Aku sedang duduk atas pohon yang sudah lapuk di pinggir danau zeitra. Danau di belakang istana kayu milikku.
Hanya di temani biola kesayanganku, aku menikmati kesunyian di tempat ini.
Kesunyian ini yang membuat aku ingat pada seseorang yang disana. Ya, dia Vira mateku yang sudah meninggal karna serangan vampire 3tahun silam. "Vira,Kau apa kabar sayang? Kuharap Kau baik baik saja disana!".
Aku hanya bisa memandang jauh ke arah danau jernih itu. Hingga seseorang memanggil namaku membuat diriku tersentak dari lamunan tak tau juntrungannya.
" khenzi!!!!". Panggil Khenzia.
Aku menolehkan kepalaku kebelakang. Aku memandang gadis munggil yang memakai pakaian seorang hakin beserta palu kayu di tangannya.
"Khenzi! Kau akan ku hukum sekarang!".
Aku hanya menyerengit bingung memandang tingkah pola adik kembarku yang ajaib ini.
" Aku di hukum kenapa? Apa salahku?"
"Kau melanggar peraturan istana pasal 1 dan 2!"
"Oh ya? Pasal apa maksudmu?"
"Pasal pertama kau harus tersenyum demi adikmu dan pasal kedua jika kau melanggar kembali ke pasal satu!"
"Benarkah begitu zizi?"
"Iya kedepankan tanganmu! Letakkan biola buluk dan busuk itu!". Aku hanya bisa memutar mata jengah dengan umpatan zizi pada biolaku.
" Ayo kemarikan tanganmu!".Aku hanya bisa menurutinya dari pada ngambek bisa gempa bumi istanaku ini.
"Ayo mendekat kesini lebih dekat lagi!". Setelah tubuhku hanya terpaut satu jengkal di hadapannya palu di tangan kanan zizi di lemparkan kesamping tubuhnya.
Dukkkhhh(itu palunya jatoh loh)
Zizi meletakkan tangannya di pipiku. Dia mengelusnya lembut dan perlahan. Aku hanya memejamkan mataku merasakan sentuhannya.
" Abang enzi please jangan kayak gini. Zizi sedih bang,lihat abang kayak gini terus. Maafin zizi kalau dulu aja zizi bisa nyelametin vira dari vampire laknat itu vira pastinya vira....hiks..hiks....ad-da di-si-ni!". Air matapun tercerai berai di pipi zizi adikku.
Aku tau seharusnya waktu itu aku tak pergi. Seandainya saja tapi takdir berkata lain. Vira terbunuh oleh para vampire keparat itu. Aku tau adik kembarku Zizi, sudah mempertaruhkan nyawanya untuk menyelamatkan mateku
Tapi,yaaaah moon goddes belum berkehendak.Zizi terluka parah dia mengalami koma selama 1 tahun. Bunda dan ayah nyaris merenggang nyawa jika Enzou dan diriku terlambat datang.
Ku peluk dan ku rengkuh tubuh mungil kembaranku ini erat."Zizi gak salah sayang, Zizi udah berusaha melindungi Vira. Jangan salahkan dirimu! Abang gak mau Zizi terus menerus merasa bersalah!".
"Hiks...hiks....maaf!".
Ku gendong tubuhnya ke dalam istana peraduan milik kedua orang tuaku dengan kekuatan wolfku. Dengan kecepatan kilat aku sudah berada di dalam kamar Zizi yang warna ungu dan sangat kentara kesan girly nya.
" Kau terlalu lelah zi, tidur lah abang ingin keluar sebentar!"
Zizi menggeleng kepalanya."Gak boleh, abang harus disini temenin zi. Zizi kesepian bang!".
Aku kembali duduk di kasur adikku. Ku peluk dia dengan lembut. Tiba-tiba pintu kamar itu terbuka menampilkan wajah konyol milik Enzou.
"Oh God, kalian jahat banget sama Kak Enzou. Pelukan kok gak ngajak-ngajak sih. Kakak juga pengen!". Rengekan yang sungguh membuat diriku mual mendengar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha's Mate
Werewolf"Khenzou zhou" Aku menunggumu begitu lama sekali, jadi kumohon jangan pandang aku dengan tatapan itu please!!!!! ****** ******** "Aiko atahan" Siapa dirimu sebenarnya? Kenapa kau memandangku penuh luka? Apa itu karna diriku?