hyung?"

"Tidak, dia sedang pergi... sebaiknya kau hubungi dia agar dia tak khawatir"

"Baiklah... aku tutup" Jimin menutup panggilan dari karin dan langsung menghubungi j-hope.

"Kau sudah pulang?" Tanya j-hope disebrang telpon.

"Aku belum pulang, aku sedang berteduh disebuah cofee shop. Hyung tak usah khawatir" jawab jimin.

"Aku tak akan khawatir kalau kau baik-baik saja"

"Aku bisa menjaga diriku... aku sudah besar Hyung..."

"Baiklah cepat pulang kalau hujan sudah redah"

Jimin hanya berdeham dan memutus sambungannya, jimin pun melihat lagi poto robohan robohan rumah kebakaran itu. Entah kenapa melihat robohan robohan itu membuat jimin kehilangan sesuatu, ada yang ia ingin cari dari robohan-robohan rumah itu, tapi apa?!

"Eomma aku pulang...!"

"Kau tidak berbicara dengan orang asing kan?"

"Ani Eomma... aku menuruti apa kata Eomma!"

"Kau memang anak yang penurut, Eomma sayang kamu..."

Jimin terdiam terpaku, tiba-tiba saja ada sebuah kenangan yang terlintas dipikirannya. Jimin menundukkan kepalanya dan memejamkan matanya.

"Kita harus pergi dari sini!"

"Kenapa Eomma? Kalau aku terus berpindah pindah... aku harus beradaptasi lagi dan aku harus mempelajari lagi pelajaran yang baru"

"Kau tak perlu mempunyai teman atau orang-orang lainnya, kau tak perlu beradaptasi dengan siapapun mereka semua terlalu menakutkan mereka akan menusukmu dari belakang secara perlahan-lahan!"

"Apa maksud Eomma??? Semua orang jahat?"

"Pokoknya Kita harus pergi dari sini! Kau hanya harus percaya pada Eomma, mengerti?"

"Ne Eomma..."

Jimin tersentak membuka matanya, ingatan yang lainnya terlintas lagi. Jimin memasukkan handphone-nya kesaku celananya. Jimin beranjak dari duduknya dan hendak akan pergi dari cofee shop, tapi...

"DOR!!!"

Tiba-tiba langkah jimin terhenti, terlintas lagi potongan ingatan yang hilang. Tes...

Tiba-tiba saja airmata jatuh dari kedua bola mata jimin. Kedua netra jimin bergerak gelisah kesana kemari, ia dengan segera menghapus airmatanya. "Sebenarnya... apa yang terjadi padaku...?" Lirih jimin.

Iapun beranjak dari tempat itu dan benar-benar pergi, dan untungnya hujan telah redah.
.
.
.
Terlihat choi seunghyun terus mengawasi gerak gerik jimin sampai jimin pergi dari cofee shop itu, choi seunghyun terus mengawasinya. Dengan segera seunghyun menjalankan mobilnya dan mengikuti jimin membagi jarak dari motor jimin.

SICK!!! (Butterfly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang