Chapter 23 : First Kiss

610 69 3
                                    

Draco pun menarik Lacie kedalam pelukannya.
Ia merangkul tubuh Lacie dan membawanya ke asrama ketua murid.

Draco membiarkan Sammy yang babak belur terkapar di koridor. Siapa yang menemukannya,Draco tidak perduli,yang penting sekarang Draco harus menenangkan Lacie.

Ini baru titik awal Lacie menjabat ketua murid dan disambut dengan kejadian yang mengerikan.

Tentu saja,siapa yang melarang orang jatuh cinta? Boleh saja. Asalkan jangan terlalu terobsesi sampai melakukan hal buruk. Itu dibenak Draco.

Lacie tentu saja tidak mau disetubuhi oleh pria yang tidak ia cintai.

Dan Draco,hatinya sangat teriris melihat gadis yang dicintainya hampir dikotori oleh seorang pria yang dibencinya.

Bukan. Bukan karena cemburu. Hati Draco teriris melihat penderitaan,air mata,kesedihan yang dialami Lacie saat ini.

Draco mempererat rangkulannya. Ia menuntun Lacie ke asrama ketua murid.

Draco tidak mungkinmenyuruh Lacie dalam keadaan seperti ini untuk mengucapkan kata kunci. Kenapa Draco bisa lupa?

Draco berusaha mengingat kembali. 'Severus...tidak bukan! Yorum..yorum..arrgghh!! Seriv..sev..sev..aku menyerah' Batin Draco.

"Seviyorum alkanstor" ucap Lacie dengan nada gemetar dan suara isak tangisnya.

Lacie duduk di sebuah sofa merah marun dan mengepalkan tangannya. Juga menangis. Air matamya terus mengalir dari balik kelopak matanya.
Draco pergi ke pantry dan mengambil segelas air putih.

"Ini. Minumlah" ucap Draco sambil memberikan air putih kedalam mulut Lacie.

"Tenangkan dirimu,Lacie. Ayo aku antar kau kekamarmu."

"Tidak..tolong aku tidak mau sendirian. Aku takut" ucap Lacie dengan nada terisak. Masih saja menangis. setiap Draco berbicara dengannya,Lacie menyambutnya dengan nada tangisan.

"Kau ingin tidur di sofa saja?"

"I-iya.."

"Baiklah. Sekarang tidurlah. Aku akan mengambil selimut."

Draco beranjak dari sofa.

"D-Draco.." panggil Lacie sambil menggenggam tangan Draco.

"Tolong..te-temani aku."

Draco menatap dalam mata Lacie. Begotu banyak penderitaan didalam dirinya. Begitu banyak kesedihan dimatanya yang tersembunyi.

Draco duduk disamping Lacie.
"Dia..dialah pria didalam mimpi burukmu Lacie. Saat datang kedalam mimpimu dia menjelma menjadi diriku"

Tangisan Lacie semakin terisak. Bagus Draco. Kau membuatnya tambah sedih.

"Maafkan aku,Draco.." ucap Lacie sambil menundukkan kepalanya.

Draco memegang dagu Lacie dan membawa wajah Lacie menatap wajahnya.
Draco mengusap air mata Lacie yang berlinang tanpa henti.
"Tenangkan dirimu,Lacie. Kau harus bisa melupakan kejadian ini."

"Tolong,Draco. Jangan pergi dari sini. Aku tidak mau dia datang lagi. Aku..aku percaya padamu."

Apa? Percaya? Syukurlah jika Lacie mempercayai Draco saat ini. Ini adalab secercah harapan yang diinginkan Draco. Tinggal satu langkah lagi. Draco harus membuat Lacie jatuh cinta padanya. Draco harus membuat Lacie bahagia. Meskipun senyumannya untuk orang lain.

Draco menggenggam tangan Lacie dan dengan senang hati Lacie membalasnya. Lacie mengeratkan genggaman tangannya sambil menangis,lagi.

"Aku akan tetap disini."

Draco menatap Lacie penuh cinta. Draco mengerti penderitaan yang dialami oleh wanita yang dicintainya.

Draco memegang pipi Lacie dengan sebelah tangannya. Kemudian mengelusnya dengan ibu jarinya.

Ibu jarinya kemudian mengelus bibir merah Lacie.
"Andai aku yang menjadi ciuman pertamamu." Ucap Draco dalam.

Draco mendekatkan wajahnya kehadapan Lacie dan menutup matanya.
Lacie pun menutup matanya.

Bibir Draco mengulum bibir halus Lacie dengan lembut. Lacie pun membalasnya.

Ciuman pertama yang indah untuk Lacie.

Lacie menikmati ciuman pertamanya

Mereka saling melumat bibir dengan lembut.
Draco memegang kedua rahang Lacie. Dan Lacie memegang kedua tangan Draco yang sedang memegang rahangnya.

Kemudia Draco menurunkan tangannya kepinggang Lacie. dan Lacie melingkarkan tangannya di leher Draco.

Ciuman lembut ini masih berlangsung. Namun lama kelamaan,ciuman ini semaik rakus dan disertai dengan gairah.

Mereka pun menghentikan ciuman mereka dengan perlahan.

6 menit sudah ciuman itu berlangsung.

Draco menarik Lacie kedalam pelukannya. Lacie pun perlahan menutup matanya yang disertai dengan kantuk.

Lacie tidurd dipelukkan Draco.

Draco sangat ingin melindungi gadis yang dicintainya ini. Draco tidak ingin ada yang menyakitinya lagi.

Draco's POV
Tunggu. Kenapa..kenapa ia tidak menolak ciumanku? Dia baru saja mengatakan kalau dia mempercayaiku. Sungguh. Aku..aku tidak ingin menghentikannya. Aku sangat menyukai bibirnya. Dia sangat lembut,selembut hatinya.
Aku ingin terus berada disampingnya.
Tapi terlalu cepat jika mengatakan perasaanku sekarang. Sebaiknya kusembunyikan dulu. Tapi..argghh! Bodoh! Kau baru saja menciumnya! Pasti dia tahu kau mencintainya! Dasar,dasar bodoh! Bibirku yang nakal! Apa..apa aku mengambil kesempatan dalam kesempitan? Astaga,apa yang merasuki diriku. Tidak. Setidaknya dia mendapatkan ciuman pertamanya. Dariku. Ya,dariku. Bukan dari pria lain. Ini tanda,akulah orang yang mencintainya dengan tulus dan mampu membuatnya membalas ciumanku walaupun..aku..ya..agak licik,memang. Tapi sungguh,aku sungguh menciumnya untuk membuatnya tenang. Aku tidak ingin mengambil kesempatan dalam tragedi ini. Untungnya dia tidur nyenyak dipelukanku. Dadaku sebagai bantalnya.

Aku sangat mencintaimu,Springer. Aku tidak ingin pria lain menyentuhmu atau menyetubuhimu. Jangan. Aku ingin kau menjadi milikku,bahagia bersamaku. Aku ingin terus melindungimu. Dan akan terus bersamamu.

To be continued.

Hehe sorry ya pendek ceritanya :D keyboardnya lelet nih :<

Gimana? Sweet much? Comment nya dong. Kritik dan saran nya ditunggu yaaa :D

Thanks udah jadi readers setiaku hehe :*

Salam 2 jempol dari Ain ;D

Beneath Galaxy : Draco Malfoy And Lacie SpringerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang