Empat

78 14 0
                                    

"Oke-oke, gue nyerah! Kita mulai Sekarang." Seru Nathan tiba-tiba dengan intonasi frustasi yang tersirat dalam nada bicaranya. Mengundang gelak tawa Kayla saat itu juga, sampai-sampai cewek itu memegangi perutnya. Wajah Nathan manyun, tapi malah membuatnya kelihatan lucu.

"Kalo lo terus-terusan ketawa, gue balik dan lagunya batal!" Ancam Nathan berucap kedua kalinya. Kalimat paling mujarab yang langsung membuat Kayla berhenti tertawa sambil membekap mulutnya sendiri.

Nathan siap beranjak, tapi Kayla cepat menahannya. "Jangan dong! Masa batal? Gue cuma bercanda kok."

Tapi nihil, Nathan kelihatannya masih marah pada Kayla, entah itu hanya pura-pura atau marah betulan. Kayla sendiri tidak bisa menebaknya, karna Nathan bisa saja sedang mengerjainya untuk membalas tawaan meledek tadi. Akhirnya Kayla mengangkat satu tangannya dengan kedua jari membentuk peace. "Janji deh, nggak bakal ngajakin lo tanding ayam-ayaman lagi."

Setelah menunggu beberapa detik menegangkan. Berlaku hanya untuk Kayla, karna Nathan mulai menyukai keadaan ini. Jujur saja, Nathan paling tidak suka bertanding ayam-ayaman dengan Kayla. Boleh percaya atau tidak, Kayla is the winner, as usual. Akhirnya Nathan kembali duduk di tempat nya semula sambil menghela. Dia menatap Kayla intens. "Ada konsekuensi yang berlaku kalau lo langgar janjinya." Sebuah senyuman manis namun penuh kemenangan terhias diwajah Nathan.

Oke, anggap Nathan dan Kayla kekanakan disaat anak seusia mereka sudah lupa, bahkan tidak mengenal permainan ayam-ayaman. Permainan yang hanya menggunakan satu ibu jari itu kedengarannya memang mudah, tapi entah kenapa Nathan selalu kalah kalau lawannya Kayla, padahal kalau soal tenaga, jelas Nathan punya yang lebih dari cewek itu. Tapi jangan lupakan satu hal; semua permainan itu butuh strategi, termasuk juga ayam-ayaman. dan Nathan kalah telak soal yang satu itu kalau dibidang permainan seperti ayam-ayaman.

Kayla sama sekali kelihatan tidak takut. Cewek itu balas tersenyum menantang dengan kedua alis terangkat. "Oke, siapa takut?"

Tapi Nathan tidak memberikan respon lebih, ia hanya sekedar terkekeh sebentar, lalu mulai fokus mengatur letak tangannya sesuai kunci C dan tak lama suara berirama khas gitar terdengar seiring jari-jari terlatih Nathan memetik senarnya. dia melirik Kayla sebelum. akhirnya mulai menyanyikan bait pertama.

Diriku ingin ku tahu arti hidupku
Hanya dirimu yang melengkapi ku, kaulah nafasku

Dirimu kaulah yang terindah dalam hidupku
Air matamu lemah kan hatiku yang ada untukmu

Nathan kembali melirik Kayla di sela-sela nyanyian nya, namun kali ini lebih lama. Cewek itu memejamkan mata sambil menggoyangkan kepala ke kanan dan kiri mengikuti irama, seolah sangat menikmati. Tapi mulutnya tetap bernyanyi walau tidak sekeras Nathan.

Inilah duniaku untuk bersamamu

Dan walau waktu berjalan ku kan terus bertahan
Pelukku yang akan selalu menghangatkanmu

Dan takkan ada yang bisa melepasmu dariku
Pelukku yang akan selalu menjagamu

Bait pertama setelah jeda sebentar itu, mengingatkan Nathan satu hal; sampai detik ini ia bertahan hanya untuk Kayla, tidak yang lain, termasuk keluarganya sendiri. Bahkan, Nathan tidak ingat sejak kapan tepatnya ia mulai belajar hidup sebagai sebatang kara.

Genggam tanganku, bersandar kepadaku
Ingin ku berada di samping mu sepanjang hidupku

Rasa ini hanya ada saat bersamamu
Bahagia ku dengar canda tawa mu, terangi hatiku

Dan walau waktu berjalan ku kan terus bertahan
Pelukku yang akan selalu menghangatkanmu

Dan takkan ada yang bisa melepasmu dariku
Pelukku yang akan selalu menjagamu

Just A MomentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang