#Chapter 13 : Say Goodbye

55 2 0
                                    

Intan yang terlebih dahulu sudah bangun, ia langsung pergi untuk mandi dan memasak. Walaupun masakannya tidak sama dengan lidah Davin ia tetap berusaha untuk membuat masakan yang enak malah kalau bisa lebih enak, mantap dan perfect

Setelah ia masak ia pergi kekamar untuk membangunkan Davin yang masih tidur lelap. Sebetulnya Intan masih mengantuk karena malam ia tidur pukul satu malam begitupun dengan Davin

"Ka... Bangun" ucap Intan dengan nada lembut. Ia menggoyangkan tubuh Davin secara terus- menerus

Tidak lama dari situ Davin membukakan matanya dengan perlahan dan mengimpulkan nyawanya yang belum terkumpul semua

"Kakak cepet mandi" perintah Intan menarik selimut namun Davin menariknya kembali

"Pengen mandinya sama kamu" rengeknya dengan manja

"Aku udah mandi! Cepet bangun trus makan" Intan menarik selimutnya sekali lagi namun Davin menariknya lagi hingga membuat Intan kesal

"Kenapa sih selimutnya ditarik lagi? Aku mau cuci selimutnya" ucap Intan

"Sayangku, cintaku, kasihku kamu taukan kalau malem kita ngapain?"

"Jangan bahas itu" elak Intan terus menarik selimut

"Aku belum pake celana Intan sayang" dalam 6 kata membuat Intan membulatkan matanya terus ia berhenti melakukan aktivitas menarik selimutnya

"Ih jorok. Sana cepet mandi trus makan abis itu pergi ke kantor"

"Aku nggak akan kekantor"

" kenapa?"

"Males ah, mending dirumah sama kamu"

"Kamukan baru beberapa hari kerja, masa mau bolos sih"

"Biarin dong orang aku CEOnya" Intan menjitak kepala Davin. Seenak jidat dia berbicara seperti itu mentang-mentang jadi CEO bukannya memberi contoh yang baik pada pegawai yang lain bukannya bolos

"Harusnya kakak itu memberi contoh yang baik buat pegawai lain bukan memberi contoh yang tidak benar"

"Ia ia. Kakak ke kantor" katanua sambil berjalan menuju kamar mandi dengan membawa selumut untuk menutupi bagian bawah tubuhnya

"Bajunya udah aku siapin, Intan nunggu dibawah"

°°°°°°°°

Ketika Intan sedang menunggu Davin diruang makan, ia mengetukkan jarinya ke meja. Dia berpikir apa ini hanya mimpi? Ia tidak menyangka kalau besok dia akan pergi meninggalkan Davin berserta orang-orang di sekitarnya. Dulu cita-citanya hanya sebuah mimpi yang mungkin tidak akan pernah terjadi namun Allah berkehendak lain, dia bisa pergi untuk mewujudkan cita-citanya yang ada didalam mimpinya.

"Kenapa bengong?" tanya Davin yang tiba-tiba datang sehingga membuat Intan kaget. Davin duduk dikursi meja makan lalu Intan menuangkan air kedalam gelas untuk Davin

" kenapa sih?" tanya lagi Davin

"Boleh ngga Aku mau kerumah mama buat pamitan dan mengucapkan selamat tinggal" pinta Intan. Davin tersenyum saat mendengar keinginan Intan yang bertemu dengan keluarganya, Davin pasti mengizinkan-nyalah, ya kali seorang suami melarang istrinya bertemu dengan orang tuanya

"Boleh lah, yakali kakak ngelarang kamu buat ketemu sama mama"

"Makasih ka, niatnya nanti siang kerumah mama abis itu kerumah mami dan aku nggak jadi ikut kakak ke kantor"

"Kenap siang? Sekarang aja, sekalian kakak anterin dari pada naik taksi" ajak Davin, kemudian Intan mengiakan ajakan Davin. Mereka pun melanjutkan sarapanya

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang