#Chapter 8 : Bad Dream

53 2 0
                                    

Tepat pukul 2 malam, Intan bangun dari tidurnya lalu bangkit dan langsung berjalan memasuki toilet yang ada di kamarnya

Kemudian setelah beberapa menit dia keluar dari kamar mandi

"Ka... Bangun" kata Intan yang menggoyangkan tubuh Davin untuk bangun

"Ka... Bangun dulu ih apa susahnya sih" ucap Intan sekali lagi. Davin tak kunjung bangun, ditariknya selimut yang menutupi tubuh dan wajahnya

"Kenapa sih? Udah pagi?" ujar Davin mengecek matanya dan ia membenarkan posisi duduknya hingga menghadap Intan

"Kenapa?"

"Itu!" Intan menunjuk pada sprai yang ada noda bercak warna merah seperti darah. Davin mengerutkan keningnya, ia heran itu noda apa?

"Ka? Intan mau nanya, disini ada warung atau supermarket yang buka nggak?"

"Sekarang jam berapa?"

"Jam 2"

"Mana ada jam segini yang buka! Emangnya mu beli apa sih? Apa nggak bisa dibeli besok pagi aja" Intan menggeleng

"Ini darah apa?"

"Itu darah... Emm" Intan bingung harus jawab apa pada Davin. Intan takut kalau bilang pada Davin pasti ia akan ditertawakan

"Kakak boleh nggak cari supermarket yang buka sekarang" Davin langsung menggeleng lalu ia tidur lagi

"Ih ko malah tidur sih!!! Dasar punya suami yang nggak pengertian sama istri. Apa susahnya coba cari kali aja ada yang buka 24 jam no stop" guman Intan namun Davin pura-pura tidur dan pura-pura tidak mendengar

Kemudian hp Intan yang berada di meja bergetar pertanda ada telpon masuk dan kebetulan yang menelpon itu Delima kakaknya. Awalnya Intan heran kenapa Delima menelponnya jam segini? Diangkatnya telpon dari Delima sementara Davin berusaha untuk mendengarkan percakapan Intan dngan si penelpon

'Ada apa ka?'

'.....'

'Yaudah kesini aja, kali aja itu perlu'

'......'

'Oh ia, ka boleh nggak titip pembalut dong soalnya disini nggak ada. Intan udah nyuruh ka Davin tapi dia nggak peduli gitu! Tolong ya ka'

'......'

'Makasih'

Intan langsung mematikan hpnya dan ia menarik sprai agar terlepas dari kasur

"Minggir!!! Tidurnya di sofa jangan disini" Davin masih memejamkan matanya

"Malem ini aku mau pulang kerumah mama, bentar lagi jeputan aku mau dateng. Jangan susul aku kesana dan jangan pernah telpon aku lagi mulai dari sekarang" ucap Intan dengan lantang dan membuat Davin terkejut saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Intan. Puncak terkejutnya Davin saat ada sebuah tlakson mobil yang bersumber dari luar rumah

"Aku pergi dulu" ketika Intan hendak melangkahkan kakinya tiba-tiba saja tangan besar Davin langsung memeluk Intan dari belakang dengan tujuan menahan Intan untuk tidak pergi meninggalkan rumah dan dirinya. Intan terua meronta agar Davin melepas pelukannya

"Kakak mohon jangan pergi. Jangan tinggalin rumah ini dan jangan pernah tinggalin kakak sendirian!" gunam Davin bersamaan dengan suara bel yang berbunyi

"Loh ko malem-malem gini ada yang mencet bel sih" kata Davin dengan polos sambil menyimpan dagunya pada bahu Intan

"Itu ka Delima, lepas ih" Intan terus meronta-ronta

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang