"Sudah mau pulang?"
Suara Ravian mengagetkanku, aku hanya mengangguk menginyakan.Ravian masih berdiri dihadapanku, melihatku membereskan ruang kerjaku.
"Ayo pulang bareng?"
Ravian menyuruhku untuk mengikuti langkahnya, aku hanya diam dan mengikutinya.
Ravian masih saja berjalan di depanku tanpa berbicara sedikitpun. Beberapa karyawan yang melihatnya menunduk memberi hormat padanya. Aku mencoba menjauh ketika ada seseorang karyawan yang melihatku mengikuti Ravian.
Kami sampai di parkiran bawah tanah perusahaan, kulihat salah satu karyawan di perusahaan ku melihat ke arah kami. Pandangannya seperti tak senang saat aku berjalan dengan Ravian.
"Masuklah."
"Baik."
Aku masuk kedalam mobil tapi karyawan itu masih melihatku dan terdiam di tempatnya.
Aku alihkan pandanganku tak ingin ada salah sangka terhadap karyawan yang bekerja di perusahaan ini."Pergi makan yuk."
Ravian memutar mobilnya dan seperti sengaja dia mengarahkan mobilnya ke arah pria yang menatapku sedari tadi.
Ravian yang semula fokus menghadap ke depan langsung membelokkan wajahnya kearah pria yang menatap kami.Ravian menatapnya tajam sama dengan pria yang ditatapnya.
Aku heran melihatnya. Ada apa dengan kedua orang ini.
*****
Ravian mengajakku makan disebuah restoran mewah yang berada di jakarta, sebelumnya aku tak pernah datang ke restoran seperti ini. Jadi aku hanya diam saat Ravian menyuruhku memilih menu.
"Pesan pasta saja ya."
Aku hanya mengangguk, Ravian segera memesan makanan dan menyuruh pelayan untuk membawa sebotol wine juga sebagai pendamping menu.
"Aku tak minun wine." Kataku berbisik.
"Hanya sedikit."
Ravian tak menghiraukan omonganku dan masih saja memesan sebotol wine.
Setelah pelayan itu pergi, suasana kembali diam.
Aku tak berani menatap dan berbicara pada Ravian, jadi kutundukkan wajahku sampai makanan yang telah di pesan sampai ke meja kami."Aku ingin menghilangkan penat." Ravian mengusap mukanya.
Aku tersenyum menjawabnya, ketika itu juga mata Ravian langsung menatap mataku.
"Kontrak kita sepertinya belum selesai."
Ravian menegakkan tubuhnya.Aku menaikkan alisku. Kontrak, bukankah sudah aku buat sebelum bertemu orang tuanya.
"Aku juga ingin mengajukan syarat padamu?"
Ravian lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya, aku mencoba untuk mendengarnya secara seksama.
"Ehem." Ravian mulai mengajukan syarat kontrak padaku.
"Pertama, jangan pernah menanyakan alasan kenapa aku mengajakmu pergi seperti hari ini.
Kedua, jangan dekati pria lain selama kontrak ini masih berlaku."Pria? Kenapa aku tak boleh mendekati pria lain. Mungkin saja aku akan segera berpacaran jika menemukan pria yang tertarik padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss (OPEN PO)
RomanceTERBIT Memang garis kehidupan seseorang tak bisa di tebak, termasuk seorang wanita yang bernama Hani Putri Sendina. Ia adalah seorang wanita sederhana yang bekerja disebuah perusahaan swasta terbesar di Jakarta. Semula semuanya terlihat baik-baik sa...