* Flashback On *
Saat Mikha baru masuk SMA, disana dia di MOS dengan kakak kelas dan panitia yang notabenenya "Garang"
" Dys, kakak kelasnya galak-galak banget dah" curhat Mikha pada Gladys.
" Sstt lu ga boleh gitu Kha, nanti kalo kedengeran kakak kelas bisa abis lu"
" itu cewek berdua, dari tadi ngobrol lu! Ga ngederin kakak kelasnya ngomong apa?" Protes Ardeno Muzaghi atau biasa dipanggil Deno.
" mampus dah Dys kita ketauan ngobrol" ucap Mikha ketakutan karena mengetahui Deno menghampiri mereka
" Lu berdua bisa ga sih di--" ucap Deno terputus
" Ampun kak, maafin saya. Jangan salahin Gladys temen saya, dia ga salah, saya yang salah. Saya yang--" jawab Mikha ketakutan
" Gue ga bakalan marahin lu kok" jawab Deno dingin
" ppfftt Makasih Ya Allah" ucap Mikha lega sambil mengusap dadanya karena lega
- Saat jam Istirahat -
" Eh Kha, lu gila apa gimana sih? Kok lu berani sih nyela omongan Kak Deno yang bisa dibilang cuek dan galak?"
" daripada nanti gue lebih dimarahin hayo?" Jawab Mikha santai sambil menyuapkan baksonya ke mulutnya
" gilaa! Gue ga abis pikir aja. Tapi kok anehnya kak Deno ga marah ya?malah bilang kalo dia ga marahin lu gitu!" Tanya Gladys kagum
" gue pake pelet. Makanya dia ga marah" jawab Mikha santai
" Eh gila! Lu pake pelet?pelet apaan?" Tanya Gladys polos
" Pelet ikan!! Hahahaha" canda Mikha
" ah sialan lo, gue udah serius taunya bercanda." Ucap Gladys sebal
Saat mereka sedang asik makan tiba-tiba seseorang datang menghampirinya
" Eh lu Mikha kan? Mikhayla Ar..." Tanya seorang cowok sambil memikirkan nama panjangnya Mikha
" Mikhayla Armita Rasmavati"
" nah iya itu maksud gue. Gue disuruh sama panitia OSIS suruh manggil lu sama temen lu" kata seorang cowok itu
" Mampus dah Kha ternyata masalahnya diperpanjang" kata Gladys panik
" yaelah cuman dipanggil doang,palingan disuruh beli mie ayam" jawab Mikha santai sambil beranjak dari tempat duduknya dan menarik Gladys
-Sesampainya di Ruang Panitia OSIS-
" Permisi.." Ucap Mikha sambil mengetok pintu
" Eh iya, nyari siapa ya?" Ucap seorang cewek yang menggunakan Jas OSIS
" Permisi Kak katanya tadi saya Mikhayla sama teman saya disuruh datang ke ruangan panitia OSIS" tanya Mikha
" oh lu Mikhayla? Yayaya masuk aja, tadi lu dipanggil sama Deno tuh" jawab seorang cewek OSIS itu
DEG!
Seketika jantung Mikha serasa mau lepas. Sejujurnya. Dia takut.
" aduhh kan bener kata gue Kha, ini masalahnya diperpanjang kan" ucap Gladys ketakutan sambil menarik baju Mikha.
" yaudah lah kita masuk dulu aja" jawab Mikha santai,padahal dia juga takut.
Mikha dan Gladys pun masuk menghampiri Deno yang tengah duduk di meja Ketua OSIS dengan santai.
" tuh Kak Deno nya, lu yang ngomong ah" bisik Gladys ketakutan.
" iya iya bentar kek" jawab Mikha sambil berbisik.
" Permisi Kak.." Salam Mikha membuat Deno yang tengah menulis menengok ke arahnya dan Gladys
" Eh iya lu Mikhayla kan?" Tanya Deno
" iya kak, tapi biasa dipanggil Mikha" jawab Mikha
" nggak peduli " balas Deno cuek. " Oh rumah lu dimana?"
DEG!!
Mampus lu Mikha, kayaknya dia bakalan dateng ke rumah lu terus ngelaporin semuanya ke Bunda,Ayah,sm Kak Kenzo dan lu bakalan bermasalah disekolah ini. Begitulah pikiran Mikha saat ini
" woy. Ditanya malah bengong" tanya Deno
" Eh Kha, jawab dih. Lu malah bengong!" Bisik Gladys sambil menarik baju Mikha
" Eh iya kak maaf. Di Komplek Theresia kak"
" oh " jawab Deno singkat " yaudah sekarang lu sama temen lu balik lagi ke kelas" ucap Deno
" What? Gitu doang? Dia nyuruh gue buat dateng ke kandang harimau ini, ngelewatin Kakak-kakak OSIS yang galak yang tampangnya kek macan ga dikasih makan seminggu cuman buat nanyain dimana rumah gue? Hah? Hello! Ya ampun tuh orang hampir bikin gue mati berdiri gara-gara deg-deg an" gerutu Mikha dalam hati
Saat Mikha dan Gladys baru beranjak 5 langkah dari Deno, tiba-tiba...
"Mikha, balik sekolah gue anterin lu ke rumah!" Ucap Deno
DEG!!
Kata-kata Deno tadi membuat keduanya berhenti ditempat dengan mata melotot,mulut menganga dan ekspresi kaget
KAMU SEDANG MEMBACA
Teropong
Teen FictionDisaat aku hanya bisa memperhatikan mu dari kejauhan, bagaikan sebuah Teropong. Disaat aku hanya bisa diam, tanpa memperjuangkan 'dia' yang aku cintai. Membuat aku merasa bahwa aku adalah wanita yang paling lemah. Lalu disaat aku...