#Chapter 2: Confused

73 2 0
                                    

Dibalik pintu yang berwarna hitam Davin tengah duduk dikursi sambil menatap jendela yang menyuguhkan keindahan lampu jalanan yang bersinar. Didalam ruangan itu gelap, hanya cahaya dari jalan yang menyinari setiap sudut kamar itu

"Ini impian kamu membangun rumah ini. Aku udah wujudkan semuanya untuk kamu membangun rumah ini dan menikah dengan orang lain" umpat hati Davin. Sebelumnya Davin sudah ingin bertunangan dengan seseorang yang dicintai oleh Davin, tapi pertunangan itu batal dan Davin kini bisa menerima semua kenyataan yang sudah terjadi padanya

"Aku akan berusaha untuk mencintainya, menyayanginya dan membuat dia selalu tersenyum sesuai dengan janji aku dulu" Davin bangkit dari duduknya dan berjalan meninggalkan ruangan itu. Ia tidak ingin berlama-lama didalam ruangan itu karena ia tidak ingin mengingat memori yang ia kenang selama ini, dalam fikirannya dan hatinya ia sudah bertekad untuk mencintai Intan sepenuhnya

Davin kini memasuki kamar tidur yang ada satu-satunya dirumah itu. Ia melihat gadis kecil yang sedang tertidur pulas memeluk guling dengan erat tanpa memakai selimut, padahal AC dikamar itu menyala dengan suhu yang cukup dingin

Davin meraih selimut yang ada didekat kaki Intan berbaring. Ia sangat berhati-hati saat menyelimuti tubuh Intan karena ia takut menggangu tidur pulasnya

"Cinta itu akan tumbuh karena kebiasaan. Semoga aja ungkapan itu memihak pada kita" ucap Davin mengecup kening Intan lalu ia ikut tertidur disamping Intan kemudian melingkarkan tangannya dipinggang ramping Intan dan menutup matanya menunggu hari esok tiba

°°°°°°

Sinar matahari menerobos masuk lewat celah jendela kamar dimana Davin dan Intan tengah tertidur pulas.
Didalam dekapan tubuh Davin Intan terasa nyaman dan hangat sehingga ia memeluk erat tubuh Davin sementara tangan kanan Davin menumpu kepala Intan

Intan terusik saat ada sebuah tangan yang memeluknya. Intan terkejut sampai ia langsung bangkit dari tidurnya dan menatap seisi kamar itu. Dalam keadaan yang sekarang ini ia duduk diatas kasur ia mengucek-ngucek matanya berbarengan dengan Davin yang ikut terkejut saat Intan yang langsung terbangun

"Ngapain sih peluk-peluk? Tidur seranjang lagi" protes Intan

"Situ yang meluk ko aku yang di salahin"

°°°°°°
"Davin cepetan..." teriak Intan pada Davin yang masih berada didalam kamarnya. Intan sudah terlambat kesekolah karena Davin yang membuat intan terlambat sekolah

"Kakak cepet... Gue aja yang cewe dandannya bentar nah lo sampai berjam-jam"

Davin pun datang dengan santai "yuk" ajaknya

"Percuma. Ini udah telat" gubris Intan yang meninggalkan Davin sendirian di ruang tengah

"Masih keburu" ujar Davin menarik Intan menuju mobil

Didalam mobil intan masih terdiam tidak mengeluarkan sepatah kata pun keluar dari mulutnya

"Masih keburu ko. Tenang aja percaya deh"

"Ini udah jam setengah delapan Davin. Ini udah telat banget dari pada aku di disckor mending bolos" gunam Intan. Kepalnya langsung dijitak oleh Davin

'Tukk...'

Intan meringik kesakitan "sakit tau"

"Biarpun telat tapi sekolah dari pada telat bolos lagi"

Selang beberapa menit mereka telah sampai didepan gerbang sekolah Intan. Ketika Intan hendak turun ia ditahan oleh Davin "nggak perlu turun. Aku anterin sampai depan kelas"

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang