Bagian 1

28.6K 1K 16
                                    

"Kak,kakak yakin akan menerima perjodohan itu?" kataku untuk kesekian kalinya pada kakak perempuanku satu satunya yang sedang tiduran disampingku.

"Ya!" jawabnya singkat "

"Terus,bagaimana dengan kak andre?"
tanyaku dengan mengubah posisi miring menghadap ke arah kakakku yang sedang melihat langit-langit kamarku yang merupai langit.walau,aku yakin pikiran kakakku bukanlah disitu.

"Sudah putus," jawabnya dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

"Kok bisa." tanyaku yang langsung duduk menghadap ke arah kakakku yang juga ikutan duduk menghadapku jadi,sekarang kita duduk berhadap hadapan di atas kasur yang berseprei biru milikku.
"Ya bisalah..." ucapnya sambil menghapus air matanya yang terlanjut jatuh ke pipinya yang mulus itu.

Melihatnya seperti itu membuat mataku berkaca-kaca.aku memeluknya sambil menangis yang membuatnya juga ikutan menangis.

"Kakak jangan sedih!" kataku dengan suara serak.
"Siapa yang sedih?" ucapnya dengan sesunggukan yang semakin membuatku lebih keras menangis.
Kami menangis entah berapa lama sambil berpelukan.Aku berharap ini bisa membuat beban kakakku sedikit berkurang.

Dari kecil aku dan kakakku selalu berbagi apa pun.Kakakku adalah tempat kelu kesahku yang mau mendengarkanku tampa rasa bosan.Dia juga orang yang pertama kali akan membelaku jika aku berkelahi dengan teman sekolah ku dulu.

Walaupun kakakku tidak memberi tau kenapa ia sampai putus dengan kak Andre.Tapi,aku bisa merasakan bahwa kakakku masih sangat mencintai laki-laki itu.Laki-laki yang sudah menjalin hubangan dengan kakakku dari jaman mereka masih duduk dibangku SMA.
Tapi,apapun masalah yang sedang terjadi di antara mereka,aku berharap bisa terselesaikan dengan cepat.

***

"Ini,yah...rumahnya?"tanyaku saat mobil kami berhenti di sebuah bangunan yang seperti Istana.
Saat ini.aku,kakakku dan ayah serta ibuku akan nenghadiri undangan makan malam dari keluarga Deninra.sahabat orang tuaku saat SMA dan juga sebagai calon mertua dari ka sandra.

Rumah yang bagaikaikan istana ini memiliki halaman yang sangat luas.aku bisa merasakan saat lamanya mobil kami sampai di depan istana ini saat tadi masuk dari gerbang.Rumah colan mertua kakakku ini terlihat asri dengan banyaknya tumbuhan hijau dan juga bunga warna-warni yang terlihat dengan pencahayaan lampu.Aku yakin pasti akan semakin terlihat indah kalau datang ke sini pada siang hari.

Ada juga patung berbentuk dua pasang manusia yang di kelilingi air pancur berwarna.
Ckk...ckk...beruntung sekali kakakku kalau bisa menjadi menantu keluarga ini.

" VI!ayo cepat jangan bengong saja disitu,"ujar ibuku yang sudah ada di teras rumah istana itu.sedangkan aku?,aku masih berada di samping mobil kami dengan mulut menganga karna terlalu terpesona dengan keindahan rumah istana ini.

Ckk ckk vi...vi kenapa kamu kampungan sekali.

"Viviane...mala bengong lagi.sini!"
Perintah ibuku dengan geram karna melihatku yang tidak beranjak dari tempatku.mala melihat orang tuaku seakan Alien yang bisa terbang karna bisa sampai diteras.sedangkan kakakku hanya tersenyum geli melihat kalakuanku yang seperti orang desa pertama kali datang ke mall.

dengan semangat aku meninggalkan tempatku berpijak dan menuju ke arah orang tuaku berada.Aku jadi penasaran bagaima bagian dalam rumah istana itu.Sapa tau bisa menjadi ispirasiku yang sedang kuliah desaian interior.

Saat aku sudah berada tepat di belakang ayahku,pintu rumah istana itu terbuka lebar.Memperlihatkan pasangan parubaya eh...maksudnya orang tua.Mungkin, seumuran dengan orang tuaku.

Mereka sangat ramah dan juga tampan dan ganteng walau sudah tua.Tapi,ketampanan dan kecantikan masih sangat terlihat.
"Kalau ayah dan ibunya cantik dan tampan seperti ini.Bagaimana dengan wujud anaknya,ya"pikirku

Setelah saling sapa dengan orang tuaku.pasangan ramah itu mempersilahkan kami masuk.

"Perkenalkan ini anak pertamaku,casandra viviane dan yang ini Anastasya viviane" ujar ibuku sambil menunjuk kami secara berurutan. kakakku yang sedang duduk ditengah-tengah aku dan ibuku.kalau aku duduk di tengah-tengah ayahku dan kakaku.kami sekeluarga duduk di kursi panjang coklat muda yang sangat empuk.sedangkan calon mertua kakaku duduk di depan kami yang di batasi oleh meja kaca.

"Wah cantik cantik ya putrimu." ujar ibu Riana yang baru aku tau saat perkenalan tadi.sedangkan suaminya bernama Rafael.nama nama jodoh.
"Ya jelas lah...bu cantik-cantik seperti ibunya." sambung suami tante Riana.
"Kalian bisa saja.pasti putra kalian juga sangat tampan.waktu kecil aja dia sudah menjadi rebutan tante-tante apalagi sekarang ya.

" selamat malam semuanya, maaf saya terlambat!"ujar seseorang dengan suara serak khas laki-laki dewasa.

"Tidak apa-apa,kami bisa mengerti kesibukannmu sebagai CEO perusahaan besar,pasti sangat sibuk.
" terimah kasih om,atas pengertianya.ujarnya dengan senyuman tipis.

Ok...aku aku mendeskripsikan sosok yang sedang duduk tepat di depanku ini.Sosok yang sedang berbincang bincang dengan ayahnya dan ayahku yang entah apa yang mereka bicarakan yang pasti aku tidak peduli.Karna aku sedang menikmati sosok tampan yang ada di depanku ini.Sosok yang tinggi terlihat saat ia datang pertama tadi,badannya bagus tidak gemuk juga tidak kurus.Pokoknya dia itu sangat tampan tidak kalah dengan para Aktor.dan aku yakin di balik kameja putih yang digulungnya sampai siku tangan itu ada perut kotak kotak yang sering di sebut sispek.

Aku jadi penasaran berapa kotak yang ada di perutnya.aku terkikik geli atas pikiran mesumku terhadap calon kakak iparku itu.

Kenapa ada yang sikut-sikut tanganku ya?menggangu saja orang lagi asik-asiknya memikirkan perut sispek sosok tampan di depanku juga.dengan kesal aku menoleh ke kanan mencari tau siapa yang berani menggangu kesenangannku.saat menoleh kekanan. pertama yang aku lihat adalah tatapan tajam yang langsung membuatku kaget dan memundurkan wajahku.dengan masih menatapku tajam ayahku menunjuk ke depanku dengan dagunya.dengan penasaran aku melihat ke depan dan menemukan tangan yang terulur kepadaku.yang tampa pikir langsung aku sambut karna merasakan tatapan tajam ayahku.

"Revan Atmaja Deninra" ucapnya dengan tatapan tajam.

"Anastasya Viviane. tapi,panggil aja vivi!" ujarku dengan lantang membalas tatapan tajamnya.

Saat aku menjabat tangannya.tangannya hampir menggelamkan tangan mugilku saking besarnya telapak tangannya.
dia makan apa sih,
bisa sebesar itu.aku saja yang hobi makan tetap aja gini-gini aja badanku.saat aku sedang memikirkan apa yang dia makan aku merasakan dia sedang meremas tanganku.

Aku seperti tidak ada di ruangan ini.mereka asik berbicara tampa memperdulikanku.ibu,ka candra dan ibu Riana asik membicarakan tentang apa saja.tapi,merutku ibu Riana sedang lebih banyak bertanya atau lebih tepatnya mengintrogasi kakakku sebagai calon menantunya.itu terbukti dengan dia bertanya apa saja tentang kakakku dan ibuku dengan semangat menjawabnya.padahal kakakku yang ditanya.mala ibuku yang menjawab.
dari pembicaraan yang aku dengar.ternyata, dulu saat aku masih kecil Ibu Riana sering datang ke rumahku begitu pun sebaliknya.tapi kenapa ,aku tidak bisa mengingatnya.
ckk...ckk...Vivi...vivi pelajaran yang baru kemarin di terangkan saja, kamu sudah lupa.bagaimana dengan kejadian yang sudah bertahun-tahun.ckk...ckk...Nasipmu vi... malang sekali.
sedangkan tiga laki-laki yang berada di ruangan ini juga sedang asik membicarakan bisnis bisnis mereka yang tentu saja tidak aku mengerti sama sekali.tapi,entah mengapa aku bisa merasakan kalau laki-laki di depanku ini sedang mencuri pandang ke arahku.beberapa kali mata kami saling bertaprakan tapi dia langsung membuang muka.saat aku melihatnya, yang sedang menatapku dengan tatapan tajam .apa jangan-jangan dia suka padaku ya...memikirkan saja sudah membuat bulu romaku berdiri.

Sekitar jam sembilan.kami akhirnya makan.yang langsung aku sukuri karna bisa terbebas dari rasa di abaikan tadi dan yang pasti bisa tetbebas dari tatapan tajamnya.tapi ternyata dewi kebaikan tidak berpihak kepadaku. Karna lagi-lagi laki-laki itu kembali duduk di hadapanku.

Setelah selesai makan kami kembali ke ruang keluarga.diruang keluarga pembicaraan sudah menyangkut perjodohan.yang aku dengar dari pembicaraan yang mereka bicarakan itu.bahwa pertunangan akan dilaksanakan satu bulan lagi dan pernikahan akan dilakukan tiga bulan lagi.mereka membicarakan apa saja menyangkut perjodohan itu.sedangkan aku.ckk ckk jangan tanyakan.

Calon Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang