Chapter 4

8.3K 356 19
                                        

a/n : aku tau cerita ini makin gak jelas. Aku cuma mau bilang terimakasih buat

[Author PoV]

Satu minggu sejak Riski dan Rengga mulai menjalin hubungannya kembali. Saat ini mereka berdua tengah berjalan berdua hendak menuju ke sebuah café yang terletak di sebuah daerah di Jakarta Selatan.

Rengga meggenggam tangan Riski yang terasa pas di genggamannya, membuat wajah Riski memerah seketika. Jam menunjukkan pukul setengah tiga sore. Sepulang sekolah tadi Riski langsung di bawa pergi oleh Rengga untuk ke sebuah café yang terletak tak jauh dari sekolahannya.

Setelah sampai Rengga langsung memanggil pelayan untuk memesan pasanannya. Satu gelas cappuccino untuk Riski dan satu gelas espresso untuk dirinya.

“Tumben kak Rengga ngajak aku kesini” kata Riski.

“Lagi pengen aja sih, dulu kan juga gue sering ngajakin lo ke sini”

Kedua tangan Riski yang terletak di atas meja tiba-tiba di genggam oleh kedua tangan Rengga. Seketika Riski langsung menarik tangannya, bukan apa-apa sih takutnya ini kan banyak orang di sini, malu aja gitu.

Tapi ya, dasarnya Rengga itu tenaganya emang lumayan gede jadinya ya meskipun Riski narik tangannya juga gak bakalan kelepas. Akhirnya Riski pasrah saja kedua tangannya di genggam sama tangan Rengga yang kerasa hangat di kulitnya.

“Gue sayang sama lo Ki” kata Rengga membuat kedua pipi Riski memerah seketika.

“A-aku juga sa-sayang kok sama kak Rengga” Riski menjawab pelan dan sedikit tergagap.

Rengga senyum tulus dan mengeratkan genggaman tangannya. Matanya menatap lembut kedua mata Riski yang duduk di depannya. Mengangkat tangan kanan Riski dan menciumnya.

Setelah berbincang-bincang cukup lama dan setengah jam kemudian mereka keluar dari café tersebut untuk pulang.

“Besok hari sabtu ya?” tanya Rengga saat jalan menuju kembali kesekolah Riski untuk mengambil motornya.

“Iya, memangnya kenapa kak?”

“Besok lo libur kan?” Riski ngangguk sekilas.

“Besok gue jemput jam 10 pagi” Riski megerutkan alisnya mendengar perkataan Rengga.

“Emang mau kemana kak?” tanya Riski. Rengga hanya senyum dan mengacak rambut Riski sekilas.

“Ayo naik” kata Rengga saat sudah menyalakan motornya. Riski menurut dan langsung duduk di belakang Rengga.

***

[Andre PoV]

Gue baru tau kalo sakit hati bisa sesakit ini. Pantes aja banyak orang yang bunuh diri karna gak kuat sama sakitnya. Tapi, Cuma orang bodoh yang bakalan bunuh diri karena patah hati. Karena gue bukan termasuk orang bodoh makanya gue gak bakalan bunuh diri.

Oke mulai ngelantur.

Tapi jujur, gue baru ngerasain yang namanya sakit hati sekarang. gimana nggak? Orang yang gue sayang, cinta, ternyata udah punya pacar. Kan, sakit hati gue jadinya.

Ini semua gara-gara Runa. Brengsek. Gue jadi galau begini.

“Udah dong Ndre, ntar kalo jodoh juga bakalan kembali” kata Runa santai yang duduk di samping gue, di depan ada Shin dan Adit. Oke, sekarang kita berempat lagi duduk di kantin menunggu pesanan kami datang.

Gue masih marah sama Runa, nggak ding Cuma kesel aja. Gimana nggak, kemarenan pas gue bilang kalo Kak Riski udah punya cowok dianya gak percaya. Terus besoknya pas dia tanya ke kak Riskinya langsung ternyata bener, kak Riski udah punya cowok.

My Boy! (BoyXBoy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang