Chapter 16

156 13 1
                                    

Maaf banget gue baru update. Pokoknya gue minta maaf deh.

Happy Reading guys!

***

Sesampainya Adeeva dan Rafa di pekarangan rumah Rafa. Rumah yang tak asing bagi Adeeva. Sudah 2 tahun dia tidak mengujungi rumah orang yang pernah singgah di hatinya. Mungkin, hingga sekarang?

Rafa memutar ke tempat Adeeva. "Ayok turun." Rafa mengulurkan tangannya untuk digapai Adeeva. Adeeva hanya tersenyum kikuk meraih tangan yang tak pernah ia genggam lagi. 

Adeeva mengedarkan pandangan nya ke sudut dinding rumah. Terlihat figuran yang tak asing di penglihatan Adeeva. Adeeva mendekati figuran yang tertengger manis di atas nakas.

Senyuman kecut terlukis di wajah Adeeva. Moment di balik figuran foto kedua remaja yang berbeda kelamin itu membuat hatinya teriris mengingat kenangan yang sudah lama ingin ia buang jauh-jauh. Tapi, kenangan itu enggan untuk pergi dari benak Adeeva.

"Bahagia sekali kita dulu." Adeeva menoleh kesamping. Entah sejak kapan Rafa sudah ada disampingnya memperhatikan figuran yang ditatap oleh Adeeva.

Yah, figuran foto itu adalah mereka berdua. Foto yang diambil setelah 2 hari mereka jadian dimana mereka berdua bermain di bawah derasnya  rintikan hujan.

"Kadang gue pengen memutar kembali dimana gue enggak sia-siakan lo, dan gue enggak ngambil taruhan itu. Kita bisa menjalani hubungan itu dengan-bisa dikatakan- goals."

"But it was only a dream. The future will not be the same as the old memories. Bahkan, sekarang saja untuk bersama hanya angan yang tak mungkin gue gapai."

Adeeva hanya diam tak ada rasanya dia ingin berbicara. Biarkanlah Rafa mengalun dengan masa lalu yang ingin Adeeva kubur dalam-dalam. Tapi, apa? Dia masih stay di masa lalu itu.

Entah perasaan apa yang dirasakan Adeeva saat dekat bersama Rafa masa lalunya itu. Sakit. Karena, dia pernah menelantarkan dirinya dan menjadikan dirinya bahan taruhan. Sayang. Pasti perasaan itu masih ada, betapa sayangnya Adeeva yang lugu merasakan first love dan saat bersamaan dia merasakan pedih yang begitu mendalam. Dua kata yang terjadi dengan Adeeva maupun orang lain. Dimana suatu hubungan diantaranya atau kedua pasangan akan mengalami kedua perasaan itu. 

Memaafkan dirinya sudah mulai Adeeva coba. Dengan berdamai dengan masa lalu bisa membuat dirinya tenang. Tetapi, untuk kembali. Mungkin berpikir sejenak untuk mengambil keputusan yang akan ia jalanin di masa depan.

"Eca!" Suara yang mungkin ia rindukan seorang wanita paruh baya berlari dan memeluk Adeeva erat.

"Mama kangen sama kamu Ca." Adeeva memanggil mamanya Rafa dengan sebutan 'Mama' karena mama Rafa sudah menganggap Adeeva anaknya sendiri.

"Ayok kita sarapan dulu sayang. Mama udah nyiapkan makanan kesukaan kamu." Adeeva hanya menganguk sambil tersenyum menjawab ucapan mama Rafa.

Rasanya awkward banget di rumah ini. Rumah yang tidak pernah ia singgahi lagi setelah kejadian yang membuat dirinya sakit hati.

"Sayang, kamu makan yang banyak ya. Mama masakin ini untuk kamu semua."

"Hehe mana bisa Eca habisin sendiri nih makanan Ma." Rafa hanya tersenyum melihat ketawa Adeeva yang mungkin akan sirna dalam hidupnya yang tidak lama lagi ini.

***

Rafa dan Adeeva telah berada di ruang musik di rumah Rafa. Ruang musik yang tidak terlalu besar tetapi minimalis dan nyaman.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang