Hari pertama sekolah udah membuat Adeeva bosan saja, apalagi mempunyai teman sebangku yang membuat Adeeva risih. Selesai sekolah Adeeva dijemput Papa-nya, yah Papa-nya walaupun sesibuk apapun menyempatkan diri menjemput dan mengantar Adeeva ke sekolah. Sesampainya di rumah Adeeva langsung ke kamar untuk merebahkan diri di kasur kesayangan nya.
Tokk...tokkk
"Kak udah jam 5 sore nih, bangun!" Adeeva melirik jam dinding dan benar udah jam 5 sore, Adeeva langsung ke kamar mandi. Selesai mandi dan sholat, Adeeva turun ke bawah untuk menonton TV. Ternyata kedua orang tua nya udah di sana. Daripada Adeeva ganggu lebih baik Adeeva membaca novel di gazebo belakang.
"Kak udah magrib masuk gih sekalian ambil air wudhu setelah itu kita sholat berjamaah."
"Iya ma,"seru AdeevaSetelah sholat dan makan malam. Adeeva ke kamar untuk belajar yah itu adalah rutinitas Adeeva setiap hari kecuali hari minggu.
***
"Kak bangun!"
Setelah bangun Adeeva langsung ke kamar mandi. Selesai mandi dan sholat Adeeva melangkahkan kakinya menurunin tangga untuk sarapan bersama keluarga nya.
"Ma, kakak pergi dulu ya. Assalamu'alaikum," ucap Adeeva
"Walaikumsalam. Belajar yang rajin ya kak." dibalas anggukan Adeeva
Setelah Adeeva mencium punggung tangan mama nya, Adeeva menyusul Papa nya yang sudah berada di luar. Setelah sampai di sekolah, Adeeva segera menuju kelas.
"Hai Adeeva,"seru seseorang Agneta
"Hai."
Krriingg
Akhirnya pelajaran fisika selesai karena perut Adeeva enggak bisa kompromi lagi heheh.
"Dev, ke kantin yuk?" Agneta menarik tangan Adeeva.
"Lo panggil gue apa?" Adeeva mengernyitkan kening kearahnya.
"Dev. Emang kenapa? Nama lo kan Adeeva. Gak boleh ya?"
"Boleh sih, sudahlah. Katanya mau ke kantin." Adeeva lagi malas berdebat karena perut nya tidak bisa kompromi lagi
"Ayukk." agneta tersenyum simpul.
[POV AGNETA]
Gue berharap Adeeva bisa menjadi teman gue atau lebih dari teman. Etsss maksud gue bukan pacar ya walaupun tomboy gue masih suka sama cowok kali. *kembali ke topik awal.
Gue berharap dia menjadi sahabat gue yang pertama di SMA. Walaupun sikapnya yang dingin dan sulit ditebak. Tapi gue berharap bisa masuk ke dalam kehidupan dia.
Krriingg
"Dev ke kantin yuk?" gue menarik tangan Adeeva
"Lo manggil gue apa tadi?" dia mengernyitkan keningnya ke arah gue
"Dev. Emang kenapa? Nama lo kan Adeeva. Gak boleh ya?" tanya gue
"Boleh sih, sudahlah. Katanya mau ke kantin?"
"Ayukk." gue tersenyum simpul
[POV END]
Adeeva dan Agneta duduk di dekat jendela kantin. Adeeva memesan bakso dan jus apel sedangkan dia pesan mie pangsit dan jus apel.
"Dev."
"Apa?"
"Hmhm, gue cuma mau bilang. Eh tapi gak jadi deh." dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Mau bilang apa, mumpung mood gue lagi bagus nih." sebenarnya Adeeva kepo sih hehehe. Tapi, gengsi menggrogotin dirinya. Masa Adeeva yang terkenal ice girl bisa sekepo itu sih hehe.
"Gue ingin jadi teman lo. Boleh gak?" dengan ekspresi yang memelas
"Ah, kirain gue lo mau nembak gue. Bikin gue takut aja lo ternyata mau temanan." tawa Agneta membludak mendengar penuturan Adeeva
"Enggak lah. Lo kira gue mau LGBT apa sama lo. Ogah gue, gue cewek kali. Serius nih mau jadi teman gue Dev?"
"Hm. Eh tapi lo jangan panggil gue Dev. Panggil gue Eca aja."
"Kenapa emang? Tapi gue lebih nyaman panggil lo Dev."
"Berasa lo panggil gue cowok. But, whatever for you if your funny."
"Hehehe kirain kenapa. Lah bukannya lo cowok ya. Gaya lo kan tomboy sama kayak gue."
"Setidaknya gue enggak setomboy lo!"
Selesai makan di kantin bel masuk berbunyi. Kami berdua segera menuju kelas karena hari ini ada pelajaran Matematika gurunya itu lohh broo killer binggo.
Krriingg
Bel pulang sudah berbunyi, akhirnya bisa segera pulang ke rumah.
"Dev, lo pulang dijemput?"
"Hm."
"Bareng gue aja. Izin lah dulu Dev sama bokap lo gak usah jemput lo."Adeeva langsung menelpon Papa nya untuk tidak menjemput dirinya. Alhasil Papa nya menyetujuinya.
"Ayokk Dev kita ke parkiran." belum Adeeva jawab Agneta udah tarik tangan Adeeva sampai keparkiran.
Di perjalanan Adeeva hanya diam membisu yang ada suara musik dari radio. Akhirnya Adeeva sampai di rumah dengan selamat.
"Makasih Agneta." Adeeva membukakan knop pintu mobil dan langsung turun.
"Oke sama-sama. Gue enggak bisa mampir ya Dev, gue langsung aja. Bye!" belum Adeeva jawab udah langsung pergi aja tuh anak.
"Siapa juga yang mau nyuruh lo masuk ke rumah gue," batin Adeeva.
"Assalamu'alaikum, yah enggak ada orang di rumah. Sendiri lagi gue." Adeeva langsung menuju ke kamarnya.
Adeeva tidak tau gimana hubungan nya dengan Agneta selanjutnya apakah dia akan menjadi sahabat nya yang selalu ada buat dia? Adeeva bingung dengan hal ini.
[TBC]
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEVA
Teen FictionGadis cantik yang begitu humble kepada semua orang telah sirna pergi bersama kenangan yang kalut. Ia berubah drastis setelah kejadian di masa lalu. Hingga, ia bertemu dengan lelaki yang tidak pernah ia kenal sama sekali. Tetapi, disaat ia ingin mema...