Bagian 9

13K 1K 184
                                    

"APA YANG KALIAN LAKUKAN, BRENGSEK.....???"

Aku melotot dengan mata membesar melihat laki laki yang aku berikan harta paling berharga dalam hidupku tadi malam, sedang berciuman dengan seorang wanita di meja kerjanya. Mereka berciuman dengan posisi wanita itu ada di pangkuan mas Rey yang sedang duduk di kursi kerjanya. Aku menghapus air mataku yang dengan lancang jatuh melihat peristiwa menyakitkan itu. Tapi aku tidak akan diam saja dan hanya menangis,bila seseorang mencoba menyakitiku. Aku bukan wanita lemah.

Aku berlari dengan aurah kemarahan ke arah wanita yang sudah berdiri dari lantai, setelah mas Rey mendorongnya karna keget dengan teriakanku tadi.

Tampa pikir panjang aku langsung menampar wanita yang menatapku kesal itu, dengan sekuat tenaga yang aku bisa , yang aku yakin akan meninggalkan bekas dipipi mulusnya.

Mungkin karna terlalu kencang tamparanku, membuatnya terdorong kebelakang. Wanita itu mendongak penuh kemarahan sambil memegang pipinya yang memerah bekas cap tanganku.

Dengan tatapan tajam wanita itu berjalan melangkah ke arahku dengan tatapan siap membunuh, yang aku balas dengan tatapan tidak kalah tajamnya dengan tatapannya.

Wanita sekarang benar-benar tidak tau malu. Sudah ketahuan selingkuh oleh istri sahnya,bukannya tertunduk malu ini mala mengakat tinggi-tinggi dagunya dengan sikap sombong.

Aku pun membalasnya dengan mengangkat daguku setingi-tingginya. Bukan karna ingin menjadi angkuh, tapi karna aku harus melakukan itu karna wanita di depanku ini ketinggian. Dan Aku benci itu.

Kami saling menatap dengan tatapan tajam. Aku tidak memperdulikan mas Rey yang berbicara denganku. Entah apa yang dia bicarakan. Aku tidak peduli. Setiap dia memegang tanganku aku akan langsung menepisnya. Aku marah dengannya. Dan aku akan membalas penghianatan ini,Tapi  belum sekarang. Karna saat ini aku harus memberikan pelajaran pada wanita yang mencoba menamparku,tapi aku dengan cepat memegang  tanggannya sebelum tangannya menyentuh pipi mulusku.

Aku yang sudah di penuhi amarah langsung menghempaskan tangannya dan gantian ke dua tanganku menjambak rambutnya sehingga membuatnya meminta tolong pada suamiku.

Wanita lemah manapun kalau miliknya di ganggu oleh wanita lain akan mengamuk. Seperti apa yang aku lakukakan.

Mas Rey berusaha melepaskan tanganku dari rambut selingkuhannya , tapi aku yang sudah di penuhi amarah tidak mau melepaskan jambakanku. Setelah beberapa menit, mas Rey akhirnya mampu melepaskan tanganku dari rambut wanita selingkuhannya, sambil memegang tanganku dengan erat dan membawaku menjauh dari wanita yang aku lihat di lift beberapa menit lalu itu.

Ternyata kesempatan itu tidak di sia siakan oleh wanita selingkungan mas Rey, karna tampa sepengetahuanku,wanita itu  membalasku dengan mejambak rambutku dari belakang.

Aku berteriak kesakitan. Mas Rey langsung melepaskan tanganku yang di gegamnya dan berusaha melepaskan tangan wanita yang aku ingat bernama Viandra itu dari rambutku. Aku menghela nafas lega setelah tangan wanita itu lepas dari rambutku. Rasanya kepalaku ingin copot saat wanita itu menarik rambutku. Sakit...

Aku mengelus-ku rambutku,berharap rasa sakitnya bisa hilang. Walau hanya sia-sia ,karna rasa sakit di kulit kepalaku tidak kunjung hilang. Ini semua gara-gara  wanita pelakor itu, aku harus membalasnya. tapi ngomong-ngomong di mana wanita itu sekarang.

Aku mendongak, aku melotot, lagi-lagi. Apa yang aku lihat beberapa meter di hadapanku itu,membuat amarahku yang sudah padam,kembali menyala. Istri mana yang tidak naik darah melihat suaminya yang baru menikahinya belum hitungan minggu dengan beraninya memeluk wanita lain di depanmu.

Aku tidak memperdulikan apa lagi selain melampiaskan amarahku. Aku langsung berlari ke arah meraka dan langsung menarik tangan wanita itu dengan sekali hentakan hingga terlepas dari  kungkungan mas Rey.

Tampa pikir panjang, aku kembali menjambak rambutnya dengan kemarahan. Tapi kali ini dia tidak diam saja,karna dia balas menjambak rambutku tidak kala kencangnya. Jadilah di antara kami terjadi jambak menjambak rambut sampai berguling guling di lantai.

"ViVi....ViANDRA berhenti" suara toa mas Rey membuat kami refleks berhenti sambil melihat mas Rey dengan tatapan tajam. Aku bukan tidak tau,dari tadi mas Rey berusaha memisahkan kami. Tapi kemarahan yang menggunung di antara kami, tidak sedikit pun bisa di pisahku.

Kesempatan itu, tidak aku sia siakan begitu saja. Aku yang sudah ada di atas tubuh wanita yang bernama viandra itu tampa pikir panjang langsung menduduki perutnya dan kembali menjambak rambut wanita itu hingga ia tak berdaya di bawahku.

Lagi lagi ada yang mencoba melepaskan tanganku dari rambut wanita yang kedapatan berciuman beberapa menit yang lalu dengan laki-laki yang berstatus suamiku. Aku menengok, Aku yang mengetahui siapa orang yang memcoba melepaskan tangganku dari wanita yang ada di bawahku ini, membuat darahku semakin mendidih, semakin emosi. Karna secara tidak langsung dia membela selingkuhannya  di bandingkan aku yang merupakan istri sahnya. Apalagi mengingat adegang tadi, yang mereka pertontonkan.

Karna amarah yang membelundak, aku berdiri dan gantian menjambak rambut laki laki itu, yang entah kenapa aku tidak sanggup lagi menyebut ia suamiku. Aku merasa jijik.

Posisinya yang sedang berjongkok dan tidak menyangkah dengan reaksiku membuatnya hilang keseimbangan dan jatuh terduduk. Aku langsung mendorongnya hingga ia terlentang di lantai. Aku tidak memperdulikan tatapan tak percaya darinya.

Karna aku kembali ke arah wanita yang masih bertahan tiduran di lantai sambil meringis memegang rambutnya. Aku kembali mendudukinya dan menjambak rambutnya.

Kali ini dia hanya diam, tidak membalas. Tapi dia tetap berteriak minta tolong pada laki-laki brengsek itu walau dengan suara lemah.

Tapi tetap saja aku semakin emosi mendengarnya. Tiba-tiba aku merasa tubuhku yang ada di atas perut wanita itu teragkat dan di paska berdiri. Dan tak berapa lama aku merasa tubuhku melayang dan menghantam sesuatu, hingga membuat pelipisku mengeluarkan cairan.

Aku meraba pelipisku, aku melihat tanganku yang ada cairan kental warna merah seperti darah. Aku mendongak, melihat ke arah laki-laki yang tega melakukan ini padaku. Mataku mengabur, melihat pemandangan beberapa meter di hadapanku. Di mana laki-laki yang mengucap janji pada ayahku, untuk menjagaku di hari pernikahan kami kemarin, sedang menggendong wanita selingkuhannya dan membawanya keluar dengan cemas. Meninggalkan aku disini dengan luka yang sangat dalam, bukan hanya fisikku tapi juga hatiku.

"Aku membencimu mas Rey."

Aku melihat pintu yang tertutup,yang menghilangkan pasangan brengsek itu sambil berlinang air mata. Hanya itu, setelahnya semuannya terasa gelap.

***

Aku mau curhat...kalau mau baca silahkan! Kalau tidak, silakan lewati bagian ini.

Sebenarnya aku tidak tau akan seperti apa cerita ini nantinya, atau apakah aku bisa melanjutkanya sampai tamat atau tidak. Karna aku tidak punya gambaran dengan jalan cerita ini. Beda dengan Majikan Suamiku, yang aku sudah tau jalan ceritanya. Di majikan suamiku, aku sudah membuat daftar isi, bab ini kejadian begini, konfliknya di part...konfliknya seperti apa, sampai tamatnya di part berapa aku sudah tau . Aku hanya harus selalu mengasah kemampuanku dalam membuat kalimat, agar di setiap part enak di baca.(makanan kali)

Tapi beda dengan Calon istri pengganti, aku tidak membuat daftar isinya, karna aku juga tidak tau harus menulis apa. Aku hanya menulis apa yang terlintas di otakku begitu saja. Tapi aku akan berusaha melanjutkan cerita ini, karna cerita ini banyak yang suka.

Doakan saja aku bisa melanjutkan cerita ini sampai tamat. Terimah kasih...

Selain doa aku juga butuh vote dan comen. Karna vote yang banyak dan comen yang bersifat membangun, membuat aku senang. Kalau aku senang, pasti aku akan semangat menulis.

Terimah kasih banyakkkkk

Maaf di part ini sedikit.....

Calon Istri PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang