12. Gosip

8 3 0
                                    

Mentari muncul di ufuk timur, menandakan fajar telah menyingsing. Ku langkahkan kaki ku dengan mantap dan semangat menuju kelasku. Aku tersenyum mengingat banyak sekali yang akan ku ceritakan pada teman-temanku.
"Pagi Tika!" Aku melambaikan tanganku ke Tika yang duduk di kursi depan pintu kelas.
"Pagi juga Via, beh yang semangat." Tika melambaikan tangannya padaku. Aku masuk ke dalam kelas lalu menuruh tasku di kursi baru ku.

Aku keluar dari kelas bermaksud untuk bergabung dengan Tika.
Ternyata di depan sudah ada Gita, Puspa, Tika, Prass, Rico, Wahyu, dan anak asrama putri yang lain. Aku menyapa mereka dan melambaikan tanganku, mereka membalas lambaian tanganku.
"Vi sini!" Tika menepuk-nepuk tempat di sampingnya. Aku berjalan ke arah Tika lalu duduk di sampingnya. Aku yang memang sedikit anti sosial hanya diam dan mendengarkan mereka yang bertukal cerita, sesekali aku mengomentari cerita mereka.

Aku merasa seperti ada yang memperhatikanku terus-menerus membuatku bergerak tidak nyaman. Aku melirik ke arah Rico, ia tak sadar jika aku melihatnya dari ekor mataku. Rico masih saja terus memperhatikanku.

Karena risih aku menoleh terang-terangan ke arahnya, ia langsung memalingkan wajahnya ke arah Prass.
"Vi? Ntar ajarin gua ngerjain remed MTK ya." Suara Rico mengintruksi ku dari Tika.
"Ya elah Ric, palingan aku yang ngerjain. Sok pake bilang minta ajarin." Aku mencibir ke Rico.
"Hehe..., ya kan biar kelihatan rajin Vi." Rico nyengir lalu berkata dengan datar. Begitulah Rico always flat.

"Tik, aku mau ke toilet, temenin yuk!" Aku menatap Tika dengan cengiranku.
"Pagi-pagi udah ke toilet, dasar Via. Yuk" Tika mencibir lalu menarikku menuju toilet. Lah? Sebenarnya yang mau ke toilet itu siapa? Aku atau Tika? Kok jadi dia sih yang semangat narik-narik tanganku.

Ku lihat bilik kedua kosong, tanpa berpikir lama aku langsung masuk. Setelah selesai, aku bercermin bermaksud untuk merapihkan penampilanku. Samar-samar aku mendengar dua orang cewek sedang bergosip ria.
"Eh, Rico anak futsal itu suka sama Via tau." Kata cewek berbando pink,

"Iya udah tau gua mah, kelihatan banget kok. Yah padahal kan gua suka Rico" sahut cewek berbando ungu.
"Iya patah hati dong. Tapi Via tau gak ya kalo Rico suka dia?"
"Tau lah. Masa sih dia gak ngerasa,"
Aku berdehem kesal karena mereka tidak sadar menggosipkan orang yang ada di depan mereka. Mereka melirikku lalu langsung melenggang santai keluar dari toilet.
Ku lihat Tika keluar dari toilet sambil merapihkan seragamnya.

"Kenapa Vi?" Tika bertanya padaku.
"Ada yang ngegosipin aku Tik. Katanya Rico suka sama aku, ya gak mungkin kan?" Aku berkata kesal ke Tika. Tika hanya terkikik geli dengan ekspresiku.
"Ya memang Vi. Ternyata lo gak peka juga ya?" Tika mengedipkan matanya genit.
"Hah?" Aku cengo dengan perkataan Tika barusan. Apa katanya Rico suka padaku? Big noo!! Itu pasti bercanda. Aku tertawa keras, lalu Tika memandang sebal ke arahku.
"Aku serius Vi, Rico tuh suka Via!" Tika berkata ketus padaku. Aku yang tertawa langsung terdiam.

"Trus gimana dong?" Aku bertanya dengan bingung. Jujur aku merasa takut sekarang. Entah apa yang harus ku takutkan, aku juga tak mengerti. Mungkin aku takut kehilangan sahabatku.
"Gimana apanya?" Tika malah membalas dengan pertanyaan.
"Ah, lupain aja. Yuk ke kelas!" Aku menarik tangan Tika menuju kelas tanpa menunggu persetujuaan Tika. Apa benar Rico suka padaku? Lalu jika Rico menyukaiku, kenapa aku harus takut?

Aku baru ingat tidak ada yang namanya persahabatan antara cowok dan cewek. Karena cinta datang oleh terbiasa.

secretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang