"Baiklah."
Aku melangkah pergi dari meja Eva dan hendak pergi ke sebuah cafe di dekat kantor.
Sebelum aku pergi, aku mendengar sebuah teriakan memanggil diriku, ternyata itu Robi, dia membawa sekantong plastik disertai dengan kopi yang berada ditangannya.
"Hei! Mau kemana?!"
"Mau ke cafe."
"Oh."
Robi sekarang sudah berada di dekatku, dengan senyum kelelalahan dia menatapku dengan intens.
"Ah! aku pergi dulu."
"Tunggu."
Robi telah memegang tanganku dan meletakkan plastik yang dipengangnya kepadaku.
"Ini untuk apa?"
Dengan wajah yang kembali tersenyum, Robi menghelus sedikit jariku.
"Aku ingin ke mejamu tadi tapi aku melihatmu disini. Jadi aku kemari."
Sebelum Robi melanjutkan kembali kalimatnya aku telah meletakkan kantong plastik itu ke tangan Robi.
"Tidak usah, aku juga ingin pergi ...."
"Tak apa, ini untukmu."
Robi kembali berhasil menghentikan langkahku, dia telah meletakkan kantong plastik itu ke depan wajahku.
"Robi!"
"Apa? Sekarang kau benci padaku?"
Robi menaikkan alisnya disertai dengan senyuman jahil diwajahnya. Melihatnya seperti itu, aku merasa sedikit ingin mencubitnya.
"Aku kan sudah bilang-"
"Aku akan selalu berada di dekatmu Hani."
Robi sekarang telah memperlihatkan senyuman manisnya dan meletakkan kantong plastik itu ditanganku.
"Tapi aku ...."
"Sudahlah, terima saja."
Setelah berkata seperti itu, Robi memperhatikanku sebentar lalu pergi berlalu begitu saja.
Aku yang masih terdiam ditempatku, menatap kosong kantong plastik tersebut sebelum akhirnya tersenyum melihat isi didalamnya."boneka?"
Aku mengangkat boneka yang berbentuk panda tersebut lalu memeluknya sebentar, sepertinya lama-lama Robi bakal berhasil untuk merebut hatiku.
#####
Ravian terdiam di sofa melihat Reva telah berada didepannya membawa sekotak makanan disertai dengan beberapa cemilan lainnya.
"Tak perlu repot-repot datang, aku juga bisa menyuruh OB untuk melakukan ini,"
"Tapi rasanya beda kan?"
Reva sekarang telah duduk disampingnya dan memeluk dirinya mesra, sebelum kembali berbicara Reva mengelus perutnya dan menatap Ravian dengan lembut.
"Karena makanan ini dari anakmu."
Mendengar perkataan tersebut, Ravian langsung membuang muka. Dia merasa kesal jika anak tersebut benar-benar anaknya. Walaupun dulu dia berharap sesuatu seperti ini bakal terjadi.
"Baiklah, aku akan makan."
Ravian dengan malas membuka kotak makanan itu, dia bahkan sama sekali tidak senang walaupun apa yang dibawa Reva itu adalah makanan kesukaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss (OPEN PO)
RomanceTERBIT Memang garis kehidupan seseorang tak bisa di tebak, termasuk seorang wanita yang bernama Hani Putri Sendina. Ia adalah seorang wanita sederhana yang bekerja disebuah perusahaan swasta terbesar di Jakarta. Semula semuanya terlihat baik-baik sa...