Happy Reading!!!
.
.
.
* * *
Dua sosok berwajah mirip itu saling berhadapan. Salah satu sosok itu menatap sosok lainnya dengan kening berkerut.
"Ada apa denganmu, Jinki-ya?"
"Hah! Kau tidak akan bisa membayangkan apa yang terjadi padaku, Lee Eunsook."
Wanita bernama Eunsook itu mengerutkan keningnya. Yang dia tahu saudaranya ini tak pernah mengeluh.
"Kenapa? Apa terjadi sesuatu dengan rumah tanggamu?"
"Tidak, hanya saja...."
"Apa?"
"Gweboon..."
"Kenapa dengan Gweboon?"
"Dia tidak mau aku sentuh."
Oh, apakah kalian penasaran bagaimana Jinki ketika mengatakan kalimat itu? Bayangkan saja anak kecil yang kesal dan marah saat apa yang dinginkannya tak dituruti. Yah, seperti itulah kira-kira.
"..." Wanita itu tak mengatakan apapun. Hanya bisa menatap Jinki dengan mata sipitnya. Tatapan itu begitu intens, bahkan Eunsook pun sampai tak berkedip.
"YA! Ekspresi macam apa itu?"
Eunsook tersadar, segera saja melayangkan pukulannya di lengan Jinki. Oh, kenapa dua wanita yang dia sayangi itu begitu senang memukulnya? Dan lebih hebatnya lagi dua orang itu sama-sama menjadikan lengan Jinki sebagai sasarannya.
"Kenapa memukulku?"
"Aku malah ingin menendangmu."
"Ya!"
"Lee Jinki, sejak kapan kau menjadi mesum seperti ini?"
"Oh, bukankah kau sudah tahu jawabannya?"
"Tapi haruskah kau mengatakan masalahmu kepadaku?"
"Kau kan saudaraku, lagipula kau juga dekat dengan Gweboon."
"Aku tahu, tapi tidak untuk hubungan intim kalian berdua, Tuan Lee."
"Kau harus membantuku, Eunsook-ah."
"Kau gila?"
"Ya, aku rasa sebentar lagi aku akan gila karena tidak bisa menyentuh Gweboon."
"Jangan katakan itu lagi, Lee Jinki!"
"Tapi memang begitulah kenyataannya."
"Lalu kenapa dia tidak mau kau sentuh?"
Sepertinya Eunsook mulai penasaran. Karena sejauh ini Eunsook cukup tahu jika Gweboon sangat menyukai sentuhan Jinki. Tentu saja. Kalian pikir apa yang akan dibicarakan oleh dua wanita yang bersuami jika bertemu? Tentu saja tidak akan jauh-jauh dari hubungan intim.
"Dia akan mual jika aku sentuh."
"Begitukah?"
"Hmm... apakah kau pikir ini wajar?"
"Entahlah, aku juga tidak tahu. Ini pertama kalinya aku mendengar hal seperti itu."
"Aku pikir ini hanya akal-akalannya saja karena tidak mau aku sentuh."
"YA! Dia istrimu, jangan berpikiran buruk tentangnya!"
"Kau tidak pernah tahu bagaimana tersiksanya aku karena tak bisa menyentuhnya, Eunsook-ah."
"Tapi dia tidak mungkin seperti itu, kau pasti tahu jika dia sangat menyukai sentuhanmu, bukankah begitu?"
"Darimana kau tahu?"
"Tidakkah kau berpikir hubungan kami sudah seperti kakak dan adik?"
"Dasar wanita tukang rumpi."
"Dasar laki-laki mesum!"
"YA!"
"APA?"
"Bagaimana denganmu?"
"Apanya?"
"Saat hamil Bumsook apakah kau juga seperti itu?"
"Tidak. Aku biasa saja. Tidak ada yang aneh-aneh saat hamil."
"Lalu aku harus bagaimana?"
"Tahan dulu nafsumu, Jinki-ya."
"Apa kau pikir kau bisa tahan tidak disentuh Kibum selama beberapa bulan?"
"YA! Kenapa jadi membawa nama suamiku?"
"Apakah kau berhubungan dengan laki-laki lain?."
"YA!" Eunsook ingin memukul Jinki lagi, tapi laki-laki itu segera menahannya. Membuat Eunsook hanya bisa mendelik kesal ke arah Jinki.
"Aku tidak perlu mengkhawatirkan jika Kibum tidak menyentuhku, karena hampir setiap hari kami melakukannya."
"Ternyata kalian berdua sama-sama mesum."
"Kau pikir kau tidak? Lagipula lebih baik Kibumku karena dia tidak merengek seperti anak kecil saat aku tidak mau disentuhnya."
"Kau menyindirku?"
"Menurutmu?"
"Hah! Tidak ada hasilnya aku datang ke sini."
"Siapa suruh kau datang kemari?"
"Aku pikir kau bisa membantuku."
"Aku tidak bisa membantumu, tapi aku beritahu kau satu hal."
"Apa?"
"Berapa usia kandungan Gweboon?"
"Tiga bulan."
"Tunggulah lima bulan lagi."
"Hah?"
"Tunggulah hingga kandungan Gweboon memasuki usia delapan bulan. Karena di usia itu dianjurkan untuk sering-sering melakukannya. Agar mempermudah saat proses melahirkan. Entah benar atau tidak akupun tak tahu, karena aku mendengarnya dari eomma Kibum."
"Lalu apakah kau mempraktikkannya?"
"Belum. Beliau memberitahuku setelah Bumsook lahir."
"Jadi selama lima bulan aku harus benar-benar menahannya?"
"Ya."
"Apakah aku bisa?"
"Lakukanlah, Lee Jinki. Demi bayimu."
Lalu... apakah Jinki benar-benar melakukannya? Tidak menyentuh Gweboon selama lima bulan? Dan bisakah Jinki menahan hasratnya sendiri saat melihat istrinya yang cantik dan seksi itu?
.
.
.
END
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendesah 'The Series'
FanfictionAku gak nyangka kalau masih ada yg baca sampai sekarang. Jadi aku coba buat ngerapihin pelan2. Dan jangan aneh ya sama bahasanya, ini ff aku buat sekitar 2013-2015. Oneshot ataupun drabble yang berkesinambungan. Oleh karena itu bacanya harus urut. T...