#Chapter 12 : Promies

61 1 0
                                    

Intan menjatuhkan pantatnya disofa diikuti oleh Davin yang berada di sampingnya. Sebenarnya Intan masih kesal pada Davin karena tega telah membentaknya, tapi hari ini ia harus melupakan itu semua. Hari ini tepat pukul setengah sepuluh Intan harus menghabiskan waktu bersama Davin dan membuat sesuatu yang berkesan karena ini akan menjadi suatu kenangan yang dimiliki oleh mereka

"Kamu tau dari mana tentang Davina?" tanya Davin tiba-tiba. Intan langsung melirik pada Davin, sebenarnya ini bukan pertanyaan yang diharapkan Intan yang keluar dari mulut Davin

Intan mencari ide untuk mengalihkan pembicaraan Davin hingga ada satu ide yang muncul diotaknya. Ditatapnya Mata Davin lalu ia mulai mendekat sehingga jarak diantara mereka sangat tipis dan mereka bisa merasakan hembusan napas keduanya

Tanpa aba-aba Intan langsung mencium bibir pucat Davin. Sementara Davin masih terdiam, ia tidak percaya pada hal yang dilakukan oleh Intan, Intan segera melepaskan ciumannya lalu memeluk Davin dengan erat dan membenamkan wajah Intan dileher Davin karena sesaudah itu pasti Davin menertawakannya dan menghina ataupun menggodanya

"Kamu ngebet banget sih tan. Pelan-pelan dong, kasih aba-aba dulu ke biar kakak siap-siap dulu" canda Davin. Benar saja yang ada dipikiran Intan itu terjadi, Davin menyindirnya

"Kakak tau kamu itu mengalihkan pembicaraan kakak karena kamu nggak bisa jawab pertanyaan kakak" Davin melepaskan pelukannya dan memperhatikan wajah Intan yang memerah. Tawa Davin langsung meledak saat muka Intan nambah merah. Davin tau kalau Intan sedang menahan malunya karena telah mencium Davin

"Ih... Ngain sih ngetawain" Intan memukul perut Davin dan menampar pipinya pelan

"Abisnya kamu lucu kalau lagi bulshing kaya gini. Muka kamu tuh mereh kaya tomat busuk" Davin terus tertawa namun Intan terus memukul bahu Davin sambil cemberut

"Oh. Jadi muka aku kaya tomat busuk? Muka kamu tuh kaya udel hulk! " balas Intan

"Sejelek itu kah hambamu ini ya Allah dimata istriku?" ucap Davin sambil memasang muka melasnya

"Alay!!!" Intan bangkit meninggalkan Davin sendiri

"Neng tunggu abang dikasur" teriak Davin ikut mengejar Intan ke kamar. Nmaun Intan yang sudah sampai duluan kekamar hanya menggeleng saat melihat tingkah laku Davin setelah kecelakaan itu

Mungkin saraf otaknya geser akibat kecelakaan jadinya pikiran mesumnya dan tingkah laku anehnya nambah menjadi-jadi. Dan semua itu membuat Intan agak berat hati malah tidak tega untuk meninggalkan Davin ke Paris

"Ayang... Bikin Davin junior yuk" pinta Davin dengan manja sambil menglungkan kedua tangannya keleher putuh Intan dari belakang

"Ini masih pagi ka..." tolak Intan menggerakkan bahinya membuat Davin melepas tangannya dan pindah kesamping Intan. Davin menidurkan kepalanya pada paha Intan sebagai bantalnya lalu Intan menyisir rambut Davin menggunakan jemarinya

"Kamu maunya malem bukan? Ok, aku siap kalau malam ini kita bikin Davin junior" Intan hanya membalasnya dengan senyuman

"Kalau senyum berarti mau"

"Tapi juniornya takut mesum kaya kamu"

"Kalau nggak mesum berarti bukan anak Davin" Davin mengajak Intan untuk duduk di sofa yang ada dipojok kamarnya. Lalu ia mengisyaratkan pada Intan untuk tertidur

Ketika Intan sudah duduk disana, Davin langsung membuka bajunya

"Ih... Ngapain buka baju sih? Pake lagi!" perintah Intan. Namun Davin malah membaringkan tubuhnya dan menarik selimut yang ada disisinya

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang