28

4.8K 388 20
                                    

" Lama tak berjumpa," ucap seorang laki-laki yang lima tahun ini tak terlihat bahkan seperti orang yang di telan oleh bumi saja

" Daddy," gumam Love dengan suara pelan karena bagaimanapun dia tidak akan melupakan suara berat dan serak tetapi lembut itu

Ya, itu adalah suara ayahnya

" Wah wah wah. Aku mendapatkan sebuah kejutan," ucap Sanjas denga senyum hiperbolis tapi siapa yang tau kalau di balik senyum itu tersemat sebuah ketakutan

Hei, siapa yang berani berhadapan dengan manusia seperti Anjas

Manusia yang memiliki hati teramat baik bahkan tak rela untuk membunuh semut tapi percaya saja kalau kalian mengenal orang seperti itu jangan pernah memancing mereka marah

Orang yang cendrung baik lebih suka menyimpan dan akan meledak di saat yang tepat dan Sanjas tau kalau saat ini Anjas di depannya bukan orang yang berhati baik melainkan lelaki dengan hasrat membunuh yang sangat besar

Mungkin karena Sanjas tumbuh besar bersama saudara kembarnya ini

" What are you doing here daddy?" tanya Alva yang sedikit linglung

Bagaimana tidak?

Daddy yang lima tahun ini tidak pernah dia lihat sama sekali terlebih berhubungan baik telpon, video call, ataupun surat seakan daddy telah hilang dari dunia ini tetapi sekarang apa?

Daddy dengan gagahnya berdiri di antara dia dan adiknya

" Hai son. Lama tak berjumpa," sapa Anjas sambil menepuk pelan kepala anak pertamanya yang sekarang tingginya melebihi dirinya

Sedangkan Carlos dan Rara hanya bisa diam karena sedari tadi mereka coba melihat keuntungan yang mereka peroleh dari adanya Anjas di sisi mereka

" Oh dan hai kembaran," sapa Anjas dengan seringai yang baru kali ini di lihat oleh Love, Alva, Carlos dan Rara

Dibenak Love sekarang adalah dia tau dari mana dia mendapatkan sisi gelapnya

" Ayo kita bertaruh kembaran," ucap Anjas dengan senyum mematikan yang tak pernah lepas dari bibirnya itu

" Ah, kau memang selalu suka bertaruh kembaran. Terakhir kali kita bertaruh. kau yang memenangkan apa yang seharunya jadi milikku," ucap Sanjas dan dapat di lihat raut wajahnya mulai mengeras saat mengatakan milliku

" Ah, kau tak melupakannya ya dan sekarang apa yang akan kita pertaruhkan? Harga diri? Uang? atau nyawa?' tanya Anjas sedangkan Sanjas sedari tadi sudah mengumpat dalam hati karena dia tau sekarang yang di hadapinya adalah Anjas yang sebenarnya dan dia akan kalah telak setalah ini

" Ya ya ya, bagaimana dengan nyawa saja? Aku sudah lama tak membunuh kembaran," jawab Sanjas

" Aaaa, hanya nyawa ya? Terlalu sedikit. Kau tau aku tidak suka bermain dengan satu taruhan saja. Dulu saja kita mempertaruhkan harga diri, nyawa dan cinta kembaran," ucap Anjas sedangkan Love, Alva, Carlos dan Rara hanya bisa diam dengan situasi yang lebih mencekam daripada yang mereka bayangkan

Siapa yang sangka seseorang yang selalu baik dan berjiwa kebapaan bisa berubah menjadi pembunuh berdarah dingin?

" Cinta? AH aku sudah melupakan arti kata itu atau mungkin sudah ku hapus dari hidupku dan apa kabar kaka ipar yang aku cintai itu?" tanya Sanjas dan sekali lagi terlihat sedikit kilatan emosi di kedua bola mata berwarna biru itu

" Ah, aku jadi merindukan istriku itu. Dia dalam keadaan yang sangat baik kembaran dan jangan khawatirkan dia," ucap Anjas dengan ekspresi sekan dia merindukan istri yang dia cintai tapi bagi Sanjas itu sebuah peringatan baginya agar jangan berani-berani menyentuh apa yang dilindungi oleh kakanya ini

" Kalian terlalu banyak bicara. Sekali lagi aku bertanya padamu paman. Apa yang kamu inginkan?" tanya Love tiba-tiba menyela pembicaraan mereka

Sedangkan yang lain sudah berteriak bodoh dalam hati mereka karena Love tidak tanggap dengan apa yang mereka bicarakan

" Lanjutkan saja apa yang ingin kalian bicaran. Biar gadis kecil ini aku yang urus," ucap Alva dengan sangat tenang dan Sanjas sedikit takut dengan ekspresi tenang seorang Alva

Memang Love mewarisi sifat gelapnya seorang Anjas tapi Alva?

Dia adalah copy paste seorang Anjas yang cendrung tenang dan berbahaya tapi anehnya Sanjas tak pernah bisa menembus apa yang ada di pikiran bocah satu ini

" Lo bodoh apa? Jangan ikutin dua orang itu kalo lo gak mau mati sekarang. Lo gak nangkep apa pembicaran mereka itu menentukan apa akan selesai dengan baik baik aja atau buruk banget," jelas Carlos dan di anggukin oleh Rara

Sedangkan Alva yang sedang bersandar di pohon hanya diam saja tapi jangan ragukan rencana apa yang ada di pikiran lelaki berparas tampan dan berwajah ramah itu

Kalian tau saat sesuatu yang biasa tertidur lalu tersentuh oleh suara yang mengganggu maka apa yang terjadi?

BOOMM








Haiiii

Lama tak berjumpa dicerita ini

Sorry kalo gue lama update buat cerita feminim karena gue juga lagi kejar target buat cepet selesai partnya sama nyari-nyari ceceran ide disana-sini

Btw jangan marah ama gue yaks

Oh ya vote sama comment jangan lupa guys

Sekian dari gue

Wassalam

Feminim?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang