"AURYN!!" seru Devi. "Bisa gak sih kalo ngapal itu duduk diem aja? Sumpah! Lo yang mondar-mandir, gue yang capek ngeliatnya"
Devi gemas sendiri melihat Auryn dan kebiasaannya yang kalau sedang menghafal harus sambil mondar - mandir. Katanya kalau nggak begitu, apa yang dia baca nggak bisa nyangkut di otak, tapi Devi sih nggak percaya. Dasar temannya yang satu ini saja yang kelakuannya rada ajaib.
Untungnya yang Auryn hafal cuma dialog drama doang, jadi ruang yang dibutuhkannya untuk mondar - mandir tidak begitu luas. Biasa kalau dia menghafal materi ujian, mondar - mandirnya bisa antar lantai rumah. Lantai 1 - lantai 2 - lantai 1 - lantai 2.
Lantas, gimana ceritanya kalau yang Auryn hafalkan UU negara?
Yah, mungkin dia nggak butuh travel lagi buat jalan - jalan dari sabang sampai merauke.
"Devii," Auryn menghentikan aktivitasnya, menghampiri Devi lalu menggoyang - goyangkan bahu gadis itu.
"Aaaaapa?"
"Giliran kelas gue tinggal 3 urutan lagi kan ya?"
"Ya. Emang kenapa?"
"Gimana kalo kak Ricky nonton? Gimana kalo gue salah dialog? Gimana kalo gue salah adegan? Gimana kalo tiba-tiba gue ngeblank? Gimana kalo gue malu-maluin?" Auryn membanjiri Devi dengan banyak pertanyaan.
"Lah emang biasanya nggak?" tanya Devi sambil menahan tawa.
Auryn mengernyit. "Maksudnya?"
"Emang biasanya nggak malu - maluin?"
Anjir.
"Halo sayang-sayang ku," sapa Yunita. Gadis itu menghampiri Devi dan Auryn sambil menenteng peralatan make up miliknya.
"YUNITAAA!!" kini giliran bahu Yunita yang digoyang-goyangkan oleh Auryn, persis seperti apa yang dilakukannya pada Devi tadi.
Yunita mencekal tangan Auryn untuk membuatnya berhenti. "Apaan sih?"
"Biasa, lagi demam panggung nih anak"
"Mau dibeliin es batu nggak? Lagi demem kan?" tanya Yunita lempeng.
"Nggak. Makasih," sahut Auryn.
"O iya, gue bawa brownies. Sebentar.." ujar Yunita sambil mengeluarkan lunch box berisi brownies miliknya "Lo pada mau gak?"
Auryn dan Devi masing-masing mengambil satu.
"Gimana? Enak gak? Itu hasil percobaan gue yang ketiga loh"
"Enak yu.. beneran," puji Devi. "Lain kali buatin gue ya"
"Wanipiro," Yunita terkekeh.
Sementara Auryn baru berkomentar setelah browniesnya habis, "kurang, yu"
"Kurang apaan? Kurang manis kah? Kurang ngembang kah? Atau kurang legit coklatnya?"
"Kurang banyak. Gue minta satu lagi ya" Auryn mencomot sepotong lagi. "Eh, dua deh hehe"
Yunita terdiam sebentar, kemudian mengangguk mahfum.
"Sepi banget dah kaga ada Felista sama Rianna, mana si Shinka sama Margaretha masih pada lomba. Kan biasa kita ngumpul ber-7"
"Lah emang Felista sama Rianna kemana?" tanya Auryn dengan mulut penuh brownies.
Pertanyaan yang kemudian dihadiahi jitakkan oleh Devi dan Yunita.
"Kan mereka jadi perwakilan sekolah buat ikut lomba di Bali. Gimana sih, Ryn?!"
"Makanya chat grup tuh di baca. Kalo lagi video call grup tuh ikutan, jangan malah hibernasi!"
![](https://img.wattpad.com/cover/60123107-288-k999069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
At First Sight [On Hold]
Teen FictionAuryn Nathania is just an ordinary girl. Menurutnya, dia itu gak cantik, gak terlalu pinter, gak terkenal seperti cewek-cewek hits di sekolahnya, pokoknya semua yang ada di dia itu standar. Tapi, dengan modal pas-pasan itu dia berani menaruh perasaa...