Ini special part ya, jadi nggak ada hubungannya sama cerita di chapter sebelum maupun setelahnya hehe..
Happy reading!
*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*-*
Sayang apa kabar denganmu
Disini kumerindukan kamu
Ku harap cintamu takkan berubah,
Karna disini ku tetap untukmuSayang apa kabar denganmu
Cobalah kamu telepon diriku
Ku rindu dengar suara indahmu
Karna dirimulah semangat hidupkuSayang dengarlah permintaanku
Jangan ragukan cintaku
Sayang percayalah apa kataku
Karna kusayang kamuSayang dengarlah permintaanku
Jaga hatimu untukku
Sayang dengarlah bisikan hatiku
Karna ku sayang kamuSayang apa kabar denganmu
Disini kumerindukan kamu
Ku harap cintamu takkan berubah
Karna disini ku tetap untukmuSayang apa kabar denganmu
Cobalah kamu telepon diriku
....(Sayang – Shae)
Drrrtt.. Drrrttt..
"Non Auryn, ini teleponnya si non bunyi", bi Inah berjalan cepat menghampiri Auryn yang sedang berada di dapur sambil membawakan ponselnya.
Widihh mujarab bener ini lagu, belum kelar liriknya aja udah ditelepon. Ntar sering-sering gue nyanyiin ahh
"Makasih ya, bi", Auryn kemudian mengambil ponselnya dari bi Inah. Bi Inah mengangguk dan kembali ke kamar Auryn untuk beres-beres.
"Halo, KAK RICKY!!", Auryn langsung teriak kegirangan sesaat setelah menjawab panggilan tersebut tanpa melihat caller idnya lagi.
"KAK RICKY, KAK RICKY, NDAS MU!", semprot seseorang diseberang sana.
"Bukan kak Ricky ya? Yahh nggak mujarab dong lagunya", Auryn menggumam. "Yo wes, kalo bukan teleponnya saya tutup ya, mas"
"MAS, MAS, GUE CEWEK KALI!"
"Loh cewek toh. Maap yo mbak. Saya tutup teleponnya ya"
"AURYN!"
Widih sampe-sampe tau nama gue nih mbak-mbak. Ini pasti fans gue. Pasti fanss guee!!
Auryn berdeham. "Hmm.. ini siapa ya?"
"DEVI"
"Ah ternyata elu Dev, kenapa nggak bilang dari tadi?"
"Gimana mau ngomong, lonya aja nyerocos mulu macem petasan taun baru"
"Maap deh maap. Kenapa, Dev?"
Alih-alih menjawab pertanyaan Auryn, Devi justru berkata "Pasti lu belum mandi, pasti lu masih ileran, pasti badan lu masih bau asem"
Anjir! Devi tau darimana? Jangan-jangan dirumahnya ada kamera pengintai. Auryn mendongak seraya melambai-lambaikan sebelah tangannya sambil berputar-putar – mencari keberadaan kamera.
"Halo?! Auryn?!"
"Lo udah liat gue belum, Dev. Gue udah lambai-lambai tadi, tapi nggak nemu kamera yang lo pasang"
"Apa sih? Gaje deh! Udah buru sekarang mandi. Satu jam lagi lo harus nyampe di rumah gue. Nggak pake ngaret! Kalo lo binggung, cek grup!", titah Devi lalu ia menutup sambungan telepon.
Memang benar, Auryn binggung.
Ini maksudnya apa lagi? Kenapa juga Auryn harus selalu diingetin biar nggak ngaret? Kalo Auryn telat kan palingan cuma 30 menit. Yah, nggak lama-lama amat lah. Iya kan?
![](https://img.wattpad.com/cover/60123107-288-k999069.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
At First Sight [On Hold]
Ficção AdolescenteAuryn Nathania is just an ordinary girl. Menurutnya, dia itu gak cantik, gak terlalu pinter, gak terkenal seperti cewek-cewek hits di sekolahnya, pokoknya semua yang ada di dia itu standar. Tapi, dengan modal pas-pasan itu dia berani menaruh perasaa...