Extra Part

673 32 5
                                    


Beberapa Tahun Kemudian...

Dulu bagi Rea kebahagiaan adalah satu hal yang begitu langka dan istimewa. Hal yang mungkin tidak akan pernah ia miliki, terutama sejak Ben menikah. Dulu Rea pikir, selamanya ia akan mengenakan topengnya. Menyembunyikan seluruh emosi dan perasaannya, dan terus menjadi Rea yang tenang dan datar. Tapi rupanya semua hal itu tak pernah menjadi kenyataan. Kini Rea tahu bagaimana rasanya bahagia dan topengnya, Rea bahkan lupa bagaimana rasanya mengenakan topeng itu lagi.

"Bundaaa..." panggil suara kecil yang sedikit serak.

Rea yang sedari tadi tengah membelai kepala putrinya, Anya, tersenyum lembut pada gadis kecil berusia empat tahun itu. Gadis kecil buah cintanya dengan Bara.

"Yes honey" sahut Rea lembut. Rea bahkan tak ingat kapan terakhir ia meninggikan suaranya karena sejak memiliki Anya, hati Rea dipenuhi oleh kebahagiaan dan kelembutan.

"Ayah kapan pulang? Anya kangen," tanya Anya untuk yang kesekian kalinya. Ya... sudah seharian ini Anya menanyakan keberadaan Ayahnya, Bara yang memang sedang dinas luar kota. Rea tersenyum lembut dan menangkup wajah mungil putrinya sebelum mengecup kening gadis kecil itu penuh cinta.

"Besok ketika saat kamu bangun, pasti ayah sudah disini," jawab Rea mantap yang langsung disambut senyum lebar Anya.

"Beneran bun? Bunda janji kan?"

Rea kembali tersenyum dan mengulurkan jari kelingkingnya yang langsung disambut oleh kelingking kecil Anya.

"Sekarang tidur, oke?" pinta Rea yang langsung dibalas anggukan penuh semangat Anya.

Sembari tersenyum gadis kecil itu memejamkan matanya, sementara Rea kembali membelai rambut Anya sambil menyenandungkan Safe and Sound-nya Taylor Swift yang entah bagaimana caranya menjadi lullaby untuk Anya semenjak putrinya itu bayi. Rea hampir saja menyelesaikan lagu Safe and Sound-nya ketika terdengar suara mobil diluar yang langsung membuat Anya membuka matanya lebar-lebar kemudian melompat turun dari ranjangnya sembari berseru memanggil Bara.

"Ayaaahhhhh!!!!" seru Anya sembari berlari kecil menuju depan.

Rea hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Dulu... ia tidak berpikir akan bisa tersenyum sesering ini. Tapi sekarang, Rea nyaris selalu tersenyum, apalagi ketika bersama dengan si kecil Anya yang selalu aktif.

"Anya sayang, pelan-pelan nak," ujar Rea saat Anya kecil sudah berada diruang tamu, dibalik pintu yang tertutup sembari melompat-lompat tak sabar sementara Rea dengan perutnya yang besar hanya bisa berjalan pelan mengikuti Anya.

"Ayaaaahhhh!!!!" seru Anya riang begitu Rea membukakan pintu dan sosok Bara telah menunggu diteras. Tanpa menunggu lagi, Anya melompat kegendongan Bara sementara Bara langsung menangkap putri kecilnya itu dan menciuminya dengan penuh sayang.

Rea tersenyum ditempatnya. Pemandangan ini tak akan pernah dilupakannya. Karena lewat pemandangan inilah Rea tahu bahwa hidupnya telah sempurna. Bersama Bara, Anya dan calon anak mereka yang kedua.

rp@X

Her MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang