#Chapter 5 : Argument

52 3 0
                                    

"Udah nyampe" Davin mengecup pipi kanan Intan

"Jangan jemput aku" ujar Intan sebelum ia keluar dari mobil

"Kenapa?" Davin menyekal tangan Intan agar tidak keluar dari dalam mobil

"Aku mau kerja kelompok dulu hari ini"

"Dimana?"

"Di rumah temen. Dan pulangnya pasti sore banget atau malem" Intan keluar dari mobil dan berjalan bersama murid-murid yang lain masuk kedalam gedung sekolah

Sementara Davin, ia langsung menancap gas untuk meninggalkan tempat itu.

Davin kini telah sampai di depan kampusnya dan ia langung masuk kedalam untuk menemui teman-temanya

"Hei bro...? Gimana malem tadi? Tokcer gak?" ujar Fizar teman sefakultas dan sekelas Davin di kampus. Dia sudah tau kalau Davin sudah nikah dengan seorang gadis SMA yang 3 tahun lebih muda darinya namun ia tidak tau wajah istri Davin

"Tokcer apaan coba? Orang malem gue belum ngapa-ngapain tuh anak" jawab Davin dengan jujur

Fizar tersenyum remeh "hah... Masa pengantin baru nggak ngapa-ngapain sih! Pasti lo bohong ya? Atau lo udah nggak perjaka ting-ting lagi jadi lo nggak mau ngakuin hal itu"

Davin langsung mengumpat mulut Fizar dengan menyobek kertas lalu dimasukan kedalam mulut Fizar "jangan kenceng-kenceng ngomongnya bego"

"Sorry"

"Gue penasaran siapa sih cewe yang jadi istri lo itu?"

"Udah ah gue mau kekantin dulu. Laper"

"Lah? Emng bini lo nggak bikinin lo sarapan pagi?" Davin menggeleng

"Kalau bini gue kaya gitu, gue bakal pasung dia di monas" lanjutnya lagi

°°°°°°

"Skripsi lo udah kelar belum?" tanya Fizar pada Davin yang sedang memekan nasi goreng dikantin

"Tinggal satu bab lagi"

"Gue sih 2 bab lagi"

"Gue nggak nanya"

"Kamvret lo"

"Kekelas yuk. Bentar lagi prof. Bowo masuk"

°°°°°°°
Hari ini Davin hanya ada kelas 2 pelajaran. Jadi tepat pukuk 10 ia sudah tidak ada kelas lagi

"Bro... Ikut gue yuk" ajak Fizar pada Davin saat mereka ada di tempat parkir

"Kemana?"

"Kita nongkring ditempat biasa" Davin meng 'ia' kan ajakan Fizar. Mereka langsung berangkat mengguakan kendaraan masing-masing menuju tempat nongkrong mereka yang lumayan jauh dari kampus mereka

Sementara Intan, kini ia sedang makan bakso di kantin bersama nisya dan Dea juga ditemani oleh Aldi yang selalu mengganggu Intan

"Heh Aldi elo nggak malu apa duduk bareng cewe" pekik Dea yang sudah kesal melihat Aldi yang selalu mengganggu Intan namun mereka ikut terkena imbasnya

"Disini kan ada cewe gue, ngapain harus malu coba" Aldi menaik turunkan alisnya dengan alasan untuk menarik perhatian Intan namun Intan tidak berkomentar akan hal itu

"Cewe lo? Hello" ucap Dea dan Nisya secara bersamaan "cinta lo aja ditolak kapan dia jadi cewe lo" lanjut Dea

"Lagian ya Aldi, Intan itu udah ada yang punya. Jadi nggak ada harapan buat lo jadi cewenya" ceplos Nisya yang membuat Intan menatap kedua temannya dengan tajam "ia kan Tan?"

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang