#Chapter 6 : Pun

44 2 0
                                    

Hari berganti menjadi malam Davin kini entah kemana semenjak tadi sore ia menutupkan pintu dengan kencang. Davin emang tidak suka pada orang yang memakai sebuah alasan tapi beda dengan kenyataan, jika orang itu memberi alasan baik atau buruk tapi sama dengan kenyataan Davin tidak akan marah karena ia menghargai orang itu berbicara jujur

'Seharusnya lo dengerin dulu alasan dia riq. Jangan lo lakuin hal ini lagi sama orang! Cukup gue orang terakhir yang alasannya nggak didengerin sama lo'

'Tapi gue kecewa sama dia. Kenapa dia nggak bilang jujur kalau dia nggak mau gue jemput karena mau ngeDate bukan mau kerja kelompok'

'Riq... Gue mohon sam lo, dengerin penjelasan dia sebelum lo nyesel pada akhirnya'

'Gue bakalan tunggu dia besok. Kalau dia nggak ngejelasin gue bakalan tetep kaya gini'

'Besok? Sekarang Thoriq bukan besok'

'Tapi gue pengennya besok'

'Dasar kepala batu'

'Biarin'

'Gue pamit'

'Tapi lo bakalan tetep ada diruangan ini kan?'

'Gue bakalan tetep disini jika lo butuh. ruangan ini rumah gue'

Bayangan yang berbicara pada Davin hilang entah kemana. Davin menghembuskan nafasnya lalu ia keluar dari ruangan itu

Dilihatnya Intan yang sedang tidur di sofa ruang tengah. Mungkin menurutnya Davin itu keluar rumah dan ia menunggu Davin pulang sampai ia ketiduran

Davin menyalakan ps dan ia menarik stick psnya menuju sofa

Dingkatnya kepala Intan lalau Davin duduk sehingga paha Davin dijadikan tumpuan kepala Intan. Intan pun terusik hingga ia terbangun

"Tidur lagi" ucap Davin matanya terus fokus pada psnya

"Abis dari mana?" tanya Intan menatap Davin

"Abis dari kamar yang dideket dapur"

"Maaf." ucap Intan. Davin langsung mempause gamesnya dan kini menatap Intan dengan lekat

"Aku nggak bohong, tadi awalnya mau kerja kelompok dirumah Agung tapi temen aku minta traktiran jadi ya sekalian aja kerja kelompoknya di cafe..."

"Trus?" Intan langsung menjelaskan semua kronologisnya dan Davin pun akhirnya percaya

"Maaf tadi kakak tutup pintu kamar kekencengan dan ngebuat kamu tidur disini"

"Harusnya Intan yang minta maaf sama kakak"

"Sekarang kamu tidur ya"

"Disini?"

"Nanti kakak pindahin kekamar ko"

°°°°°°°
Tibanya hari esok Davin sudah menunggu Intan diatas motornya, untuk pertama kalinya Davin mengantarkan Intan kesekolah menggunakan Motor karena mesin mobil mereka mendadak mati

"Loh... Ko naik motor?" tanya Intan penasaran

"Mesin mobilnya mati! Nggak papakan dianter pake motor?" Intan menggeleng lalu tersenyum dan segera menaiki motor

Sesampainya di depan gerbang sekolah Intan langsung turun sementara banyak siswa-siswi yang baru datang memperhatikan mereka. Mungkin mereka ingin melihat wajah tampan yang dimiliki oleh Davin

"Aku jemput jam 2" ucap Davin sebelum motornya neninggalkan lingkungan sekolah

Intan memasuki sekolahnya dengan santai tanpa memperdulikan orang-orang yang menatapnya dengan beda.

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang