Permisi,mau bilang.kata-kata di part ini sedikit vulgar.
*****
Sudah satu bulan acara tunangan dadakan itu berlalu. Selama itu pula aku tidak pernah bertatap muka langsung atau berkomunikasi dengan tunanganku itu. Bukan berarti aku mengrapkannya ya. Aku hanya curhat. Siapa tau kalian ingin dengar.
Bahkan dengan tidak adanya mas re...selama satu bulan ini membuatku bebas melakukan apapun bersama teman-temanku. Seperti nongkrong di kafe dan trefeling ke beberapa Daerah.
Bahkan dua hari lalu aku baru pulang dari liburan bersama teman-temanku di lombok Nusa tenggara barat. Asik kan?Dan hari ini aku bersama teman-temanku berencana sepulang kuliah akan pergi ke bogor. Kebetulan besok wekend. Untuk merayakan bertambahnya usia salah satu teman kampusku.
Aku yang sudah menenteng tas kuliah tercengang dengan mulut terbuka melihat sosok yang tak menampakan hidungnya selama satu bulan ini duduk dengan santainya sambil menyesap kopi di ruang keluarga.
Aku terburu-buru menghampirinya. Jangan sampai dia menjadi penghalang rencana liburanku besok.
"Mas re...ngapain kesini?" tanyaku yang sudah berdiri di dekatnya. Mas re...mendongak dari tabnya.
"Tidak ada" jawabnya acuh dan kembali sibuk dengan tabnya. Aku memutar bola mataku malas mendengar jawaban santai dari mulutnya. Kalau tidak ada urusan disini kenapa harus datang pagi-pagi begini di rumahku. Menggangu saja.
"Aku ke kampus hari ini lo" kataku memberitahunya. Agar dia lekas pergi.
"Tidak perlu! Karna aku sudah mengirim surat izin di kampusmu"
Aku melotot mendengar informasi itu. Aku langsung mengambil duduk di kursi di depanya hanya di batasi dengan meja kaca.
"Maksudnya apa mas re...?"
"Hari ini kita akan melakukan foto pre wedding. Dan aku sudah memberitahukan itu melalui ibu." jelasnya tampa mengangkat kepalanya dari layar tabnya. Lama-lama tab itu aku buang. Masa benda kecil itu lebih menarik dari wajah cantikku. Aku mengibaskan rambutku sombong sebelim menghela nafas pasra.
Sebenarnya aku sudah di beritau tentang foto pre wedding itu oleh ibu. Tapi itu dua hari lalu sepulang dari liburan di lombok dan ibu tidak memberitahuku pastinya kapan. Ibu hanya mengatakan dalam minggu ini. Dan aku tidak tau bahwa itu hari ini. Terus bagaimana dengan rencanaku yang akan menghabiskan wekend di bogor.
Aha...aku bisa pergi ke bogor besok kan. Ya...ya... Aku menganguk dengan ide cemerlangku itu.
Aku melihat ke arah mas re...yang masih sibuk dengan tabnya itu dengan sebal. Aku tiba-tiba mendapat ide cemerlang untuk mengalihkannya dari tabnya.
"Hari ini kita akan melakukan apa mas rey..?"tanyaku iseng. Aku ingin membuatnya menatapku dan mengngalihkan pandangannya dari tabnya yang membuatku kesal.
" Hari ini kita akan melakukan foto pre wedding" jawanya yang lagi-lagi tak melihatku dan masih sibuk dengan tabnya.
"Apa mas re...? Aku tidak mendengarnya" ulangku dengan lebih keras. Mas re...langsung mendongak dan menatapku tajam. Aku cuma cengengengesan menatapnya balik. Siapa suruh mengabaikannku.
Aku meliriknya takut-takut saat dia melangkah ke arahku dengan penuh aurah tajam. Matanya yang mengeluarkan tatapan tajam itu tidak melepaskan dari tatapan matanya dari mataku.
Aku meringis. Apa aku sudah keterlaluan. Melihatnya yang sudah meyebrang melewati meja kaca yang membatasi kami aku berancang-ancang berdiri akan melarikan diri dari singa yang marah.
Tapi baru juga berdiri wajahnya sudah ada di hadapanku. Aku hanya bisa terpaku. Aku duduk dengan berlahan kembali saat tanganya yang memegang bahuku menekanku untuk duduk kembali.Seperti kerbau di cocok hidungnya aku duduk dengan pasrah.
Setelah aku duduk dia pun ikut duduk atau lebih tepatnya jongkok di hadapanku setelah menggeser meja kaca agar mempermudahkannya untuk jongkok di situ dengan badanya yang besar. Tangannya yang besar itu mengurungku dengan menaruh ke dua tangannya di sandaran kursi di samping kepalaku. Aku melihatnya hanya terdiam kaku.
"Mulut kamu yang iseng ini harus di beri pelajaran" ujarnya sambil melihat bibirku. Apa yang akan dia lakukan pada bibirku. Jangtungku berdetak dengan sangat cepat.
Aku melotot melihatnya yan memajukan wajahnya berlahan sambil tetap tidak melepaskan matanya dari bibirku. Aku menahan dadanya dengan ke dua tanganku dan berusaha mendorongnya. Tapi bukannya mundur ke belakang wajahnya semakin maju seakan doronganku tidak memperngaruhinya sama sekali.
Melihat wajahnya yang sangat dekat dengan wajahku membuatku spontan menutup kedua mataku. Dengan was-was aku menunggu apa yang ingin dia lakukan pada bibirku. Apa dia akan menciumku? Kalau itu terjadi aku harus bereaksi seperti apa?
Belum sempat aku memikirkan bagaimana reaksi yang harus aku tampilkan, aku langsung membuka mata dengan mata melotot saat merasakn bibirku sedang di lumat dengan benda lembab. Dan aku semakin melotot saat merasakn ada benda licin yang memasuki mulutku.
Entah dapat kekuatan dari mana aku mampu mendorongnnya hingga ia menjauh dari wajahku lebih spesifiknya dari bibirku hingga terduduk dengan mata melotot ke arahku.
Aku menatanya tercengang. Ternyata seperti itu reaksiku saat dia akan menciumku.
*****
"Mas re...aku ingin bicara" kataku padanya yang sedang kosentrasi menyetir. Dan apa yang aku dapat teman-teman aku tidak di hiraukan. Seakan aku tidak ada disini. Mungkin dia masih marah dengan kejadian di ruang keluarga beberapa jam lalu.
Aku mengoyang-goyangkan lengannya agar ia mau menatapku. Akhirnya setelah beberapa menit mas re mau melihatku. Mungkin dia kesal dengan tindakanku.
"Apa?"
"Aku tidak ingin punya anak sebelum aku sarjana"aku melihatnya dengan permohonan.
"Hmm..."sahutnya singkat. Aku memutar bola mataku malas.
" Berarti prosesnya tidak perlu kita lakukan kan?"lanjutku lagi melihatnya sambil tersenyum.
Mas re ...melihat ka arahku dengan datar sebelum kembali melihat ke depan."kalau itu tidak bisa"
Aku menghela nafas pasra. Apa lagi yang bisa aku lakukan. Aku sudah tau dia tidak akan melewatkan proses itu seperti yang dia katakam saat mengancamku untuk tunangan dengannya bulan lalu.
Dasar laki-laki...
"Berati aku harus menggunakan kb" gumamku pasra.
"Itu juga tidak bisa!"
Aku tercengan menatapnya. Kagum dengan mas re...yang bisa mendengar gumamku. Padahal tadi itu aku cuma berbisik.
"Karna kalau menggunakan kb dengan kau yang belum melahirkan sebelumnya akan sangat susah untuk memiliki anak saat kita sudah sangat siap punya anak." jelasnya panjang yang lagi-lagi membuatku kagum.
"Masa bisa seperti itu?" tanyaku setelah hilang rasa kagetku dengan dia yang tau tentang hal-hal yang menurutku tabuh itu.
"Iya" mas re...menganguk-nganguk dengan masih kosentrasi menyetir.
"Kata siapa?"
"Kataku" jawabnya bangga yang membuatku memutar bola mata malas.
" itu cuma alasan kan?"tuntutku sambil meliriknya curiga.
"Tidak! Memang seperti itu" jawabnya mantap sambil menganguk-nganguk.
"Aku tidak percaya"
"Terserah...!tapi kita tetap akan bercinta setelah menikah."
Aku mendengus menghadap ke luar jendela dengan kesal.
"Dasar mesum..."
Ha...ha...ha...
*****
Jika ada yang pernah membaca cerita ini di akun aku yang lain mungkin sedikit berbeda dengan yang di akun ini.
Aku melakukan sedikit perubahan di akun ini tapi tidak mengubah jalan ceritanya.
So...lagi-lagi aku minta bantuan mengoreksi kata yang salah di part ini.
Agar di part-part selanjutnya tulisanku semakin rapi. Terimah kasih.And plisssss vote dan comen di part ini
*terimah kasih*

KAMU SEDANG MEMBACA
Calon Istri Pengganti
RomanceProlog... Anastasaya viviane,adalah gadis polos,cerewet,dan manja ini di umur 19 tahun harus rela menggantikan kakaknya untuk menikah dengan laki-laki bermata tajam dan super dingin yang terpaut 12 tahun dengannya. Bagaimanakah nasip pernikahan dua...