"Dari mana saja kau?" Tanya Vernon yang berdiri di atas tangga.
Vernon melihat adiknya baru tiba di rumah. Padahal sekarang sudah menjelang malam.
"Bukan urusanmu" balas Mark sambil menaiki tangga.
"Di mana kesopananmu?"
"Mengantar temanku. Puas?" Balas Mark sambil melanjutkan langkahnya menuju anak tangga.
"Ah aku tahu. Pasti gadis itu. Yang kemarin kerumah. Ia cantik" ucap Vernon.
Mark menghentikan langkahnya. Perasaan tidak suka ia rasakan ketika Vernon mengucapkan kata-kata itu.
"Ulangi ucapanmu" kata Mark.
"Ia cantik. Siapa namanya?"
"Cari saja di google" balas Mark sambil memasuki kamarnya dan membanting keras pintu kamarnya.
-
Somi terus-terusan menceritakan kejadian kemarin kepada Siyeon. Mark merangkul tubuhnya dan mengantarnya sampai rumahnya.
"Bagus dong kalau begitu. Omong-omong waktumu berapa hari lagi?" Tanya Siyeon.
Somi menghela nafasnya. "28 hari lagi. Apakah itu cukup?"
"Cukup! Tenang saja!" Hibur Siyeon.
"Apakah kau ada ekskul vocal hari ini?" Tanya Somi.
Siyeon menggeleng. "Kau ada latihan cheerleader kan? Semangat!"
"Gomawo Siyeonie" balas Somi. "Baiklah aku akan mengganti pakaianku terlebih dulu. Annyeong!"
-
Somi sudah tiba dengan pakaian training nya untuk latihan cheerleader. Ia mengikuti gerakan cheerleader dengan baik.
"Kau bagus juga. Pertahankan" kata Mina.
"Gomawo sunbae!" Balas Somi senang.
Mark dan Jeno melihat mereka dari kejauhan. Jeno hanya tersenyum melihatnya sedangkan Mark tak henti-hentinya mendengus.
"Katanya kakinya sakit! Dasar drama" ucap Mark.
"Namanya dia mencari cara untuk dekat denganmu. Bukannya itu cara yang masuk akal? Kau sendiri yang mengizinkannya" balas Jeno.
"Baiklah, apakah ada yang mau berada di formasi atas?" Tanya Mina kepada anggota cheerleader.
Tidak ada yang mengangkat tangan. Lalu Somi mengangkat tangannya. "Aku mau!"
"Baiklah kita uji coba dulu" kata Mina.
Dengan bantuan teman-teman cheerleadernya, Somi berhasil naik ke atas. Somi tak dapat menyembunyikan kegembiaraan dan antusiasme nya.
"Woaah!" Ucap Somi senang.
Mark hanya menggelengkan kepalanya. "Ia terlihat seperti sirkus"
"Kau ini selalu saja berkomen. Dasar anak facebook" balas Jeno.
Sakin antusiasnya, keseimbangan Somi hilang. Ia mulai jatuh dan membuat anggota cheerleader panik.
"Somi-ya!" Panik cheerleader-cheerleader itu.
Mark yang melihat itu langsung berlari ke arah Somi dan Somi pun terjatuh di atas tubuhnya.
Deg..deg..deg..
Mina yang melihat kejadian itu hanya menghela kasar nafasnya. Ia membuang wajahnya dari mereka. Itu benar-benar pemandangan yang buruk baginya.
Somi yang bertumpu pada Mark langsung menunjukkan ekspresi khawatirnya pada Mark. Mark seperti menahan sakit.
Jeno menghampiri mereka berdua. "Mark gwenchanayo? Somi gwenchana?"
"Aku baik-baik saja. Tapi Mark sunbae-"
"Aku baik-baik saja. Argh-" ucapan Mark terpotong karena ia merasakan sakit pada pergelangan tangannya.
"Apa ada yang sakit?" Tanya Somi khawatir.
"Pergelangan tanganku..."
"Apa sakit? Aku akan mengantarmu ke rumah sakit! Ayo!" Ucap Somi.
Mark dan Somi pun keluar dari stadion menuju rumah sakit di depan sekolah. Sedari tadi Mark hanya memegang pergelangan tangannya. Somi mulai merasa bersalah. Ia menahan air matanya.
"Pergelangan tangannya retak" ucap Dokter.
"Mwo? Retak?!" Kaget Somi. Ia semakin sedih.
Mark hanya diam. Lalu ia membuka mulut untuk bicara. "Berapa lama penyembuhannya?"
"Kira-kira satu bulan" jawab Dokter.
"Aku ada pertandingan basket dua minggu lagi. Aku tetap harus mengikutinya" ucap Mark. "Apakah ada cara untuk sembuh cepat?" Tanya Mark.
"Tentu ada. Kau harus rutin setiap hari kemari. Tak lupa untuk minum obat dan memakan atau meminum asupan kalsium" jawab Dokter itu.
"Baiklah aku akan mengantarnya berobat setiap hari!" Ucap Somi.
-
Somi dan Mark berjalan beriringan. Tangan Mark kini di gips agar tidak bertambah parah.
"Sunbae.. aku minta maaf. Karena aku tanganmu jadi retak. Padahal kau ada pertandingan. Aku minta maaf" kata Somi sambil tertunduk. Ia menahan air matanya.
Mark terdiam sejenak lalu tertawa. "Gwenchana. Kan bisa sembuh. Aku akan mengusahakannya" balas Mark.
"Aku akan membayar semua biayanya dengan tabunganku. Tolong maafkan aku" kata Somi.
Mark tersenyum. "Keluargaku sudah kaya. Simpan saja tabunganmu untuk cucumu nanti"
Somi tertawa. Sepertinya ini pertama kali Mark tertawa dengannya. Ia sungguh senang.
Tak lama kemudian mereka sampai di rumah Mark. Eomma Mark dan Vernon berada di pagar sekarang.
"Omoo! Markkeu! Ada apa denganmu?!" Tanya eomma Mark.
"Hmm... itu kesalahanku, ajhumma. Pergelangan tangannya retak karena aku. Jeoseonghamnida" jawab Somi.
"Jinjja? Ah gwenchana. Terima kasih telah mengantar Mark pulang dan mengantarnya ke rumah sakit" ujar Eomma Mark.
"Ne Cheonma ajhumma" balas Somi.
Eomma Mark menarik Mark ke dalam rumah. "Jeon Somi"
"Ne?"
"Gomawo" ucap Mark. Lalu ia kembali masuk.
Somi tersenyum.
"Jadi namamu Jeon Somi?" Tanya Vernon.
Somi mengangguk. "Ne Vernon oppa"
Vernon sedikit terkejut. "Kau tahu namaku? Ah pasti karena Mark"
Somi mengangguk. "Baiklah aku permisi pulang ne"
"Ne hati-hati di jalan" ucap Vernon.
Somi mengangguk dan berjalan meninggalkan Vernon.
"Jeon somi" gumam Vernon sambil tersenyum.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
30 days of love →marklee&somi←
Fanfiction"Kalau kau bisa membuatku jatuh cinta dalam waktu 30 hari, aku akan menjadi kekasihmu. Kalau kau gagal atau kau menyerah, pergilah dari hidupku" -Mark ♡ Bisakah Somi menaklukan hati Mark?