Hukuman

5.9K 52 0
                                    

Happy Reading!!!
.
.
.
* * *
Gweboon memukul lengan Jinki. Menatap tajam suaminya itu dan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kenapa kau memukulku, Gwe?"

"Kau masih bertanya kenapa?"

"Huh! Aku kan hanya meminta apa yang biasanya dilakukan suami-istri."

"Tapi seharusnya kau tahu situasi dan kondisinya, Lee Jinki." Gweboon memutar bola matanya kesal.

"Kenapa? Apa karena baby lagi? Bukankah kau bilang dia baik-baik saja?"

"Dia memang baik-baik saja, Jinki-ya. Tapi bukan berarti kau bisa memanfaatkan kesempatan."

"Tapi aku benar-benar ingin menyentuhmu, Gwe."

"Kau kan sudah menyentuhku."

"Itu tadi hanya pelukan biasa."

"Jadi kau mengharap lebih?"

"Tentu saja."

"Tahan dulu keinginan mesummu itu, Lee Jinki! Lagipula aku tidak ingin terjadi sesuatu dengan baby."

"Aku tidak akan berbuat lebih, Gwe. Hanya ingin mendengarmu mendesah."

Oh, Gweboon benar-benar muak melihat wajah Jinki yang tampak memelas dan sudah dipenuhi nafsu itu. Menggelikan menurutnya.

"Kau bisa mendesah sendiri, Tuan Lee. Tidak perlu mengajakku."

"Tapi rasanya akan berbeda jika kita berdua melakukannya bersama-sama, Gwe."

"Astaga, Lee Jinki... buang jauh-jauh pikiran mesummu itu. Juga... lupakan kosakata mendesah yang sering keluar dari mulutmu itu. Terdengar menggelikan."

"Aku tidak peduli, yang aku pedulikan hanyalah menyentuh istriku sendiri, Kim Gweboon."

"YA! LEE JINKI!"

"Ayolah, Gwe. Aku tidak akan memasukkannya, hanya ingin mendengar suara desahanmu setelah itu aku akan berhenti."

"Perkataanmu tak bisa kupercaya, Pak Tua Mesum."

"Kenapa?"

"Buktinya sekarang kau merengek seperti bocah setelah aku memberimu kesempatan untuk memelukku tadi."

"Tapi kan, Gwe..."

"Jangan meminta hal yang aneh-aneh! Aku lelah, aku ingin tidur, Jinki-ya."

"Aku ma-"

"Jika kau masih merengek seperti itu, aku akan menyuruhmu tidur di kamar tamu."

Seakan tak mendengarkan ancaman Gweboon, Jinki masih saja meminta istrinya itu untuk memuaskan nafsunya. Oh, Lee Jinki benar-benar tak kenal putus asa. "Gwe... sekali ini saja..."

"YA! KELUAR DARI KAMAR SEKARANG JUGA, LEE JINKI!"

Gweboon mendorong tubuh Jinki. Entah memang Gweboon yang terlalu kuat atau memang pikiran Jinki sudah tidak fokus, hingga Gweboon bisa dengan mudah melakukannya. Jinki yang baru sadar segera menahan pintu saat Gweboon hendak menutup kamarnya.

"Lalu aku tidur dimana?"

"Terserah padamu. Yang pasti jangan kembali sebelum otak mesummu itu bersih dan bebas kata mendesah." Menutup pintu itu dengan keras tepat di wajah Jinki.

Jinki hanya bisa menghela nafas saat mendengar bunyi klik setelahnya. Gweboon mengunci pintu kamar mereka.

Oh, Lee Jinki, nasibmu benar-benar buruk sekarang. Tidak dapat ciuman, sentuhan, desahan, dan sekarang kau harus menghadapi kenyataan tidak bisa tidur satu ranjang dengan istrimu. Hah! Semoga hanya malam ini saja Gweboon menyuruhnya tidur di luar.
.
.
.
END

Mendesah 'The Series'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang