Haishhh, sumpah gue males banget satu ruangan ama cabe keriting kaya mereka.
Pertama, mereka nyorakin Raka seakan Raka denger tapi gue jamin denger sih soalnya suara mereka toa banget.
Kedua, daritadi gue dapet tatapan sinis dari cewe yang di panggil Ta tadi
Let's the game dude
" Ya, selanjutnya Janeta. Kamu boleh milih sama siapa kamu mau tanding," ucap pelatih
Oh oke gue tau sekarang kalau ini maksud mereka tadi. Hmmm, gue main dikit gakpapalah
" Saya milih anak baru itu. Ah ya Kira," ucap Neta dengan nada merendahkan
" Bem, mana bisa. Kira kan baru masuk masa udah lawan Neta nanti dia di apa-apain lagi," ucap Raka yang di balas sabem dengan pelototan yang artinya keputusan udah mutlak dan gak bisa di ganggu gugat lagi
" Sekarang silahkan kamu maju Kira dan kamu Neta jangan main emosi karena dia anak baru," ucap sabem memperingati
Gue pun maju ke depan dan memberikan salam dengan membungkukkan badan 90 derajat lalu memasang kuda-kuda
" Lo hati-hati Kira. Sebisa mungkin ngehindar. Gue gak mau lo kenapa-napa," ucap Raka di pinggir lapangan yang gue bales dengan senyum yang kelewat manis
Pas gue ngadep ke arah muka Neta muka dia udah merah padam. Percayalah kalo lo sedang fight melawan orang yang emosi itu lebih mudah daripada orang tenang kaya gue
Pertandingan pun di mulai dan Neta sudah menyerang gue dengan membabi buta. Hampir seluruh tubuh gue udah kena pukul dan para penonton udah ngeringis ada juga yang ngata-ngatain gue lemah
Apa gue harus bilang kalo tendangan Neta itu gak ngefek sama sekalli ke gue. Tendangan dia itu lemah dan skilnya aja udah bisa di bilang di bawah rata-rata gue
Gue pernah ngelawan yang lebih mengerikan daripada ini kali
" Sayang kenapa kamu diem aja sih," kesal Raka yang udah gregetan sendiri karena dari tadi gue liat dia mau menerobos masuk tapi di pegangin sama dua curut yang gue gak tau siapa nama mereka
Sekitar 5 menit gue membiarkan Neta memukuli gue. Gue tetep diem aja sampai saat dia ngeluarin kata kunci
" Lo lemah banget sih. Gak pantes lo sama Raka jalang," ucapnya dan dengan gerakan perlahan gue berdiri
" Maaf waktunya tinggal berapa menit lagi," ucap gue sambil merenggangkan badan gue yang cukup kaku dan sekilas terdengan bunyi kretak kretak dari perenggangan gue ini
banyak dari mereka mulai bergidik ngeri
" Lebih baik sudah sampai sini saja. Muka kamu sudah babak belur Kira," ucap pelatih yang gue balas dengan dengusan doang serta seringan gue yang mematikan
" 2 menit," ucap gue dengan suara berat dan datar yang membuat mereka semua kaget
" Lo salah ngebangunin monster kecil sayang," ucap gue penuh penekanan
" Udah cukup main-mainnya ya. rumah sakit atau kuburan?" tanya gue dengan muka datar ala psyco
" Lo jangan berani-berani," teriak Neta dengan suara yang gue jamin penuh dengan rasa takut
Dengan gerakan cepat dan tanpa membuang waktu gue pun mulai menendang Neta dengan tendangan nari chagi lalu tendangan memutur dan terakhir gue mengeluarkan teknik kuncian gue dan kretak bunyi tulang patah sudah terdengar
Muka Neta pun udah gak berbentuk lagi karena baru dua tendangan udah banyak darah dimana-mana dan tangan kirinya patah akibat teknik kuncian gue
" 2 menit bukan?" ucap gue santai sambil menghapus sudut bibir gue yang sedikit berdarah tadi
Halooooooo
So? Menurut kalian gimana?
Typo? Sorry
Comment? Please
Vote? Kudu harus wajib banget
Wassalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Feminim?
Teen FictionGak semua yang feminim itu feminim Contoh sederhananya aja gue Lovely Kirana Anjas