Story Love 10

12.8K 509 5
                                    

Ravian langsung mengantarkan Hani pulang setelah lukanya berangsur membaik.

"Terimakasih, aku akan masuk kedalam."

Hani berjalan masuk kedalam rumah meninggalkan Ravian yang masih menatapnya lembut.

Ravian masih berada disana selama 5 menit setelah itu pergi ke rumah dengan cepat.

*****

"Jam berapa sekarang?"
Eva berkacak pingang melihat Hani baru pulang tengah malam.

"Ha?"

"Ha? Kau mabuk ya?" Eva mendekati Hani dan menguncang tubuh Hani yang lemas.

Hani hanya diam sambil berusaha melepaskan kedua tangan Eva, setelah puas melakukannya Eva menatap Hani tepat di kedua bola matanya. Hani yang merasa mulai sadar langsung menampar kening Eva.

"Ahh!" Eva terdorong ke belakang sambil memegang kepalanya.

"Aku tidak mabuk Va, aku langsung ingin tidur." Dengan masih lemas Hani langsung menuju tempat tidur.

Eva mengamatinya dengan wajah sebal sambil menahan rasa sakit.

*****

"Aku pulang,"

"Baru pulang? "
Fanya membukakan pintu dan mendapati Ravian tersenyum sambil membawa beberapa camilan di tangan kirinya.

"Belum makan?"

"Belum." Ravian langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan Fanya yang masih mengamati kepergiannya.

Sesampai di kamar Ravian agak syok melihat Mamanya dan Reva berdebat di dalam kamar.

"Ma ... aku ingin terus bersama dengan Ravian." Sambil memengang kedua tangan Nyonya Fifi.

Ravian yang berdiri diantara mereka berdua, menatap Mamanya agar pergi dari kamarnya.

"Minggir." Nyonya Fifi langsung pergi meninggalkan Reva yang masih menangis dan berusaha untuk menahannya.

"Van, mama kamu ingin kita putus." Reva segera berlari kearah Ravian agar Ravian menghentikan perbuatan mamanya.

"Ya, tapi aku sudah sangat capek Va, besok saja. Aku akan mengantarkanmu pulang,"

Ravian mengambil tas Reva dan menarik tangannya keluar dari dalam kamarnya tapi Reva masih berusaha untuk tetap berada di dalam kamar.

"Aku enggak mau Van, aku enggak mau!"
Reva menghentakkan tangannya dan menarik tas yang berada di tangan kiri Ravian.

"Lalu mau kamu apa?!" Ravian dengan kesal meladeni sikap manja Reva.

"Aku ingin kita kawin lari, jika orang tuamu tak setuju. Kita bisa kawin lari Van." Sambil menatap Ravian dengan sungguh-sungguh.

Ravian hanya diam menanggapinya, dia hanya terdiam terpaku mendengar pernyataan Reva tentang 'kawin lari'.

Reva yang merasa diabaikan langsung memecahkan vas bunga yang berada didalam kamarnya.

Prakk!! Vas bunga yang berisi bunga mawar sebagai hadiah Reva untuknya di hari valentine hancur berserakan kemana-mana.

"Aku benci kamu Van! Aku benci kamu!"

My Boss (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang