Story Love 11

13.5K 504 15
                                        

Ravian berdiri termenung di depan kaca besar ruang pribadinya. Hari ini dia tak ingin tinggal dirumah mendapati sepasang tatapan tajam yang tak henti-hentinya menatap dirinya.

Dia adalah adiknya Fanya, setelah apa yang terjadi adiknya terus saja memarahinya dan menatapnya terus-menerus.

Ravian yang sekarang berbalik arah dan duduk di sofa ruangan pribadinya langsung merebahkan tubuhnya dan membuka channel TV di depannya.

Beberapa saat dia fokus terhadap layar besar yang ada didepannya namun perhatiannya teralihkan ketika sebuah foto dengan bingkai kecil berada di meja kerjanya.

Ravian menghembuskan nafas dan mengangkat tubuhnya mendekati foto yang sekarang seperti sedang menatap dirinya.

Dengan tenang dia memegang pinggir bingkai tersebut sebelum menghempaskannya ke lantai dan membuat pecahan kaca dimana-mana.

"Kenapa?! Kenapa baru sekarang?!"

Ravian dengan amarah yang sedari tadi dia pendam membanting semua dokumen-dokumen yang berada dimejanya, memijak-mijak foto yang telah hancur di bawahnya dan membanting ponselnya ke lantai sebelum terdengar sebuah panggilan di hpnya.

Dengan sedikit retakan di ponselnya, diangkatnya dengan kesal si penelpon yang menganggu kegiatannya.

"Van?" Terdengar suara wanita dari ujung sana.

Ravian yang marah langsung berubah menjadi pendiam. Dia memegang ujung mejanya dan menundukkan wajahnya. Dia kenal siapa orang ini, dia adalah Hani.

*****

"Enggak pergi kerja Han?"

Eva mengamati Hani yang sedari tadi hanya melamun menatap wajahnya.

"Enggak." Dengan mata yang seperti sembap Hani kembali menyisir rambutnya.

"Hm, setelah kalian jalan berdua sepertinya ada masalah yang terjadi. Ayo ceritakan?"

Eva dengan lembut memegang pundak Hani dan berdiri di sampingnya.

"Han ... jika kamu diam aku tak tau harus bagaimana?"

"Aku tau." Dengan air mata yang bergulir disudut matanya.

*****

Eka dengan santai masuk ke ruang kerja Ravian, sambil bersiul dia membawa arsip yang berada ditangannya sebelum akhirnya terkejut mendapati ruangan Ravian yang telah kacau balau seperti kapal pecah.

"Ini ...." Eka menunjuk ruangan Ravian sambil mengangkat alisnya.

Ravian yang tertidur di sofa dan mendapati Eka yang sedang berdiri mematung di depan pintu langsung mengangkat dirinya dan tertunduk lesu memegang kepalanya.

"Aku sedikit sakit hari ini."

"Kenapa?" Dengan wajah yang masih bingung Eka mendekati Ravian yang masih memegang kepalanya.

"Ka ... kau tau, sepertinya apa yang kau katakan jauh hari yang lalu itu salah."

Ravian membuka pembicaraan dengan memperlihatkan kantung matanya yang hitam karena kurang tidur kepada Eka.

"Ha?" Dengan wajah yang heran Eka melihat Ravian yang menatapnya dengan sungguh-sungguh.

"Aku ...."

My Boss (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang