"Bentar lagi ya. Auryn masih ngantuk. Kak Ricky duluan aja, sarapannya udah Auryn siapin" Gadis itu meracau kala merasa ada yang mengusik tidurnya. Entah apa tapi yang jelas bukan nyamuk, karena ia merasa bahunya di goyang-goyangkan. Ia lantas menggeliat macam ulat bulu di atas tempat tidurnya agar yang menganggunya itu segera pergi.
Namun bukannya pergi, si pengganggu malah semakin gencar melakukan aksinya. Kali ini ia menepuk-nepuk pipi Auryn. "Ihh kakak manja deh! Nantikan kita bisa ketemu lagi. Auryn juga bakal kangen sama kakak" ia kembali meracau. Demi Tuhan! Sebenarnya Auryn lagi mimpiin apa sih?
"Non.. bangun non. Sudah siang, nanti telat kesekolahnya"
Tinggal 40 menit lagi dan Auryn belum juga bangun. Bi Inah sampai binggung sendiri melihat anak majikannya yang tumben-tumbenan ngebo banget hari ini, kalau Auryn sampai telat kan bi Inah juga yang kena imbasnya. Bisa-bisa bi Inah ikut diomelin.
Karena caranya yang pertama tidak berhasil, maka bi Inah terpaksa menggunakan cara selanjutnya.
Menurutnya, ada beberapa cara membangunkan manusia kebo semacam Auryn ini. Diantaranya:
#Tips 1: Gerak-gerakkan anggota tubuhnya
#Tips 2: Letakkan benda berbau menyengat di dekat hidung pasien
#Tips 3: Perciki wajahnya dengan cairan
#Tips 4: Jepit hidungnya dengan jari sampai pasien mengap-mengapNamun jika sudah sampai di tips keempat dan pasien belum juga bangun, silahkan lambaikan tangan Anda ke arah kamera~
Kali ini, bi Inah mendekatkan apron nya yang ada bau-bau terasi ke hidung Auryn. Dan sekali lagi, usaha itu gagal. Auryn malah menarik apron itu mendekat, mengendusinya, lalu kembali meracau "Auryn laper deh, kakak masak apaan sih? Kok baunya kayak rujak yang kemarin Auryn bikin bareng temen-temen"
Dan karena lagi-lagi gagal, bi Inah lanjut ke tahap 3: mercikin muka Auryn pake H2O.
Ya Allah Gusti, mudah-mudahan gaji si bibi nggak dipotong abis ini amin, bi Inah berdoa di tengah-tengah kegiatannya.
Syukurlah, usahanya yang ketiga membuahkan hasil. Auryn mengerjap-ngerjapkan mata saat cairan itu bersentuhan dengan kulit wajahnya. Setelah kesadarannya mulai kembali, ia mengucek-ngucek matanya, lalu menguap lebar.
"Jika suku banyak berderajat m dan pembagi berderajat n, maka hasil baginya berderajat m-n", dengan kesadaran yang baru terkumpul setengah, Auryn kembali melafalkan salah satu bunyi teorema sisa dari materi polinomial yang dihafalnya semalam.
Selang beberapa detik, Auryn panik karena melihat matahari yang sudah mulai menampakkan sinar terang. Ini pasti gara-gara wekernya yang lupa ia set semalam, jadinya telat bangun. "Anjir! Hari ini kan sudah masuk sekolah?! Ini jam berapa deh?"
"6.30 non. Ayo buruan mandi! Nanti terlambat"
"Hah?" mata Auryn melebar sempurna. 30 menit lagi bel, dan ia belum tuntas belajar materi polinomial untuk ulangan hari ini. "Auryn kok nggak dibangunin sih bi?!"
****
Auryn masuk ke area sekolahnya dengan langkah cepat, dan otaknya mencoba mengingat kembali rumus-rumus polinomial yang di bacanya semalam. Seingatnya, semalam ia sudah menghafal cukup banyak tapi entah kemana hafalan itu sekarang. sedangkan mulutnya komat-kamit, menyuarakan apapun yang diingatnya.
"Auryn! Cepat masuk barisan. Sudah telat malah santai-santai" Auryn tersentak kaget saat Pak Wandi selaku guru piket yang sedang berjaga meneriakinya seperti itu.
"Baik, pak" Auryn segera berlari kebarisan kelasnya lalu berdiri di paling belakang. Ia merogoh tasnya, mencari dasinya di dalam sana. Dan ini kesialan ketiganya untuk hari ini setelah telat bangun dan terlambat: dasinya tertinggal!
KAMU SEDANG MEMBACA
At First Sight [On Hold]
Teen FictionAuryn Nathania is just an ordinary girl. Menurutnya, dia itu gak cantik, gak terlalu pinter, gak terkenal seperti cewek-cewek hits di sekolahnya, pokoknya semua yang ada di dia itu standar. Tapi, dengan modal pas-pasan itu dia berani menaruh perasaa...