#Chapter 4 : Annoying

59 2 0
                                    

Davin dan Intan. Mereka masih tertidur pulas dibalik selimut yang tebal. Matahari yang baru terbit memancarkan sinarnya kedalam kamar lewat celah jendela

Pelan-pelan Intan membukakan mata lalu ia memfokuskan pandangannya. Gelap? Itu yang dilihat oleh Intan, ia masih tidak sadar kalau dirinya berada dibalik selimut bersama Davin

Disibaknya selimut yang menutupi dirinya dan ia membangunkan Davin berkali-kali

"Ka... Bangun..." Davin tidak kunjung membukakan matanya

"Ka Davin bangun... Dasar kembaran kebo" pekik Intan terus menggoyang-goyangkan tubuh Davin namun ia tidak kunjung bangun

Intan akhirnya menyerah untuk membangunkan Davin yang kebo, ia pun mulai merasa bosan karena ia hanya duduk diatas kasur entah akan melakukan aktivitas apa didalam kamar hotel. Tiba-tiba ia menguap dan ia langsung berbaring kembali disamping Davin lalu memejamkan matanya

Matahari kini sudah berada diatas kepala Davin dan Intan masih tidur pulas, tangan besar Davin memeluk sebagian pinggang ramping Intan dari belakang

Perlahan Davin membuka mata lalu ia terdiam sejenak memastikan nyawanya sudah terkumpul kembali kemudian ia memandangi punggung Intan yang membelakanginya

Davin terkejut saat ia melihat jam yang ada dihpnya '12.30' ia langsung bangun menjadi duduk hingga membuat ranjang bergoyang dan tidur Intan pun menjadi terganggu karena guncangan ranjang akibat Davin

"Gempa..." teriak Intan secara tiba-tiba dan membuat Davin terawa puas saat melihat ekspresi takut dan kaget Intan

"Haha... Mana ada gempa coba?"

"Ih dasar kembaran kebo ngerjain orang tidur aja"

"Yang ada kamu kembaran kebo bukan kakak"

"Dari pagi aku udah bangunin kakak dari jam 6 tapi nggak bangun-bangun"

"Dih keliatan banget boongnya"

"Udah sih kalau nggak percaya yaudah" Intan bangkit dari duduknya dan ia berjalan menuju toilet

Tidak lama Intan keluar dari toilet lalu giliran Davin yang masuk ketoilet. Intan duduk disofa memandangi pandangan yang ada dibalik kaca besar kamar hotelnya

"Lagi ngapain disitu?" tanya Davin yang baru keluar dari kamar mandi

"Lagi duduk lah, ngapain lagi coba" Davin berjalan mendekati Intan lalu ia duduk disebelahnya

"Besok pokonya aku mau sekolah soalnya 2 bulan lagi aku mau ujian dan 2 bulan itu nggak akan terasa. Jadi, aku harus selalu sekolah biar nggak ketinggalan pelajaran, terus aku harus lulus dan dapet nilai yang memuaskan" ujar Intan. Davin tersenyum kagum saat mendengar ucapan Intan yang bisa dibilang ini kata-kata bijak yang pertama atau kedua yang dikeluarkan oleh Intan

"Ia terserah kamu. Tapi aku mau minta sesuatu sama kamu..."

"Apa? Tapi jangan yang macem-macem ah"

"Mulai besok kamu tinggal dirumah yang baru bareng aku, tidur sekamar Plus seranjang, jangan bawa temen kerumah, kabarin aku kalau pulang telat, setiap berangkat dan pulang aku yang akan nganter kemana-mana, jangan lirik sana sini disekolah, bersikap manislah didepan aku, kalau dirumah hargain aku sebagai suami kamu, jangan sampai lupa sama tugas kamu sebagai istri, pelajar, dan beragama Islam ok?"

"Itu sih gampang, bisa diatur"

°°°°°°°
Matahari kini berganti menjadi bulan purnama yang bersinar menerangi malam yang gelap, Davin dan Intan sudah berada dirumah baru mereka. Sebelumnya barang-barang milik Intan maupun Davin sudah dipindahkan kerumah itu. Jadi, ketika mereka pulang dari hotel mereka bisa langsung menikmati rumahnya tanpa harua cape-capean lagi untuk membereskan semua barang-barang.

DavIntanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang