#9

2.6K 187 0
                                    


Niki memutuskan untuk tidak sekolah. Ia memilih untuk menjaga Niko yang terbaring sakit.

Dini hari tadi, Niko terus mengeluh sakit di bagian punggungnya bahkan darah segar juga mengalir dari hidungnya. Entahlah Niki tidak tahu dengan penyakit yamg bersarang di tubuh kakaknya.

Bi Imah bilang, Niko hanya demam tinggi dan butuh istirahat yang cukup. Namun Niki tidak percaya omong kosong itu. Raut wajah Bi Imah terlalu jelas untuk dibaca, Bi Imah terlihat khawatir dan selalu menangis setiap Niko sakit.

Tak jarang Bi Imah meminta Niki untuk keluar dari kamar Niko dan membiarkan Bi Imah merawat Niko. Ia yakin ada yang disembunyikan Niko dan bi Imah dari dirinya.

"Masih sakit?" Tanya Niki dan membantu Niko duduk.

"Lumayan. Lo nggak sekolah?"

"Enggak. Gue mau jaga lo sampai sembuh."

"Lebay! Gue udah gede, gue bisa rawat diri gue sendiri."

"Sebenarnya lo sakit apa?"

"Demam."

Niki menghela napas.Mungkin akan ada masanya Niko menceritakan rahasia ini.

"Ayah sama bunda kemana?" Tanya Niko.

"Tadi malam mereka pergi lagi ke Surabaya."

Niko mendengus kesal. Apa susahnya menghabiskan waktu bersama dengan anak-anaknya?

"Niko, gue mau kasih lo catatan yang isinya kegiatan gue di sekolah dan nama teman gue."

Niko membaca catatan kecil tersebut. Isinya hanya belajar, rapat, les, pulang dan kembali belajar.

"Lo yakin mau tukeran tempat sama gue? Gimana kalau prestasi lo menurun? Gue bukan murid pintar."

"Gue nggak peduli kalau nilai gue jelek," jawab Niki cuek.

"Nanti malam gue kasih daftar tentang kegiatan gue. Sekarang gue mau istirahat dulu."

Niki mengangguk dan keluar dari kamar Niko.

Baru saja ingin tidur, ada panggilan masuk dari nomor yang tidak di kenal.

"Halo," ucap Niko lemas.

"Niko, belajar di rumah gue jam 10." Suara itu milik Raya.

"Gue lagi sakit."

"Jangan bohong!!! Gue nggak bisa di tipu!"

"Lo nggak percaya?"

"Enggaklah!"

"Gue minta ID Line lo, kita video call biar lo percaya."

"Oke, Raya123"

Niko langsung mencari ID Line Raya dan meneleponnya lewat video call.

Raya terdiam, Ternyata niko benar-benar sakit. Wajahnya yang pucat dan terlihat lemas.

"Iya iya, gue percaya. Kita mulai belajar kalau lo udah sembuh. Semoga cepat sembuh, Nik."

Niko terkekeh mendengar kalimat terakhir dari bibir Raya.

"Kalimatnya kurang tuh!"

"Hah, kurang apa?"

"Seharusnya, semoga cepat sembuh Niko ganteng I love you."

Raya berdecak sebal dan mematikan sambungan video call dengan Niko.

Niko menggelengkan kepalanya melihat sikap Raya yang setengah mati membencinya.

Untuk pertama kalinya ada perempuan yang tidak terpesona dengan ketampanannya.

-----

Raya merebahkan tubuhnya di kasur.Ia bukan tipe murid bandel dan suka cari keributan di sekolah yang berakhir dengan hukuman skors.

Niko dan NikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang