Chapter 11

731 82 3
                                    

   Sebelum kedatangan Soonyoung dan Seokmin, Jeonghan kembali mendapatkan sebuah kotak kado di depan apartementnya. Warna pada kotak itu sepertinya melambangkan isi didalamnya. Entah apa maksudnya ini. Tetapi sebuah boneka dengan leher yang hampir putus dan berlumuran darah segar berhasil membuat Jeonghan shock hingga melemparkan kotak itu menjauh dari tubuhnya.

Mau bermain denganku?

-J-

Hanya kalimat itu yang tertera pada sticky note berwarna putih dengan sedikit noda darah yang menempel.

Dengan sedikit bergetar, Jeonghan membersihkan kotak itu dan membuangnya pada tempat sampah tak jauh dari ruang tamu. Kemudian berjalan tergesa menuju dapur untuk mengambil segelas minuman agar membasahi tenggorokannya yang tiba-tiba mengering.

   Apakah hidupku akan segera berakhir??

Hanya itu yang ada dipikiran Jeonghan saat ini. Melihat tubuh boneka yang tidak layak dan darah seakan membuat dirinya tidak mampu lagi memikirkan hal-hal positif.

  Drttttt. . . .

SYoung
Hyung, aku sudah sampai. Buka-kan pintu untuk kami sekarang

SYoung
Kau tidak berada di dalam kamar mandi kan?

SYoung
Di luar dingin. Kau tidak sejahat itu kan?

Ok!!


Ketika pintu terbuka, Soonyoung langsung menerobos masuk diikuti kekasihnya yang hanya tersenyum ke arah Jeonghan. Benar-benar duo rusuh.

   "Kau tidak apa kan Jeonghan hyung? Wajahmu sedikit pucat." Seokmin yang duduk di sofa memerhatikan keadaan Jeonghan ada yang aneh. Terlebih pada wajahnya.

   "Ak-aku hanya kurang tidur. Kenapa kalian kemari pagi ini?"

   "Makanan siap!!!" Soonyoung berteriak menghentikan kedua orang yang sedang mengobrol.

   "Ayo, Soonyoung sudah memanggil."

Jeonghan segera bergegas menuju ruang makan yang tidak jauh dari ruang tamu, meninggalkan Seokmin yang menatapnya aneh. Sebelum menyusul dua orang yang sedang menyantap sarapan, dia membuang permen karet yang sudah tidak ada rasanya pada tempat sampah yang biasa Jeonghan gunakan untuk membuang lembaran kertas laporan tugas kuliah yang salah.

Namun ketika akan menutup penutupnya ia menemukan sebuah kotak yang sedikit tidak tertutup dengan benar. Karena sedikit penasaran, ia membuka perlahan dan menemukan hal yang mengejutkan. Hampir saja teriakan lima oktafnya keluar dari mulutnya.

   "Seokku!!! Cepat sarapan!!" teriakan Soonyoung menyadarkannya.

   "Tunggu Soonie." masih terkejut, Seokmin segera menutup tempat itu dan menemui kekasihnya. Ia butuh penjelasan namun bukan sekarang waktunya untuk bertanya.

   "Kau kenapa sih, lama sekali. Dasar lamban." Soonyoung mengerucutkan bibirnya walaupun makanan di dalam mulutnya belum ia telan. Dengan cepat Seokmin memegang kedua pipi Soonyoung yang semakin terlihat chubby lalu mengecup cepat bibirnya yang menggoda.

Mata Jeonghan melotot tak percaya dengan pemandangan mesum dihadapannya. Sedangkan Soonyoung merona dengan perlakuan kekasihnya. Seokmin? Ia tertawa melihat dua reaksi yang berbeda.

   "Dasar pasangan mesum."

Setelah menyelesaikan sarapan, ketiganya bersiap-siap untuk berangkat kuliah. Kebetulan Soonyoung dan Jeonghan memiliki kelas pagi sedangkan Seokmin hanya mengantarkan keduanya. Karena hari ini ia tidak memiliki jadwal kuliah.

Didalam mobil hanya ada suara Seokmin dan Soonyoung menyanyikan lagu yang terputar dari radio untuk memecah keheningan. Jeonghan sendiri sibuk memikirkan sesuatu hingga tidak merespon deringan dari ponselnya.

   "Sepertinya ada yang menghubungimu." Soonyoung mengagetkan Jeonghan karena berbicara tepat pada wajahnya. Dengan kesal Jeonghan membalasnya dengan menarik sebelah pipi Soonyoung gemas yang dibalas teriakan kesakitan.

xxxxxxxxxx
Ini aku Joshua. Bisakah kita bertemu saat makan siang?

Seingatnya ia tak pernah memberikan nomor ponsel pada Joshua. Tapi kenapa sekarang ia mengirimnya pesan? Apakah Seungkwan yang memberikannya?

✳✳✳✳✳

   Setelah sampai di kampus, Soonyoung yang berbeda gedung dengan Jeonghan berpisah sejak di tempat parkir. Seokmin sendiri memberi alasan akan mengikuti Jeonghan karena ada seseorang yang ingin ditemui yang kebetulan berada di kelas yang sama.

Padahal sesungguhnya, sejak berpisah Seokmin menarik Jeonghan menuju kantin dan menyuruhnya untuk membolos khusus hari ini karena ada sesuatu yang ingin ia tanyakan.

   "Sebenarnya ada apa denganmu? Soonyoung bisa salah paham jika melihat ini." dengus Jeonghan.

   "Siapa yang menerormu hyung?" tanya Seokmin to the poin. Jeonghan membeku ditempat. Kenapa bisa ada yang mengetahui hal ini selain dirinya dan sang pelaku?

   "A-apa maksdumu? Jangan mengada hahaha." cara Jeonghan tertawa yang aneh benar-benar membuat Seokmin semakin curiga.

   "Katakan padaku atau aku akan melaporkan kasus ini pada pihak kepolisian."

   "JANGAN!!!" teriak Jeonghan spontan. Semakin banyak orang yang mengetahui, bukan tidak mungkin sang pelaku akan berbuat lebih dari ini.

   "Jadi, siapa yang mengirim boneka itu?"

   "Aku tak tau."

Setelah itu, Seokmin memaksa Jeonghan untuk menceritakan detail tentang peneroran itu. Raut wajah Jeonghan pun berubah seperti mendapat beban yang berat. Dengan perhatian, Seokmin memberi semangat. Ia juga akan membantu untuk memecahkan masalah ini.

   "Jangan beri tahu siapapun kumohon. Termasuk Soonyoung." Jeonghan menggenggam kedua tangan Seokmin dan dibalas sang empunya.

Tanpa mereka sadari, seseorang memerhatikan mereka. Tak lupa mengabadikan setiap scene yang terjadi. Termasuk tautan tangan dan sebuah pelukan perpisahan yang sekarang sedang dilakukan.

   "Welcome to the hell Yoon.Jeong.Han." ucapnya dengan ambisius.

TBC



Hallo yeorobun^^

Aku mau nanya kalian, kalo misalkan ada beberapa chapter kedepan yang bakal aku privat gimana?? Nggak papa kah?

Bukan mau cari follower atau gimana tapi nanti bakal ada adegan yang menurutku *beeeeepppppppppppppp

Boleh kok kalo kalian abis baca ini unfollow aku lagi karena emang aku nggak cari follower tapi karena beberapa adegan yang nggak pantes 🙏🙏🙏

Regards,

Cheonsa97

Please Don't Hurt MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang