Oleh: ACeHa
kali ini hatiku berlembah
ceruk nian terkeruk abrasi
oleh pesona puting rindu
pun puja tak kunjung manja;
rebahjikalau boleh kupinang sanggul
sakit sembilu terguyur cuka
lalu digarami
jadi kudapan
bagiku itu sudah mendinganah, tersemai dan terpendam lagi
sepenggal hari beronak-pinak dasawarsa
tak kunjung reda;
berserunai
menjajakan nada tanpa birahibunuhlah aku, waktu!
pusarakan di lembayung cakrawala senja
biar kumenjelma kunang bercahya
hadir menikmati senyummu
yang menyegala
surgaSumenep, 17 Februari 2015

KAMU SEDANG MEMBACA
MERAH YANG MENARA
PoesíaSekumpulan diksi usang (puisi; entahlah!) yang berdentum dalam ranum momentum.