[Andre PoV]
Pagi-pagi banget gue udah berangkat, jam 6 pagi udah siap buat kekantor. Surat izin juga udah diurus sama Shinta. Sekitar jam 7 lewat sedikit gue udah sampe dikantor, gue parkir mobil gue di tempat parkir khusus.
Gue langsung menuju keruangan om Dharma yang dulu pas Aran kesini. Gue kesini gak bawa apa-apa, gak bawa tas juga karena semua dokumen udah gue percayain sama om Dharma semua. Begitu gue masuk, udah ada om Dharma disana. Begitu liat gue masuk om Dharma langsung bangun dari duduknya dan jalan kearah gue.
"Gimana om?" tanya gue dan langsung jalan kearah kursi yang tadi di duduki om Dharma. Shinta juga ikut masuk ngikutin gue sambil bawa dokumen apaan gue gak tau.
"Begini tuan. Setelah mendapat perintah dari tuan untuk membangun gedung olahraga baru saya meminta manajer keuangan untuk mengurus masalah biaya keseluruhan yang akan dipakai untuk membangun gedung tersebut" jelas om Dharma. Dan gue juga membaca proposal mengenai biaya pembuatan gedung tersebut yang di kasih sama Shinta.
"Dari awal perencanaan keungan sampai pemeriksaan keuangan semuanya sudah lancar. Tapi saat pelaporan keuangan disitu masalahnya" lanjut om Dharma. "Setelah saya teliti lagi, kita rugi terlalu banyak. Seharusnya disitu tertulis total keseluruhan biaya yang dikeluarkan yaitu Rp. 19.973.750.000,-. Untuk biaya kontruksi dengan luas bangunan 6165 m² sebesar Rp. 18.495.000.000,- dan biaya perencanaan 5% sebesar Rp. 924.750.000,- serta biaya pengawasan 35 total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 554.000.000,-. Tapi di proposal ini tertulis sebesar Rp. 30.000.000.000,-" jelas om Dharma.
"Terus uang yang sebesar Rp. 10.026.250.000,- itu kemana?" tanya gue dengan suara yang agak gue kerasin dikit.
"Maaf Pak. Kami juga sedang mencari pak Bahari selaku manajer keuangan yang memegang untuk proyek ini, karena beliau juga sudah 5 hari ini tidak masuk kerja setelah selesai mengajukan proposal ini" kata Shinta. Gue langsung ngernyitin alis gue.
"Bahari? Bukannya manajer keungannya Rohmat?" tanya gue bingung.
"Maaf tuan. Pak Bahari itu pegawai baru, 2 bulan yang lalu beliau melamar pekerjaan disini. Sedangkan pak Rohmat sudah di pindahkan ke devisi lain" jawab om Dharma.
"2 bulan? Dan langsung disuruh terjun ke lapangan?!" gue marah. Gimana nggak marah? Gue aja belum pernah ngeliat wajahnya dan tau-tau udah terjun kelapangan tanpa sepengetahuan gue dan sekarang dia ngilang setelah uang yang di minta buat pembangunan udah cair terus uang yang 10 milyar itu kemana? Sembunyi di rekeningnya dia??
Om Dharma sama Shinta nundukin kepalanya. Gue gak mau ngurusin ini. Gue gak peduli. Gue belum liat orangnya, gue belum setuju dia terjun langsung kelapangan, juga gue belum nyuruh. Gue belum dapet laporan soal itu sama sekali.
"Gue gak mau peduli. Pokoknya minggu depan masalah ini sudah selesai. Gue gak mau ikut campur. Om Dharma harus tanggung jawab" kata gue tajem, saking keselnya gue.
Setelah itu gue langsung keluar dari ruangan gue itu dan lanjut pulang. Gue sempet ngeliat jam ternyata udah jam 11 siang. Lebih baik mampir makan siang dulu habis itu baru lanjut pulang ke rumah. Kepala gue pusing. Untuk masalah yang satu ini gue serahin ke om Dharma karena gue gak tau masalahnya pertama kali. Biasanya juga gue ikut bantuin kalo ada masalah. Tapi kali ini beda, gue sama sekali gak tau siapa itu Bahari dan kapan dia ngelamar pekerjaan di perusaah gue. Gue gak itu sama sekali dan karena itu semua om Dharma yang pertama kali ngurusin jadi gue angkat tangan. Bukannya gue gak mau ngebantu tapi gue mau om Dharma tanggung jawab dan nyelesein semua masalah yang dia buat sendiri.
Setelah selesei makan siang gue langsung pulang. Markirin mobil di garasi dan gue langsung masuk kekamar.
"Mau mbak buatin es jeruk mas?" sebelum gue sampe di kamar gue suara mbak Inah nge-interupsi gue. Gue balik badan gue dan jawab, "Iya mbak boleh. Nanti anjerin ke kamar aku ya" mbak Inah ngangguk dan gue lanjut jalan ke kamar.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Boy! (BoyXBoy)
General FictionCinta karena terbiasa Cinta karena rasa aman dan nyaman atau... ☆☆☆ Ini hanya sepenggal kisah tentang seorang anak SMA yang mencintai kakak kelasnya Kakak kelas yang berhasil mencuri hatinya saat ini ☆☆☆ Bisa di bilang ini lanjutan/sequel dari...