Via POV
"Cemburu gitu maksud lo? Eh tapi kalo emang bener, gimana?" Dasaaaar ya Rega emang paling bisa buat aku salting, aku yakin pasti muka ku saat ini memerah. Ah tapi aku tidak mau terlihat salting, "Bwahahahaha tenang aja walaupun suatu saat nanti gue punya pacar, lo dihati gue tetep yang ter-special kok kayak nasi goreng hahahaha" terlihat sangat muna bukan? Mungkin aku memang orang paling muna di dunia karena berpura-pura tidak peduli dengan hati sendiri. ketika hati terlanjur memilih tetapi takdir tak mengizinkan. Pedih.
"Enak aja lo nyamain gue sama nasi goreng! Gak terima gue, sebagai gantinya besok sore temenin gue main basket di taman biasa."
"Tap..."
"Gue gak mau denger alesan apapun pokoknya besok gue tunggu jam 4 dan lo harus dateng!" Sebenarnya besok aku sedang malas untuk keluar rumah, tapi bisa apa? Rega sudah berkata seperti itu, artinya dia nggak mau dibantah. Ya sudahlah memang sepertinya besok aku harus datang, setelah dipikir-pikir, sudah lama juga aku tidak bermain basket.
***
Via POV
Ku langkahkan kaki-ku dengan malas, semalam aku tidur pukul 24.00 dan sekarang pukul 06.30 aku sudah sampai disekolah, betapa ngantuknya pagi ini. Sepertinya, aku bakal tertidur di kelas. Ketika aku sedang berjalan, ada seseorang yang merangkul-ku, siapa ya? mungkin Sasya? karena dia yang suka tiba-tiba merangkul-ku. Ah tapi tubuh Sasya tidak setinggi ini? Ketika aku menengok kesamping, ternyata... "Ngapain lo ngerangkul-rangkul gue?" Yap, ternyata Rama. "Gapapa, bukannya kita udah jadian? Bebas dong? Lo mau ke kelas kan?" Menyebalkan sekali pria ini, rasanya ingin ku cakar muka tampannya. Tampan? Ya baiklah, ku akui dia memang tampan. Kulitnya tidak hitam tidak putih juga, dan satu fakta yang aku dapat, dia harum sekali. Tunggu.. "Jadian?! sejak kapan gue bilang kita jadian?! dan jangan se-kepo itu, mau gue ke kelas kek mau kemana kek, bukan urusan lo!" nggak terimalah tiba-tiba dia ngaku-ngaku begitu, emang alien ngga jelas sih ya susah.
"Lo bawel ya, kalo gue bilang kita jadian yaudah berarti jadian. Dan mulai hari ini yang anter jemput lo itu gue, oiya satu lagi, gue gak suka penolakan."
"Gue juga ga suka pemaksaan!"
"Urusan lo"
"Yaudah"
"Buruan masuk kelas"
"Ini mau masuk, bawel banget"
"Yaudah, belajar yang bener"
"Bodoamat"
Aaaaaaah demi apapun dia alien yang sangat ku benci, menyebalkaaaan. Masih pagi aja udah ada moodbreaker gini. Mana sesampai di kelas, ke-empat sahabatku menatapku dengan heran dan penuh tanda tanya, "Lo berangkat sama Rama?" Tanya Aulia tanpa dosa. "Apaan sih orang gue tadi ketemu di koridor, terus dia malah ngerangkul gue dan bilang...." ups. sepertinya aku keceplosan lagi. Aku yakin mereka semua bakal lebih kepo lagi. "BILANG APAAAAAA?" Tanya mereka histeris dan hampir berbarengan. "Bilang kalo dia sm gue jadian, freak banget kan tuh alien satu?" Kayaknya emang seharusnya aku jujur, karena selama kami bersahabat, gak pernah ada satu hal pun yang di rahasiakan, semua harus terbuka satu sama lain. Mungkin itu kunci persahabatan kami, pantas saja kalau kami jarang bertengkar dan mendapatkan tatapan iri dari teman-teman yang lain. "Nah bagus dong Vi, lo tempel aja terus Rama apalagi kalo udah didepan Jess, biar tau rasa tuh orang! Masa tadi pagi, gue dikunciin Jess and the geng di kamar mandi, ngeselin abis kan?"
Apa? berani banget si cucurut lampir itu ngunciin sahabatku? Caranya mainstreem banget ya haha, nanti gue kunciin di rumah hantu baru tau rasa deh tuh Jess.
"Kok bisa dia ngunciin lo dikamar mandi Au?"
"Tau tuh katanya dia gak terima gara-gara Rama mention lo gitu, terus dia bersumpah bakal buat kita -terutama elo- ngemis-ngemis maaf ke dia."
![](https://img.wattpad.com/cover/8038321-288-k516580.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Via's Story
Short StorySaat kalian harus menjalani suatu hubungan karena keterpaksaan, akan kah bisa tumbuh rasa cinta pada akhirnya? -poster credit @ohkailu (twitter)-