#Chapter 9 : Rain

43 2 0
                                    

Intan mencoba untuk memasak sarapan pagi untuknya dan Davin, ia berencana membuat nasi goreng karena hanya itulah yang bisa ia masak termasuk memasak air dan mie hanya itulah yang dia bisa

Bayangan yang tadi ada dimimpinya
Terbayang oleh Intan saat Davin berada di club bermain dengan perempuan yang ada dimimpinya itu. Ia melamun saat ia sedang memotong sosis hingga membuat jarinya teriris mengeluarkan darah

"Aw..." ringiknya bersamaan dengan darah yang keluar dari jari telunjuk. Davin yang sedang menonton tv diruang tengah langsung berlari kecil menuju dapur setelah mendengar suara piring yang pecah

Ketika Davin melihat Intan yang merintis kesakitan ia langsung mendekat, intan menunjukan luka dijari telunjuknya

"Sakit" ucap Intan. Davin langsung memasukan telunjuk Intan pada mulutnya lalu ia menyedot darah dan kemudian ia muntahkan ke washtafel

"Bentar ya, kakak bawa P3K dulu" dia berjalan menuju sudut dekat kulkas untuk mengambil P3K

Diajaknya Intan untuk duduk di meja makan untuk mengobati luka dijari Intan akibat teriris pisau

"Kamu disini aja biar kakak yang lanjutin masaknya" Intan menganggukan kepalanya

Ternyata Davin memasaknya lebih cepat sehingga Intan tidak perlu menunggu lama masakan Davin

"Maafya kalau masakannya nggak enak"

"Ia nggak papa. Makasih ya ka" obrolan mereka hanya sampai disitu karena mereka sedang makan untuk mengisi perut mereka hingga makanan itu habis. Intan belum mengeluarkan sepatah katapun pada Davin, setelah makan ia langsung membereskan piringnya dan ia pun mencucinya

"Kenapa sih ko jutek banget sama kakak?" ujar Davin memeluk pinggng Intan dari belakang dan menyimpan gadonya dibahu Intan yang sedang nencuci piring

"Apaan sih ka? Minggir ih nggak liat aku lagi ngapain?"

"Liat ko. Kamu lagi cuci piring" Davin mencium pipi kiri Intan. Awalnya Intan hendak marah pada Davin karena menciumnya tanpa izin. Tapi ia lebih memilih diam

"Hari ini mau pergi kemana?" tanya Davin setelah Intan beres mencuci piring

"Dirumah aja nggak bakal kemana-mana"

"Bikin anak yuk" ucap Davin secara tiba-tiba. Ekspresi Intan langsung berubah mana siap dia ngelakukan hal 'itu' sementara dia belum selesai sekolah ditambah kurang lebih 3 minggu lagi dia akan ujian nasional tingkat SMA. Dan hari minggu ini ia sedang datang bulan

"Ini masih pagi ka" ucap Intan berusaha mengalihkan pembicaraan

"Berarti nanti malem boleh dong" Intan langsung menjitak kepala Davin

"Kamu lupa? Aku lagi datang bulan"

"Yaudah setelah kamu beres datang bulan aja"

"Nggak. Aku harus ujian"

"Ya seudah ujian aja"

"Nggak. Bukannya kamu nggak akan maksa Intan buat hal itu, bukannya kakak tau kalau Intan itu pengen raih cita-cita Intan dulu jadi seorang miliarder di kota Paris" Davin langsung terdiam saat mendengar itu

"Kakak minta maaf. Karena kakak maksa kamu terus"

"Intan yang harusnya minta maaf sama kakak karena bukannya Intan nggak mau, tapi Intan belum siap aja"

"Sekali lagi maafin kakak ya"

"Sebagai balesannya kakak harus ajarin Intan tentang materi ujian"

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang