Robi mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar penuturan dari pria yang ada dihadapannya. Setelah Robi menjelaskan bahwa dia bisa membantu permasalahan yang tengah dibicarakannya, Pria yang sekarang telah mengajak Robi pergi ke cafe terdekat di kantornya kembali menjelaskan permasalahannya kepada Robi.
Pria ini sebelumnya mencari-cari ruangan Ravian, setelah Robi tanpa sengaja menawarkan bantuan untuk membantu mengantarkannya, dia akhirnya bisa dengan mudah pergi ke ruangan Ravian.
Di tengah perjalanan Pria tersebut terus saja membicarakan Ravian serta menjelek-jelekkannya. Robi yang juga tidak terlalu suka dengan sosok Ravian hanya diam dan tak menanggapinya.
"Ingin rasanya aku menghajar pria tersebut tapi aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Karena wanitaku berada disisinya."
Pria yang baru diketahui Robi bernama Adam ini, menundukkan wajahnya dan menatap Robi dengan mata tajamnya.
"Aku adalah calon suaminya."
Tak tau harus berbuat seperti apa, Robi hanya diam hingga Pria ini dengan inisiatifnya mengajaknya ke cafe untuk berbicara lebih dalam.
Didalam cafe ini pun Robi masih tak percaya dengan semua informasi yang tengah didengarnya, telinganya berfungsi seperti semestinya tapi pikirannya mengarah pada dua sosok yang sekarang sangat menganggu hatinya.
"Aku sangat mencintai wanita itu, tapi dia malah menyukai pria lain."
Aku juga seperti itu, sama. Dan rasanya sangat menyakitkan.
Robi sekarang mengamati Adam dengan sungguh-sungguh, dia seperti merasa sedang bercermin sekarang. Adam seperti kloning dari dirinya saat ini.
"Aku ingin membantumu, terutama kau sudah bilang bahwa kau ingin menikahinya. Tapi alasanmu ... Aku tak tau. Aku sangat ...."
"Itu terjadi tanpa kesengajaan."
Pria itu sekarang menyeruput kopi dihadapannya, dia masih ingat bagaimana dirinya bisa jatuh cinta dengan sosok wanita yang sekarang sibuk mengejar pria lain dan meninggalkannya begitu saja, dia masih ingat ketika wanita itu dengan mata senduhnya memeluknya dan menciumnya dengan mesra. Masih terasa seperti kemarin tapi wanita itu sekarang malah meninggalkannya begitu saja.
"Dia yang pertama mengajakku, dia mengatakan bahwa dia ingin melupakan kekasihnya."
Robi agak terkejut mendengarnya, ternyata dari awal wanita ini memang sudah bermain api dibelakang bosnya.
"Bukan denganku saja, karena aku mengenalnya dengan temanku juga yang sama-sama menjadi selingkuhannya."
Lagi-lagi wanita itu berhasil membuat Robi kehabisan nafas, wanita cantik ini memang benar-benar bisa berbuat semaunya.
"Jadi anak itu bisa jadi hasil siapa saja?!"
Kali ini, Robi tidak tau harus diam atau mengatakannya kepada Ravian, wanita yang sekarang tengah menjadi kekasih bosnya ini benar-benar seorang wanita paling munafik di muka bumi ini.
"Ya, mungkin saja."
Pria itu dengan entengnya menjawab pertanyaannya, wajahnya tidak membentuk raut muka kekesalan sama sekali. Datar tanpa ada emosi sama sekali.
"Jadi kenapa kau ingin menikahinya?"
"Karena aku mencintainya!"
Jelas. Tanpa ada kata-kata apapun pria itu mengatakannya dengan lantang. Membuat Robi hanya bisa mengelengkan kepalanya.
"Sebaiknya kau berbicara langsung dengannya."
Robi merasa ini bukan permasalahan biasa yang bisa dihadapinya dengan mudah, terutama pria yang akan dihadapinya nanti mempunyai peluang besar untuk mendapatkan wanita pujannya. Hani, wanita itu akan dengan mudah diambil kembali olehnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss (OPEN PO)
عاطفيةTERBIT Memang garis kehidupan seseorang tak bisa di tebak, termasuk seorang wanita yang bernama Hani Putri Sendina. Ia adalah seorang wanita sederhana yang bekerja disebuah perusahaan swasta terbesar di Jakarta. Semula semuanya terlihat baik-baik sa...