Story Love 9

12.4K 570 3
                                    

Aku terdiam di mobil Robi, setelah Robi mengatakan perasaannya. Aku merasakan hatiku terasa berbeda, Aku merasa sisi lain hatiku mengatakan bahwa Aku tak ingin memilikinya.

Robi menyupir mobilnya dengan santai, Aku merasa Robi sedikit marah denganku karena Aku langsung saja minta pulang setelah dia memegang tanganku.

"Aku ingin tau, kenapa tiba-tiba kamu ...."

"Besok saja."

Robi meletakkan pinggir telapak tangannya di bibirnya, Aku langsung mengalihkan tatapanku.

"Tapi aku ingin tau ...."

Robi langsung menghentikan mobilnya di pinggir jalan, Robi menyandarkan dirinya dan menghirup udara sejenak sebelum menunduk dan menatap mataku.

Selama beberapa saat kami saling bertatapan mata, Aku langsung mengalihkan tatapanku kesamping menunggu Robi memberikan jawaban.

Selama 5 menit tak ada tanda-tanda Robi ingin menjawab, kualihkan lagi pandanganku ke arah Robi, sekarang dia menatapku dengan mata sendunya.

Ku tatap dia tajam, Robi terkejut dan membuang muka ke depan.

"Sejak kapan kamu menyukaiku?"
Aku memberanikan diri bertanya pada Robi.

Robi menghela nafas dan menatapku sejenak kemudian mengambil ponsek miliknya.

Aku melihat dia sibuk melihat-lihat foto seseorang wanita yang telah disimpan dengan bingkai bunga di ponselnya.

"Siapa itu? Apa itu aku?"

"Ya, itu kamu."
Robi kembali memandang ke arahku.

"Aku jatuh cinta padamu pada pandangan pertama tapi aku terlalu bodoh untuk memendamnya, sampai saat laki-laki menyebalkan itu datang."

Laki-laki menyebalkan.

Robi menundukkan wajahnya, ada semburat merah di pipinya. Robi bahkan memenjamkan matanya dan memegang dadanya.

Sebegitu cintakah Robi padaku? lalu kenapa dia tidak berbuat banyak padahal aku sama sekali tak pernah mendekati pria.

Aku mengamati Robi yang sibuk menata hatinya, beberapa menit Robi hanya menundukkan kepalanya. Sampai ada sebuah telepon masuk ke ponselku.
Disana tertera Ravian, langsung ku reject dan aku kembali mengamati Robi.

"Dari bos?" Robi menatapku tajam.

"Iya tapi enggak penting." Aku tersenyum menjawabnya.

"Kenapa? Apa kalian pacaran?"

"Tidak! Tentu saja tidak!"

Robi mengamati tingkahku yang aneh menjawab pertanyaannya. Sebenarnya hubunganku dengan Ravian sama sekali bukanlah pacaran hanya 'sebuah hubungan dengan kontrak'.

Ponselku kembali berdering, lagi-lagi dari Ravian. Aku yang mau me-rejectnya langsung diambil oleh Robi.

"Halo? Dimana kamu? Orang tuaku ingin bertemu denganmu?!"

"Orang tua? Orang tua mana?!"

Robi menjawab dengan nada tinggi.

"Kamu siapa? Ha!"

"Aku Robi, kemari dan jelaskan padaku,"

"Baiklah."

Robi mengetikkan sms di ponselku, Aku berusaha mencegahnya tapi Robi dengan erat memegang tanganku.

*****

Ravian berusaha menghubungi Hani, hari ini ibunya ingin bertemu dengan Hani.
Entah alasan apa, Ibunya terus saja membujuk Ravian untuk menemui Hani.

"Ma, besok saja, Ravian kan baru pulang dari kantor."

"Mama maunya sekarang!"

Ravian dengan wajah masam terpaksa menuruti kehendak ibunya,dengan segera dia menghubungi Hani tapi Hani tak mengangkat teleponnya.

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya Ravian berhasil menelpon Hani. Ravian dengan kasarnya bertanya kepada Hani sampai terdengar suara pria dari seberang sana.

Ravian sangat tidak senang mendengarnya, dia mengepalkan tangannya dan langsung pergi meninggalkan mamanya.

Ravian yang masih mengenakan kemeja kantor, segera tancap gas setelah mengetahui dimana lokasi Hani berada. Suasana hatinya sudah sangat panas hari ini.

*****

"Tolong jangan berbuat macam-macam dengan Ravian?" Hani memelas kepada Robi.

"Ini urusan pria, akan aku selesaikan dia hari ini." Robi mengamati jalan sambil sesekali melirik ponsel di hpnya.

Selang beberapa saat terdengar bunyi klakson di belakang mobil, Ravian terlihat turun dari mobilnya,membuka pintu mobil dan menarik Hani keluar dari sana.

Robi yang melihat Ravian segera keluar dan berdiri di dekat pintu.

"Kau tak bisa mengambilnya begitu saja. Jelaskan dulu padaku hubungan kalian?!"

Ravian mendorong Hani agar berada di belakang dirinya, kali ini Ravian sudah tidak tahan menahan amarahnya.

"Kami berpacaran! Dan sepertinya kau tak perlu ikut campur!"
Ravian sekarang sudah berada di depan Robi.

Mereka berdua saling mengeluarkan amarah di mata mereka, sedetik kemudian sebuah pukulan telah mendarat di pipi Ravian. Tak hanya berhenti sampai disitu saja sebuah tinjuan juga sudah mendarat di perut Robi.

Mereka berdua tersentak ke aspal, masih dengan amarah mereka kembali berkelahi dan menghujani diri masing-masing dengan sebuah pukulan.

Saat satu tinjuan kencang tepat mengarah ke bibir Robi, Ravian dengan cepat mengangkat tubuhnya yang lunglai dengan bibir yang sudah robek mengeluarkan darah.

"Jangan pernah mendekatinya lagi!"

Ravian segera menghempaskan tubuh Robi di aspal, Ravian yang masih lemas berkelahi langsung memegang tangan Hani dan berlalu dari sana.

******

"Kenapa kalian begitu bodoh?"

Hani membersihkan luka Ravian dan mengobatinya, mereka berdua tak lantas pulang karena akan menimbulkan masalah jika mamanya melihat dirinya seperti ini.

"Ah ... sakit sekali."

"Ini karena ulahmu sendiri." Hani terlihat kesal melihat Ravian yang menerima tantangan Robi untuk berkelahi.

"Sebagai seorang pria, aku tak bisa mengalah begitu saja."

Ravian menjawab pertanyaan Hani dengan mata yang sebal. Ravian masih memegang pipi sebelah kanannya yang membiru karena ditinju oleh Robi.

Ravian yang sekarang ini sedang memperhatikan Hani, melihat Hani dengan matanya yang lembut.
Beberapa kali Ravian tersenyum tak jelas saat Hani menyipitkan matanya saat melihat Ravian meringis kesakitan.

Hani yang sekarang telah selesai mengobatinya, melihat Ravian masih melihat dirinya dengan mata lembutnya.

Selama beberapa detik Ravian menatap dirinya, Hani berusaha mengusir degup jantungnya agar Ravian tak menertawainya.

"Han ... ayo kita mulai pacaran? Pacaran dengan sesungguhnya."

*Scene ini ada adegan romantisnya tapi tidak saya revisi di sini, hanya berbentuk novelnya saja*

_________________________________________
Terima kasih sudah mau baca :)

My Boss (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang