Chapter 3

2.1K 153 2
                                    

HAPPY READING GUYS





⬇⬇⬇⬇⬇

   Lima belas menit telah berlalu, namun belum ada sedikitpun penjelasan ataupun pernyataan yang terlontar. Bahkan tidak ada sapaan maupun senyuman yang diciptakan satu sama lain sejak duduk berseberangan. Bagaikan bongkahan es di musim dingin.

   Tatapan mata mereka pun tertuju jalanan yang tampak lenggang tanpa mobil-mobil mewah dari perusahaan ternama. Coffe yang dihidangkan pun telah mendingin sejak tidak dinikmati lagi oleh pemiliknya. Dan perempuan yang berada diantara mereka juga telah pergi. Seolah tidak ingin masuk dalam masalah diantara dua insan manusia itu.

   Dengan keberanian yang telah terkumpul, pria cantik itu mencoba untuk membuka percakapan diantara mereka. Ia ingin pernyataan pasti mengenai hubungan mereka, bukan sekedar harapan palsu. Jika memang perpisahan tak dapat dihindari, ia akan menerima dengan lapang keputusan itu.

     "Seungcheol. Choi Seungcheol."

   Mendengar seseorang memanggil namanya, pria bernama Seungcheol mengalihkan pandangannya menuju orang yang berada dihadapannya saat ini. Matanya memperhatikan setiap gerak gerik apa yang akan pria cantik itu lakukan.

     "Apa yang ingin kau bicarakan?" pria cantik itu melanjutkan.

     "Tidak ada. Aku hanya bosan. Kupikir sedikit bermain denganmu tak apa. Tapi sepertinya kau terlalu menganggapnya serius. Jika bosan, pergi sekarang jika kau mau." ucapan Seungcheol yang terkesan santai tanpa dosa membuat darah Jeonghan mendidih. Dan ia memutuskan untuk meledakannya saat ini juga.

     "Apa maksudmu?!!"

     "Kenapa? Kau tak suka?"

     "Kejadian sema. . . ." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, Seungcheol memotongnya.

     "Ahhh semalam? Aku lupa tentang kencan bodoh itu. Mungkin karena semalam aku bersenang-senang dengan Hyebin."

   Dengan tanpa rasa bersalah Jeonghan menyiram wajah Seungcheol dengan coffe miliknya yang masih cukup banyak. Beberapa pengunjung sempat menoleh kearah mereka seakan ingin mengorek informasi akar permasalahannya.

   Amarah yang sudah tak tertahan lagi,  Jeonghan melangkahkan kakinya meninggalkan Seungcheol yang diam mematung. Mungkin shock dengan siraman coffe tak terduga.

CUKUP CHOI SEUNGCHEOL!!! AKU SUDAH TIDAK TAHAN DENGANMU!! MATI SAJA KAU!

✳✳✳✳✳

   Butuh pelampiasan, Jeonghan pergi mengunjungi Soonyoung. Mungkin sedikit alkohol tidak masalah untuk saat ini. Meskipun terkadang meributkan hal-hal sepele namun akan menjadi pendengar dan teman terbaik bila salah satu sedang mengalami keterpurukan -mungkin- seperti ini.

   Tidak lama kemudian, kedua kaki Jeonghan telah berdiri di depan pintu apartement Soonyoung. Tanpa membunyikan bel, ia langsung memasukkan password yang sudah dihapalnya diluar kepala.

   Begitu masuk, pemandangan tidak menyenangkan tersaji. Soonyoung dengan Seokmin yang tak lain adalah kekasihnya sedang saling memagut satu sama lain di sofa. Dan -mungkin- sepasang kekasih lainnya yang Jeonghan tidak kenal sedang berpelukan mesra di depan televisi tanpa sedikitpun terusik dengan kegiatan errr mesum didekatnya.

   Sepersekian detik keempat orang yang sedang menikmati kegiatannya tersebut menoleh kearah Jeonghan berdiri. Soonyoung dengan tatapan shock dia langsung berdiri menghampiri Jeonghan.

     "Oh kau kau da datang?" dengan terbata, Soonyoung menanyakan hal itu.

     "Kupikir kau sedang di rumah seorang diri. Aku akan tidur jika begitu." Jeonghan dengan santai masuk ke sebuah kamar yang biasa ia gunakan saat menginap di rumah Soonyoung.

     "Jangan membuat suara aneh saat aku tidur kalian." teriak Jeonghan sebelum menutup pintu.

   Keempat orang yang berada di ruang tamu yang masih dalam keadaan shock segera meng-iyakan peringatan Jeonghan.

     "Siapa namanya?" salah satu orang dari keempat orang itu.

     "Putus sekarang?" seseorang disebelahnya memukul lengan orang itu dengan wajah sinis.

   Tak perlu menunggu lama, kegiatan keempatnya kembali kesemula. Pengecualian untuk adegan Soonyoung dan Seokmin. Mereka kini sedang bermanja dengan pasangannya sambil menyaksikan film romance.

   Namun hal itu tak berlangsung lama karena Jeonghan keluar dari kamar dan segera bergabung. Entah ide siapa, kini mereka menyaksikan film itu sambil menunggu pesanan chicken dengan bir dan soju -milik Jeonghan-.

✳✳✳✳✳

   Setelah pesanan datang, masing-masing sibuk dengan makanan dan minuman. Terlebih lagi Jeonghan, ia hanya meneguk soju tanpa sedikitpun menyentuh chicken. Soonyoung dan Seokmin yang menawarinya pun diabaikan.

     "Aku tak pernah melihat mereka sebelummya. Temanmu huh?" Jeonghan membuka suara sambil mengamati dua orang yang sedang duduk di sofa tak jauh dari meja yang mereka gunakan.

     "Wonwoo si muka datar dan Mingyu si tiang berjalan." Seokmin membalasnya dengan kekehan.

     "Bukankah kau pernah melihat Wonwoo bersamaku beberapa kali?" sambil mengunyah dengan mulut penuh, Soonyoung menimpali.

     "Aku tidak memperhatikannya. Lagi pula siapa yang peduli kau berteman dengan siapa." Jeonghan perlahan membuka botol ketiganya.

     "Tentu saja. Kau kan hanya peduli dengan si keparat Seungcheol." Soonyoung mencibir dan mendapatkan gebrakan meja dari Jeonghan.

   Setelah adegan menggebrak meja Jeonghan bangkit dan berjalan menuju kamar sebelumnya dengan langkah sempoyongan. Dengan bantuan Seokmin ia berhasil memasuki kamar dengan benar. Dua orang -Mingyu dan Wonwoo- yang kaget dengan gebrakan itu menghampiri Soonyoung untuk menanyakan apa yang telah terjadi, namun hanya mendapat gelengan.







TBC






Gimana guys??? Adakah typo disana?? 😂😂

Kalo ada, tolong dimaklumi karena aku langsung publis abis selesai edit ✌✌Btw udah panjangkan part ini 😂😂




DITUNGGU VOTE+COMMENTNYA TEMAN-TEMAN^^

Please Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang