Via POV
Kuhempas-kan tubuh-ku diatas kasur. Semenjak pulang sekolah bertemu Vino tadi, aku jadi memikirkan dia. Entahlah apa yang kupikiran-kan tentangnya. Dia bilang menolongku hanya karena kasihan padaku, tapi aku yakin bahwa ia sebenarnya orang yang baik dan sangat peduli terhadap oranglain, bukan cowok dingin seperti tadi siang yang bertemu-ku sepulang sekolah. Ah, mengapa jadi memikirkan hal nggak penting gini sih? Nggak terasa, mata-ku rasanya mulai lelah dan tak lama aku sudah tertidur pulas saking capeknya.
***
“Viaaaaaaaaaa!!!”
tok tok tok
Seperti ada yang memanggil-ku dan mengetok pintu kamar-ku. Dengan malas, aku berjalan menuju pintu dan ketika aku buka, ternyata ada sosok Rega yang sedang menunggu dengan tampang bete-nya.
“Lu tuh ya kalo udah tidur susah banget di banguninnya, tau ngga gue udah dari tadi getok-getok pintu lu?” Rega mulai deh bawel dan lebay-nya. Palingan juga dia baru datang, lagian dia juga udah biasa nunggu doi yang tak kunjung datang kan? *ups hahahah.
“Lagian gue kecapean banget tadi pulang sekolah, emang ngapain lu kesini?”
“Gua mau ngajak basket. Mau nggak?”
“Boleh deh, lo tunggu di bawah aja dulu ya, gue ganti baju dulu.”
“Oke, jangan lama ya!”
“Selow.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Via's Story
KurzgeschichtenSaat kalian harus menjalani suatu hubungan karena keterpaksaan, akan kah bisa tumbuh rasa cinta pada akhirnya? -poster credit @ohkailu (twitter)-