Cinta karena terbiasa
Cinta karena rasa aman dan nyaman
atau...
☆☆☆
Ini hanya sepenggal kisah tentang seorang anak SMA yang mencintai kakak kelasnya
Kakak kelas yang berhasil mencuri hatinya saat ini
☆☆☆
Bisa di bilang ini lanjutan/sequel dari...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[Author PoV]
Jam sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Terlihat Riski tengah berdiri di depan kaca lemari nya. Setelah memastikan persiapan selesai ia langsung keluar dari kamarnya, menunggu seseorang. Lebih tepatnya kekasihnya.
Sesuai yang di katakan Rengga kemarin setelah Riski pulang sekolah, ia akan di jemput oleh Rengga jam 10 nanti.
"Mau kemana Ris?" tanya Bunda Riski yang melihat anaknya sudah rapi di ruang tamu.
"Mau pergi sama kak Rengga bun"
"kemana?"
"Gak tau, kemaren kak Rengga gak ngasih tau mau kemana" jawab Riski.
"Ya udah, nanti hati-hati di jalan. Bunda mau kerja dulu"
"Iya bun" setelah Riski mencium tangan bunda, bunda Riski pergi dan hanya tinggallah Riski di ruang tamu sendirian.
Adiknya, Syifa mungkin udah bangun dan sedang bersama budhe Dinar di belakang rumah. Sedangkan Ayahnya sudah berangkat kerja sejak jam 7 pagi tadi.
Hingga jam 10 lebih 5 menit Rengga juga belum datang. Riski bermaksud untuk menelfonnya tapi nomor Rengga gak aktif. Riski berusaha untuk berfikir positif, mungkin sebentar lagi nyampe. Begitu pikir Riski. Tapi, sampai jam 11 siang Rengga tetap gak muncul di depan rumah Riski. Riski kecewa, nomer Rengga juga gak kunjung aktif.
Karena terlanjur sudah berpakaian rapi Riski memutuskan untuk pergi jalan-jalan sendirian. Mumpung ada motor di rumah. Saat tengah mengeluarkan motornya suara yang ia kenal memenuhi gendang telinganya.
"Kak Riski mau kemana?" teriak Runa dari depan rumahnya. Yang kebetulan rumah Runa berada tepat di samping rumah Riski.
Riski menoleh kearah Runa. "Jalan-jalan" jawab Riski singkat. Runa dengan tiba-tiba berlari kearah Riski yang tengah mengeluarkan motor maticnya.
"Ikut dong kak" kata Runa.
"Ogah ah, gue lagi pengen sendiri" jawab Riski males.
"Yodah, ganti baju sana" kata Riski akhirnya, bukan karena luluh hlo ya tapi males aja ngeliat muka Runa dengan puppy eyes nya.
"Gak usah lah, gini aja gue juga udah kece kok" dengan PD nya Runa berkata demikian.
Riski mengerutkan alisnya dan menatap Runa dari atas sampe bawah. Kaos merah dengan tulisan di punggungnya YAOI dan ada angka di bawah tulisan itu 00 serta celana jins selutut dengan rambut yang di gerai sebahu.
"Lo... beneran pake baju.. " kata Riski dan menunjuk Runa dari atas sampe bawah.
"Emang kenapa sih sama pakaian gue, perasaan normal-normal aja deh" jawab Runa kalem.