Gara-Gara Buku Catatan

301 5 0
                                    

Auryn berlari pontang-panting mencari buku catatan kimia-nya, rasa-rasanya kemarin diletakkannya di atas meja belajar tapi sekarang sudah lenyap entah kemana. Ia tidak akan sepanik ini jika saja pelajaran itu ada di jam 4-5, setelah istirahat. Namun duduk perkara-nya, kimia berada di jam pertama.

Dilihatnya jam dinding di rumahnya. Pukul 06.30 dan ia belum berangkat sekolah. Bukannya takut terlambat, karena jarak rumah dan sekolahnya terbilang cukup dekat. Dengan berjalan kaki saja, hanya memakan waktu 10 menit. Jadi mana mungkin ia terlambat. Ia hanya takut sampai di sekolah lebih dari jam 06.40. Ya, kalian pasti tahu alasannya.

Karena sudah panik, ia akhirnya memutuskan untuk bertanya pada asisten rumah tangganya. "Bi Inah, bibi liat buku catetan Ryn nggak? Yang sampulnya warna abu-abu. Kemarin malem kalo nggak salah Ryn taro disini"

Bi Inah meletakkan segelas susu vanilla yang dibawanya di meja makan. "Nggak liat non, bibi dari semalem juga belum masuk ke kamarnya si non buat beres-beres"

"Ahh, dimana ya bi ya kira-kira?" Auryn kembali mondar-mandir sambil menggigiti ibu jari tangan kirinya "Kimia pelajaran pertama pula, mana gurunya killer pula. Bisa-bisa di telen bu Laila pagi-pagi"

"Coba cek tas dulu non, siapa tau kemarin non lupa kalau sudah masukin bukunya kesitu"

Auryn lantas menghampiri tasnya yang berada diatas sofa berwarna broken white di ruang tamu-nya. Mencari benda yang di maksud di dalam sana. Ditelitinya satu persatu buku berwarna abu-abu, namun tetap tidak ada.

"Tetap nggak ada bi, gimana?" Auryn kian panik. Di keluarkannya semua isi tas-nya dan diletakkan di atas pangkuannya. Pergerakan tangannya berhenti saat ia mengangkat buku paket kimia, ada sesuatu yang terselip disana. Setelah dicek, benar saja itu buku catatannya. Jadi selama ini ada disana.

"Ketemu bi. Untung banget nggak jadi ilang" Auryn memeluk buku catatannya sejenak, kemudian kembali dimasukkannya kedalam tas.

"Tuh kan, non cuma lupa aja kalo udah masukin"

"Iya bi. Hehe, Ryn emang suka ceroboh. Tapi, makasih banyak bi"

"Sama-sama non. Sarapan dulu non sebelum berangkat"

"Ngga deh bi, udah mau telat soalnya. Nanti Ryn sarapan disekolah aja bareng temen-temen"

Auryn meletakkan kembali gelas bekas susu vanilla yang sudah kosong diatas meja, mengambil tasnya, kemudian pamit untuk berangkat sekolah.

Semenjak SMA, Auryn sudah jarang sarapan di rumahnya. Ia jauh lebih suka sarapan bersama teman-temannya di kantin saat sebelum bel atau pada jam istirahat. Yah, walaupun memang makanan di kantin gizi-nya tak sebaik makanan yang disiapkan di rumah.

Tapi, setidaknya disini Auryn tidak merasa kesepian seperti saat makan di rumahnya. Bagi-nya lebih enak makan di meja kantin yang sempit tapi ramai-ramai dibanding makan di meja yang luas seperti di rumahnya tapi sendirian.

Auryn kembali berlari tergesa menuju sekolahnya, dilihatnya empat angka sejajar yang ada di lock screen ponselnya. 06.47

Terlambat 7 menit.

Ia memperlambat langkah kakinya begitu sampai di depan gerbang, menoleh ke kiri dan ke kanan. Meneliti satu persatu murid yang berlalu-lalang disana. Siapa tau kak Ricky terselip di antara mereka.

Nggak ada. Pasti kak Ricky sekarang sudah duduk manis di kelasnya, ia menghembuskan napas berat. Auryn memindahkan tas punggungnya kebagian depan, bermaksud mencari tissue untuk mengelap wajah dan tangannya yang kini sudah bersimbah peluh.

Sambil mengelap keringatnya, Auryn kembali merutuki penyebab keterlambatannya pagi ini, "Ah, gara-gara catetan kimia nih. Jadi ilang kan kesempatan jalan barengan kak Ricky"

At First Sight [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang