Chapter 14

182 15 0
                                    

"Ca, gue pulang ya. Thanks," ucap Rafa.

"Oke. Nope," seru Adeeva.

Setelah kepulangan Rafa dari rumah Adeeva hingga tak ada jejak Rafa yang tertinggal di kediaman Adeeva.

Adeeva segera memasuki kamar nya yang berada di lantai atas.

Adeeva membaringkan tubuhnya di ranjang yang cukup untuk nya sendiri.

Mungkin gue harus menghilangkan kebencian gue pada Rafa. Batin Adeeva.

***

"Apa mungkin gue mulai menyukai Eca?" gumam Raka.

"Tapi, dia..." seketika gumaman Raka terhenti melihat notification terlihat di layar ponsel nya.

Raka segera membuka aplikasi berwarna hijau. Sebuah message dari Rendra.

"Tumben nih bocah nge- line gue," gumam Raka.

Rendra: Woy!

Raka: Ape?

Rendra: Gue lagi kesal nyet.

Raka: Kesal kenapa? Kayak cewek aja lo.

Rendra: Ini soal Eca.

Deg!

Seketika Raka berhenti menatap layar ponsel nya. Rasa bersalah nya masih ada terhadap Adeeva.

Rendra: Woy monyet! Balas napa.

Raka segera menatap layar ponsel sebuah messange masuk di ponsel nya. Yang tak lain dari Rendra.

Rama segera membalas pesan dari Rendra daripada ponsel nya jebol karena notification dari Rendra.

Raka: Biba lo. Nih udah gue balas. PMS lo?

Rendra: Biba? Bahasa apaan tuh? Iya gue lagi PMS.

Raka: Biba itu....

Rendra: Cepetan apa nyet?!

Raka: BABI hahahha mampus lu.

Rendra: Kampret lo. Ahh bodo deh gue mau cerita.

Raka: Apaan? Cepetan napa dari tadi bilang nya cerita mulu tapi kagak cerita juga.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang