Oleh: Aceha Kenji Fauzy
di angka satuan sembilan;
derajat indahmu utuh menawan
juga pernah sayang kutuang
seduh jamuan di-timang kenangdenganmu aku adalah seludang
membalut mayang dari gerayang
tanpamu aku serupa awan
kelam berarak kian meradangdi pelataran ikrar suci
kau tak jua muncul diri
raib di kelima indera
Oooh ...! purna usiadunia pun gerhana
dengan sembilan wajah
tanpa riasan mentari
atau aroma kesturi
mati s u r ihah ...!
aku buta aku pekak aku bisu
a-ku-lah lelakon dagelan rapuh
terbenalua k u tak mati rasa k a u!
dan rindu tak henti laju
bersama gerbong sarat candudi angka satuan sembilan;
telah kubunuh dirimu
kali kesekian
dengan belati dalih-alasankau bahkan
masih klangenan yang tikam!Sumenep, 22 Nopember 2014
KAMU SEDANG MEMBACA
MERAH YANG MENARA
PoetrySekumpulan diksi usang (puisi; entahlah!) yang berdentum dalam ranum momentum.