Kebahagiaan yang tertunda

4.1K 274 0
                                    

Aiko jatuh pingsan badannya terlungkai lemas bersandar pada pohon.

Khenzi menggendongnya menuju kamar pribadi kakaknya.

"Apa yang kau lakukan pada mateku Enzi?". Bentak Khenzou.

" Diamlah kau bang, dengarkan aku, dia baik baik saja!".

"Baik baik saja kau bilang? Apa maksudmu heh?".

" Berhentilah mengoceh bang. Aku pusing mendengarnya! Lebih baik kau diam saja. Bukannya kau akan menandainya nanti malam ini? Sudahlah bang temani dia aku mau pergi menemui anakku!". Khenzi menepuk pelan bahu abangnya.

Khenzou hanya bisa menghela napas pelan. Dia terlalu kawatir pada matenya. Terlalu lama dia menunggu Aiko. Maka dari itu dia sangat pasesif pada kekasihnya.

Tiba-tiba kelopak mata Ai bergerak terbuka. Ia meracau memanggil dirinya. "Khen, Khenzou....!"

"Aku ada disini sayang! Apa ada yang sakit?".

" Aaair...a-aku haa-uu-sss". Pinta lirih Ai. Khenzou membantu memberikan minum pada Aiko.

"Merasa lebih baik? Apa ada yang sakit? Aku akan panggil Khenzia jika kau butuh dokter?".

Aiko hanya menggeleng lemah dia tidak butuh dokter ataupun sejenisnya. Yang dia butuhkan hanyalah pelukan hangat dari Khenzou. Aiko merapatkan dirinya pada dada bidang khen dan bersandar disana.

" Aa ayah mana?".

"Aa? Kau memanggilku dengan sebutan Aa?". Aiko melepaskan pelukannya dari tubuh kekasihnya.

" Kau tak suka? Ya sudah maafkan aku! Maaf karna aku  mengganggumu!". Aiko beranjak dari kasur namun belum satu jengkal Aiko melangkah Khen sudah menarik tangannya kuat. Saking kuatnya tubuh munggil Aiko terjatuh di atas tubuh khenzou.

Deru napas mereka bertubrukan melebur menjadi satu. Jarak wajah mereka sangat dekat terlampau sangat dekat satu gerakan maju saja bibir mereka akan bertemu.

"Aku suka kau memanggilku dengan sebutan itu sayang!". Ujar Khen dengan suara paraunya. Matanya berubah menjadi blue sapir. Sarat akan gairah yang mendamba dan menggebu-gebu.

" Kau su-suka emmmmmphhhhmmm-----". Perkataan Ai terpotong karna Khen mencium lembut bibir Aiko. Ciuman itu berubah menjadi sedikit liar. Aiko yang diam pasrah sedangkan Khen melumat,mengecap,menggigit kecil bibir Aiko bahkan tangannya sudah menggeranyangi tubuh Aiko.

Bibir khen berpindah ke telinga menggigit gemas daun telinga Ai. Sehingga Aiko menggelinjang geli.kemudian bibir tipis tapi penuh milik khen berpindah ke leher putih mulus Aiko.

Erangan dan desahan lolos dari mulut Aiko. Dan disaat itulah Khenzou nenancapkan taringnya di leher mate Ai. Ai menjerit kesakitan. Kuku tajam Aiko menancap di punggung Khen. darah segarpun keluar dari lehernya.

Khen menjilat jilati darah itu,senyumnya mengembang melihat tanda yang dibuatnya.

Khenzou mengubah posisinya menjadi terduduk sehingga Aiko duduk di pangkuannya.

"Apa itu menyakitkan? Maaf aku menyakitimu. Aku tak.....". Perkataan Khen di potong oleh Aiko. " Aku tidak apa apa hanya sedikit sakit ya hanya sedikit!".

Tanda itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah gambar seperti tato Seorang peri kecil yang terduduk memeluk lututnya sambil memandang bulan purnama. Tato itu di lingkari oleh tulisan * Luna's Khenzou pack twilight moon*.

"Aa kenapa?".

" Eeee ti---ti dak, aku tidak apa apa! Oh emm ayo kita keluar sebentar sebelum melanjutkan nana nina!". Khen memainkan alisnya menggoda Ai.

Pipi Ai memerah hingga ketelinganya. "Aa omes!!!". Aiko beranjak dari kasur dan berlari keluar.

Aiko pov.
Ya Tuhan jantung ku mama mau copot nih. Tadi tuh aku dicium ya? Tapi kok sakit sih?

Kamu diciumlah bodoh itu saja tak tau!

Oke oke bahkan rasanya masih terasa. Oh God aku sudah seperti orang gila.

Aiko,Aiko come on kau harus fokus. Udah mirip banget deh sama orang yang sakit jiwa kalau kayak gini terus.

Aku seperti mendengar orang menangis? Siapa itu? Suaranya berasal dari taman bermain. Ku ikuti asal suaranya sehingga mengantarkanku pada anak kecil yang menangis sendirian disana.

" Sayang, kenapa nangis?".
"Hiks....ma..ma..na hiks... Ma.
Ma..". Anak ini menangis meraung raung.

Ku angkat tubuhnya ke pangkuanku. Ku ciim pipi chubbynya." Sayang, Mamanya kemana? Kenapa sendiri disini?".

"Mama na dak tau te...ma-ma na pelgi--yayah ilang ma--ma di culga te..!". Kata anak laki laki ini terbata bata.

Duuuh kasian banget nih anak siapa sih kok di tinggal gitu aja.

" Nama kamu siapa sayang?".
"Acen te..''
" Arsen? Oh gitu ikut tante aja ya makan es klim. Mau?".

Arsen mengangguk antusias. Ku gendong tubuh mungilnya itu menuju istana.

khenzi tergopoh gopoh menghampiriku. Penampilannya sungguh mengenaskan. "Enzi kamu kenapa? Kusut banget?".

" Lah gimana gak kusut anak gur loe bawa Ai!". Enzi menlinkku.

"Jadi ini anak loe? Gue kira bukan gak mirip ini!". Khenzi mendelik sinis padaku.

" Acen ikut yayah yuk kasian ntenya!".

Arsen menggeleng kuat dia mencengkram kuat bajuku."yayah Acen mau na ama mama!".

"Tapi nak dia bu..."

"Mamana Acen yah! Ayah dak ngelti ih! Mama na ilang ama yayah mama..na tuh mama acen ya?".

" Udah biarin Arsen sama aku aja!".

"Tapi Ai gimana kalau Arsen ngerepotin kamu?".

" Ih kamu nih udah kayak sama siapa aja! Kalau mau ikut main bareng aja gak pa pa!".

"Hemmm".

Aiko pov end.

Alpha's MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang