"Siyeon-ya" panggil Somi.
"Wae?" Sahut Siyeon, sahabat dekatnya itu.
"Apa kau tahu cara untuk lebih dekat dengan Mark? Aku baru satu langkah dan masih ada 29 langkah lagi" ujar Somi.
Siyeon berfikir sejenak. Ia memikirkan jawaban yang tepat. "Ah! Bagaimana kalau kau ikut cheerleader? Kan Mark sunbae pemain basket"
Somi membayangkan dirinya sebagai anggota cheerleader. Menggunakan rok pendek, pompom, berdiri di ketinggian. Itu bukanlah gayanya.
"Apa susah untuk mengikuti cheerleader?" Tanya Somi.
"Ntahlah. Tapi kau harus menghadapi Mina sunbae" Jawab Siyeon.
"Mina? Kang Mina?" Bingung Somi.
Siyeon mengangguk. "Dia itu menyeramkan. Sama seperti Mark. Dingin. Cuek. Pelit senyum"
"Baiklah akan kuusahakan!" Balas Somi.
-
Mina memandang Somi dari atas kebawah. Pandangan aneh tak dapat ia hindarkan.
"Kau ingin bergabung cheerleader?" Tanya Mina.
Somi mengangguk mantap.
"Mianhamnida. Kami sedang tidak membuka lowongan" balas Mina.
"Sunbaenim, tolong aku sangat ingin bergabung. Boleh ya? Aku pernah les menari kok" kata Somi.
Mina menghela nafasnya pasrah. "Baiklah nanti sore kau boleh ikut latihan. Aku ingin melihat kemampuanmu"
Somi berjingkrak-jingkrak senang. "Yeeaay! Terima kasih sunbae"
Mina hanya mengangguk.
-
Sore itu, Somi datang ke stadion basket untuk latihan cheerleader. Kebetulan basket juga sedang latihan. Betapa senangnya hati Somi karena ia bisa melihat Mark latihan basket tanpa perlu mengintip-intip lagi.
"Baiklah. Somi-ya, sebagai cheerleader kau harus bisa split. Apa kau bisa?" Tanya Mina.
"Split.. ah.. geurae. Aku bisa" Jawab Somi.
"Baiklah aku ingin lihat" kata Mina.
Somi dengan ragu berdiri di depan Mina. Ia ragu dia bisa melakukannya atau tidak. Karena ia tak pernah belajar tentang split sama sekali.
Somi mulai mengangkangkan kakinya dan ia pun split. Mina sedikit terkejut karena Somi bisa melakukannya.
"Woah aku bisa melakukannya" ujar Somi senang.
"Hebat. Selanjutnya apakah kau bisa kayang?" Tanya Mina.
Somi mengangguk. Ia melakukan kayang dari berdiri yang membuat Mina benar-benar terkejut setengah mati karena Somi bisa melakukannya
Mark duduk di lantai stadion bersama Jeno. Mark meneguk air mineralnya setelah lelah berlatih.
"Mark lihat aksi pacarmu. Jeon Somi" kata Jeno.
Mark menyemburkan minumnya. "Jeon- Jeon Somi?!"
Mark melihat Somi sedang kayang bersama anak cheerleader. Mark mendengus pelan.
"Pasti ia bergabung cheerleader. Aku menyesal memberi ia tantangan padanya" kata Mark.
"Jangan begitu. Manatau kalian benar-benar berpacaran? Aduhai senangnya!" Ujar Jeno senang. Mark mendorong tubuh Jeno.
Lama kelamaan para anggota basket pun berpulangan. Begitu pula anggota cheerleader. Disana hanya tersisa Mark, Jeno, dan Somi.
"Mark aku pulang ya. Jeon Somi, aku pulang ya!" Pamit Jeno.
"Ne sunbae! Hati-hati dijalan!" Balas Somi.
Jeno pun meninggalkan stadion dan hanya tersisa Mark dan Somi di sana. Somi sedari tadi mempelajari koreografi cheerleadernya. Sedangkan Mark sedang bersiap-siap pulang.
"Apa kau mau sampai besok di sini?" Tanya Mark.
"Ah apa kau mengajakku pulang?" Tanya Somi.
Mark melempari Somi dengan bola basket dan membuat Somi jatuh pingsan karena mengenai perutnya. Mark pun menghampiri Somi.
"Yak Jeon Somi. Gwenchanayo?" Tanya Mark sambil mengguncangkan tubuh Somi pelan.
Tiba-tiba Somi tersenyum dan membuka matanya. "Ah kau mengkhawatirkanku ya?"
"In your dream" balas Mark sambil berjalan mendahului Somi.
Somi memanyunkan bibirnya.
"Aku tunggu di depan gerbang sekolah" ucap Mark sebelum hilang keluar stadion.
Somi menampar pipinya bekali-kali. "MARK SUNBAE MENGAJAKKU PULANG?! INI BUKAN MIMPI"
Ia berjingkrak-jingkrak kesenangan lalu berlari keluar dari stadion.
-
"Yak Jeno sunbae. Apakah kau benar-benar meninggalkan mereka berdua?" Tanya Siyeon yang sedang bersembunyi bersama Jeno.
"Iya. Jelas-jelas mereka berdua masih di dalam kok" balas Jeno.
Mereka pun bersembunyi di balik semak-semak untuk menanti Mark dan Somi keluar secara bersamaan.
"Cepatlah keluar... keluarlah bersama..." gumam mereka berdua penuh harap.
Tiba-tiba Mark keluar.
Siyeon menjambak rambut Jeno heboh. "Lihat lihat! Itu Mark sunbae!"
Jeno mengusap kepalanya. "Iya aku juga tahu itu Mark! Tapi kenapa ia tak bersama Somi?"
"Ah jinjja! Mereka tak pulang bersama" kesal Siyeon.
Tiba-tiba Somi keluar dari stadion.
"Itu Somi! Ayo kita ikuti!" Kata Jeno yang langsung menarik Siyeon.
Somi pun berjalan beriringan dengan Mark. Sungguh ia senang sekali. Mark benar-benar mengajaknya pulang.
"Mark sunbae. Kemarin aku bertemu abangmu. Ternyata ia tampan ya" kata Somi.
"Kau menyukaiku, atau Vernon hyung?" Balas Mark.
Somi memgerucutkan bibirnya. "Jadi namanya Vernon. Mark dan Vernon. Kalian benar-benar keluarga bule ya"
Tiba-tiba Somi terjatuh. Mark memandang Somi.
"Dasar bodoh. Kau baru belajar berjalan hah?" Tanya Mark.
Mark pun langsung menarik tangan Somi untuk membantunya berdiri. Somi langsung memulai aktingnya.
"Aduh aku tak bisa berjalan" keluh Somi.
Mark memutarkan bola matanya. Ia meletakkan lengannya di lengan Somi. Sedangkan lengan Somi diletakkan di bahunya. "Aku antar kau pulang. Puas?"
Somi hanya tersenyum. Mark merasakan jantungnya ketika melihat senyuman Somi.
Dari kejauhan Siyeon hanya mengguncangkan tubuh Jeno.
"Sunbae lihatlah! Aaaa mereka cute sekali! Aku jadi ingin seperti mereka!" Kata Siyeon.
"Yak Siyeon aku bukan susu kocok! Jangan mengguncangkan tubuhku!" Kesal Jeno.
"Mianhae..." balas Siyeon sambil nyengir.
"Kau ingin seperti mereka?"
Siyeon mengangguk.
Jeno pun melingkarkan lengannya di bahu Siyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
30 days of love →marklee&somi←
Fanfiction"Kalau kau bisa membuatku jatuh cinta dalam waktu 30 hari, aku akan menjadi kekasihmu. Kalau kau gagal atau kau menyerah, pergilah dari hidupku" -Mark ♡ Bisakah Somi menaklukan hati Mark?